Sains

Mesin Pendarat InSight Milik Nasa Pensiun di Mars

Andrew FrancoisAndrew Francois - Jumat, 23 Desember 2022
Mesin Pendarat InSight Milik Nasa Pensiun di Mars

Alasannya karena kehabisan energi. (Foto: NASA)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MESIN pendarat milik NASA nan bernama InSight baru saja menutup usianya di tanah berdebu Mars setelah perjalanan selama empat tahun di planet tersebut. Mesin itu digunakan NASA untuk mendeteksi gempa dan menyelidiki bagian dalam planet Mars.

Momen ini memang sudah diprediksi akan terjadi, sebab NASA selama beberapa bulan belakangan sudah sering mengalami kesulitan menghubungi pesawat penjelajah ruang angkasa tersebut. Kesimpulan NASA adalah baterai bertenaga surya yang menggerakkan mesin itu sudah kehabisan energi.

Kali terakhir mesin pendarat InSight berkomunikasi dengan Bumi adalah pada 15 Desember 2022, seperti dilaporkan laman The Verge, Kamis (22/12). Kematiannya menutup sebagian besar misi sukses yang telah dijalani NASA untuk mempelajari bagian dalam planet Mars.

Baca juga:

Mengintip Spesifikasi Canoo, Mobil Listrik untuk Transportasi NASA

InSight memulai perjalanan sejak 2018. (Foto: NASA)

Mesin pendarat itu diluncurkan pada bulan Mei 2018 dan mendarat pada November di tahun yang sama. InSight dilengkapi dengan sesimometer yang mampu mendeteksi lebih dari 1.000 marsquakes. Sebagian besar gempa Mars relatif kecil, tapi setidaknya tahun ini pernah terdeteksi hingga setara dengan 5 SR.

Data-data mengenai goncangan dan gempa tersebut digunakan para ilmuwan untuk mempelajari dan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang komposisi planet Mars. Berkat InSight, para ilmuwan dapat memastikan bahwa inti Mars adalah cair.

Mereka juga dapat menentukan ketebalan kerak Mars yang ternyata kurang padat dari perkiraan sebelumnya dan kemungkinan terdiri dari tiga lapisan. Mesin pendarat itu juga menghasilkan gambar yang detail tentang cuaca di Mars, termasuk banyaknya aktivitas gempa.

Baca juga:

NASA Tingkatkan Detektor, Waspadai Asteroid Dekati Orbit Bumi

InSight membantu ilmuwan NASA mempelajari inti Mars. (Foto: NASA)

InSight sudah seperti teman dan kolega di Mars bagi para ilmuwan di bumi. Mesin itu adalah salah satu dari empat misi yang saat ini ada di Planet Merah, bersama dengan pesawat penjelajah AS Perseverance, Curiosity, dan Zhurong milik Tiongkok.

NASA mengatakan akan terus mendengarkan sinyal dari mesin pendarat itu, yang terakhir berkomunikasi dengan Bumi seminggu yang lalu, tetapi dianggap tidak mungkin setelah berbulan-bulan debu Mars menumpuk di dua panel surya, melemahkan dayanya. (waf)

Baca juga:

NASA Tunda Peluncuran Roket ke Bulan

#NASA #Sains
Bagikan
Ditulis Oleh

Andrew Francois

I write everything about cars, bikes, MotoGP, Formula 1, tech, games, and lifestyle.

Berita Terkait

Indonesia
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Brasil dan Indonesia sepakat bekerja sama di bidang ekonomi dan sains. Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, berharap kerja sama ini bisa menguntungkan dua negara.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Sepakat Kerja Sama di Bidang Ekonomi dan Sains, Presiden Brasil Harap Bisa Untungkan 2 Negara
Dunia
Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Penemuan mereka berpotensi mengatasi beberapa masalah terbesar di planet ini, termasuk menangkap karbon dioksida untuk membantu mengatasi perubahan iklim dan mengurangi polusi plastik melalui pendekatan kimia.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
 Ilmuwan Peneliti Material Baru Terima Hadiah Nobel Kimia, Temuannya Dapat Bantu Selamatkan Planet
Dunia
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Membuka jalan bagi lahirnya generasi baru komputer superkuat.
Dwi Astarini - Rabu, 08 Oktober 2025
Tiga Ilmuwan Raih Hadiah Nobel Fisika, Berjasa dalam Komputasi Kuantum
Dunia
NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase
Beberapa kasus dugaan spionase yang melibatkan warga negara China juga muncul belakangan ini di AS.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
NASA Larang Warga Negara China Kerja di Program Antariksa, Antisipasi Tindakan Spionase
Lifestyle
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Temuan ini akan membantu ilmuwan mencari pengobatan baru bagi manusia.
Dwi Astarini - Jumat, 15 Agustus 2025
Kayak Manusia, Kucing Juga Bisa Kena Demensia
Lifestyle
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Artropoda disebut menjadi sumber makanan penting bagi burung dan hewan yang lebih besar.??
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Populasi Serangga Terancam Alterasi Pola El Nino yang Dipicu Perubahan Iklim
Dunia
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Pompeii setelah tahun 79 muncul kembali, bukan sebagai kota, melainkan sebagai kumpulan bangunan yang rapuh dan suram, semacam kamp.
Dwi Astarini - Kamis, 07 Agustus 2025
Arkeolog Temukan Bukti Penyintas Letusan Gunung Vesuvius Kembali Tinggal di Reruntuhan Pompeii
Lifestyle
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Dikenal dengan nama NWA 16788, meteorit ini memiliki berat 24,5 kilogram.
Dwi Astarini - Kamis, 17 Juli 2025
Batu Mars Terbesar di Dunia Dilelang, Terjual Seharga Rp 86,25 Miliar
Lifestyle
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Gejala alergi tak lagi bisa dianggap sepele.
Dwi Astarini - Senin, 23 Juni 2025
Jokowi Terkena Alergi Parah, para Ahli Sebut Perubahan Iklim Memperburuk Kondisi Ini
Fun
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Sebuah studi dari Concordia University mengungkap bahwa membagikan foto atau video hewan lucu di media sosial ternyata bisa memperkuat koneksi dan hubungan digital. Simak penjelasannya!
Hendaru Tri Hanggoro - Jumat, 13 Juni 2025
Kenapa Kita Suka Share dan Lihat Konten Hewan Lucu di Media Sosial? Ini Jawaban Ilmiahnya!
Bagikan