Miliki Pemasaran Online, Produksi Sneakers Indonesia Naik Saat Pandemi

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Senin, 10 Agustus 2020
Miliki Pemasaran Online, Produksi Sneakers Indonesia Naik Saat Pandemi

Ilustrasi sepatu buatan Indonesia. (Foto: Kemenperin).

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Nilai ekspor industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki pada 2019 mencapai 5,12 miliar dolar AS. Pada periode Januari-Juni 2020, ekspornya mencapai 2,81 miliar dolar AS atau meningkat 9,7 persen bila dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2019 yang berada di angka 2,56 miliar dolar AS.

Nilai dan potensi yang besar ini, membuat Indonesia menjadi negara eksportir produk alas kaki terbesar ketiga di dunia, dengan total 406 juta pasang alas kaki. Merujuk laporan World Footwear Yearbook 2019, Indonesia merupakan pusat produksi alas kaki terbesar keempat di dunia dengan total produksi mencapai 1.271 juta pasang alas kaki.

Namun, pandemi membuat konsumsi alas kaki menurun. Hal ini berdasarkan data World Footwear Business Condition Survey - First Semester 2020, dalam hasil surveinya periode Januari hingga April 2020, konsumsi alas kaki dunia mengalami penurunan hingga 22,5 persen dan kinerja penjualan global turun hingga 74 persen.

Baca Juga:

PT PP Tegaskan Proyek Pelabuhan Patimban Bakal Sesuai Target

"Meskipun demikian, dampak pada lini produksi alas kaki, terutama sneakers justru mengalami kenaikan sebesar 42 persen. Hal ini disebabkan oleh bahan baku pembuatan sneakers yang umumnya berbahan dasar tekstil dan karet serta para produsen sneakers telah memiliki platform pemasaran online," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangannya di Jakarta, Senin.

Ia mengakui, pada masa pandemi ini terjadi perubahan yang cukup besar terhadap kinerja industri alas kaki. Sehingga, Kementerian Perindustrian menginisiasi pembentukan Indonesia Footwear Network (IFN) sebagai sebuah platform jejaring bagi pelaku industri alas kaki dan pendukungnya, yang bertujuan untuk membangkitkan gairah usaha para pelaku industri persepatuan di Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

"Platform IFN ini merupakan sebuah etalase yang menampilkan informasi pelaku bisnis usaha yang terdiri dari brand, supplier, dan produsen sehingga dapat diakses oleh seluruh pelaku usaha bidang alas kaki dan produk kulit," katannya.

Gati menjelaskan pada masa pandemi dan adaptasi kebiasaan baru saat ini menjadi sebuah tantangan bagi para pelaku industri dalam negeri, termasuk sektor industri kecil menengah (IKM). Mereka dituntut mampu lebih kreatif dan inovatif untuk mempertahankan usahanya.

"Jadi, agar pelaku usaha dapat memanfaatkan kondisi pasar saat ini, salah satu cara yang dilakukan dengan membangun jaringan antarpebisnis. Sehingga, mereka akan mendapatkan peluang kerja sama dan meningkatkan citra diri personal hingga company branding," paparnya.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Gati Wibawaningsih. (Foto: Kemenperin)

Dengan konsep collect, connect, dan collaboration, lanjut ia, IFN mengumpulkan data para pelaku industri alas kaki melalui etalase online berbasis situs web untuk mempermudah pengumpulan serta pencarian informasi dan profil berbagai usaha industri alas kaki dari sektor hulu sampai hilir.

Platform IFN ini juga dapat memberikan akses seluas-luasnya kepada sesama pelaku industri alas kaki maupun masyarakat umum yang tertarik dan berminat dalam pengembangan industri alas kaki.

Bahkan, membuka peluang kolaborasi antara pelaku usaha dan masyarakat umum, sehingga memberikan dampak positif yang saling menguntungkan.

"Jika bergabung di platform IFN, keuntungan yang diperoleh adalah berbagai manfaat dan kemudahan dari Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), antara lain berupa informasi tentang profil produsen, supplier, local brand alas kaki bisa diakses oleh potensial buyer, investor, dan trader secara online," sebutnya.

Keuntungan lainnya, promosi berkala profil IFN di platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Youtube.

"BPIPI akan membuat media kampanye untuk para pelaku industri alas kaki di Indonesia, termasuk yang tergabung dalam IFN," ungkapnya.

Baca Juga:

Rangkul Pengangguran Surabaya, 'Rewang' Hadirkan Jasa ART sampai Badut

#Kemenperin #Produk Indonesia #Ekspor-Impor
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
PHK Naik 32 Persen, Ini Pembelaan Pemerintah
Pada Februari 2025, jumlah tenaga kerja sektor industri tercatat 19,60 juta orang, turun dibandingkan pada Agustus 2024 sebanyak 23,98 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 30 Juli 2025
PHK Naik 32 Persen, Ini Pembelaan Pemerintah
Indonesia
Legislator Ingatkan Penguatan Proteksi Pertanian Nasional di Tengah Gempuran Impor AS
Komisi VI DPR juga menyadari ketergantungan Indonesia pada beberapa komoditas impor seperti gandum dan kedelai
Angga Yudha Pratama - Selasa, 29 Juli 2025
Legislator Ingatkan Penguatan Proteksi Pertanian Nasional di Tengah Gempuran Impor AS
Indonesia
Alasan Pemerintah Daya Saing Indonesia Bisa Anjlok ke Posisi 40 Dari 69 Negara Dunia
Indonesia perlu melakukan integrasi strategi dari hulu ke hilir. Sebab, kebijakan pemerintah menjadi pendukung daya saing jangka panjang.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 26 Juni 2025
Alasan Pemerintah Daya Saing Indonesia Bisa Anjlok ke Posisi 40 Dari 69 Negara Dunia
Indonesia
Mainan Anak Produksi Indonesia Masih Diminati Dunia, Peringkat ke-22 Dari 195 Negara
Jenis produk mainan anak nasional yang menjadi unggulan ekspor ke Amerika Serikat antara lain boneka, stuffed toys, mainan lainnya, mainan skala/model, dan mainan blok set.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 20 Juni 2025
Mainan Anak Produksi Indonesia Masih Diminati Dunia, Peringkat ke-22 Dari 195 Negara
Indonesia
Kedai Kopi di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat, Masih Banyak Potensi
Kemenperin mencatat jumlah konsumsi kopi nasional mencapai 1,03 kilogram per kapita, dengan total konsumsi dalam negeri sebesar 288 ribu ton.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 20 Mei 2025
Kedai Kopi di Indonesia Meningkat 3 Kali Lipat, Masih Banyak Potensi
Indonesia
Revisi Aturan Impor Segera Keluar, Menteri Sebut Untuk Lindungi Pekerja
Beleid tersebut bukan bertujuan untuk meningkatkan proteksionisme pasar, melainkan guna melindungi tenaga kerja dari penurunan produktivitas industri.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 09 Mei 2025
Revisi Aturan Impor Segera Keluar, Menteri Sebut Untuk Lindungi Pekerja
Indonesia
Rencana Penghapusan Outsourcing Bukti Keberpihakan Presiden Prabowo ke Buruh
Pemerintah selalu hadir untuk memberikan kepastian kepada para pekerja seperti jaminan sosial dan seterusnya.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 05 Mei 2025
Rencana Penghapusan Outsourcing Bukti Keberpihakan Presiden Prabowo ke Buruh
Indonesia
DPR Desak Kemenperin Aktif Merespons Kekhawatiran Pelaku Industri Akibat Kebijakan Global
Penurunan Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terjadi pada April 2025. Penurunan ini berada di level kontraksi 46,7 terendah sejak masa pandemi COVID-19.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 05 Mei 2025
DPR Desak Kemenperin Aktif Merespons Kekhawatiran Pelaku Industri Akibat Kebijakan Global
Indonesia
Mundur LG Dari Investasi Baterai Tidak Perlu Dikhawatirkan, Sudah Puluhan Perubahan Bikin Mobil Listrik di Indonesia
Di Indonesia kini sudah terdaftar 63 perusahaan yang mempercayakan sepeda motor mereka diproduksi di Indonesia, dengan kapasitas produksi 2,28 juta unit pertahun.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 28 April 2025
Mundur LG Dari Investasi Baterai Tidak Perlu Dikhawatirkan, Sudah Puluhan Perubahan Bikin Mobil Listrik di Indonesia
Indonesia
DPR Desak Kebijakan Impor Selektif dan Peningkatan Pajak di Tengah Gejolak Global
Pemerintah Indonesia menawarkan peningkatan impor dari Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump pada produk Indonesia
Angga Yudha Pratama - Minggu, 20 April 2025
DPR Desak Kebijakan Impor Selektif dan Peningkatan Pajak di Tengah Gejolak Global
Bagikan