Milenial dan Generasi Z Jangan Hanya Memikirkan Kesenangan Jangka Pendek


Generasi milenial terkesan sangat nekat dengan pengeluarannya yang jor-joran. (Unsplash/Helena Lopes)
SUDAH menjadi rahasia umum kalau kaum milenial menerapkan gaya hidup yang sangat komsumtif. Dengan penghasilan yang bisa dibilang masih di sekitar area UMR, generasi milenial terkesan sangat nekat dengan pengeluarannya yang jor-joran. Satu hal yang paling mengagetkan adalah membelanjakan uang untuk hal-hal yang tidak terlalu penting.
Baca juga:
Tanpa disadari sebenarnya mereka bisa melakukan penghematan yang tidak sedikit jumlahnya jika mereka bisa menekan gaya hidup komsumtif mereka. Dengan menjalankan gaya hidup lebih hemat, banyak sekali keuntungan-keuntungan yang bisa mereka dapat, yang bisa saja membuat hidup mereka jauh lebih baik di kemudian hari.
Merangkum laman usatoday dan cnbc, berikut beberapa tips untuk milenial dan generasi Z agar tidak melulu terjebak dengan gaya hidup konsumtif yang sangat menggerogoti.
Pola Pikir

Konsep berpikir yang salah dari awal menjadi biang kerok terjadinya masalah keuangan. Banyak milenial menerapkan pola pikir yang lumayan ekstrim.
Misalnya, mereka tidak mau ambil pusing akan hari esok dan hanya mementingkan untuk hari ini saja. Ada lagi yang beranggapan bahwa semua bisa dibeli cukup dengan menggesek kartu kredit, dan bayarnya bisa dicicil.
Konsep-konsep berpikir merusak seperti di atas harus segera dibuang jauh-jauh. Mulai untuk menerapkan pola pikir yang positif, seperti dengan menabung dan berhemat bisa membuat kaya, atau sudah cukup berbelanja sepatu terbaru lagi karena sebelumnya sudah memiliki 20 pasang sepatu hits.
Tahan Napsu

Gaya hidup masa kini yang serba wow ala hedonisme juga merasuki kaum milenial. Tawaran-tawaran duniawi yang menyenangkan memancing kaum milenial untuk juga ikut merasakan.
Sebut saja dari mode hits yang selalu up to date, fancy food sampai jadwal pelesiran dan melancong yang masuk dalam agenda rutin. Hal-hal demikian jelas membutuhkan uang yang tidak sedikit.
Kencangnya arus serangan tawaran dunia yang menggiurkan, sangat penting sekali untuk kaum milenial menahan diri dan tidak tergoda dengan tawaran menggiurkan.
Baca juga:
Tidak sedikit milenial terpancing untuk konsumtif hanya karena alasan eksistensi atau hanya karena ingin pamer di media sosial yang akhirnya berujung dengan masalah. Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan adalah cara yang paling jitu agar terhidar dari hawa napsu.
Sortir Pergaulan

Status sosial seseorang salah satunya dapat dilihat dari seberapa besar komunitas pertemanan yang dimiliki seseorang. Buat milenial dan genersi Z, pergaulan bisa menjadi indikator seberapa eksisnya mereka di mata teman-temanya, dan ini menjadi sangat penting bagi mereka. Dengan pergaulan yang intens, tentu akan memberi banyak pengaruh baik maupun buruk.
Penting sekali untuk selalu mensortir teman-teman dalam ruang lingkup pergaulan. Teman yang baik jelas akan selalu memberikan nasihat dan masukan yang baik.
Tidak sedikit teman yang dianggap baik ternyata merupakan musuh dalam selimut. Mereka bertujuan menjebak agar kamu masuk ke dalam sebuah masalah dan kesulitan. Teman yang baik juga tidak akan menilai kamu dari apa yang kamu pakai, atau miliki. (Lgi)
Baca juga:
Bagikan
Leonard
Berita Terkait
Gen Beta Mulai Lahir Januari 2025, Apa Saja Bedanya dengan Generasi-Generasi Sebelumnya?

Kenalan dengan Gen Beta, Generasi Baru yang Lahir Mulai Januari 2025

Kurangi Rasa 'Pesimisme' untuk Lebih Bahagia

Jangan Sampai Dicap 'Delulu' Sama Gen Alpha, Artinya Serupa 'Halu' Bagi Gen Z

Generasi Z Butuh Perbaikan Gizi Hadapi Persaingan SDM Global

Perumnas Hadirkan Hunian Smart Living untuk Milenial dan Gen Z

DPRD DKI Soroti Daya Beli Generasi Z di Jakarta

Generasi Digital Savvy Lebih Suka Habiskan THR untuk Belanja daripada Menabung

9 Rahasia Kebahagiaan Abadi Menurut Ilmuwan

Studi: Milenial akan Jadi Generasi Paling Tajir Sepanjang Sejarah
