NASA Tingkatkan Detektor, Waspadai Asteroid Dekati Orbit Bumi


Sistem peringatan dini terhadap asteroid yang menuju Bumi. (Foto: freepic/kjpargeter)
SISTEM pemantauan asteroid NASA telah ditingkatkan sehingga dapat memindai seluruh langit malam
setiap 24 jam untuk mencari batuan luar angkasa yang berpotensi berbahaya yang menuju ke arah Bumi.
Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) sangat penting untuk melacak asteroid dan puing-
puing yang mungkin bertabrakan dengan Bumi.
Baca Juga:
Meninjau Tantangan Digitalisasi Layanan Kesehatan di Indonesia

Dilansir dari Daily Star, NASA mengungkapkan bahwa berdasarkan daftar Studi Objek Dekat Bumi,
sebuah asteroid yang berukuran lebih besar daripada London Eye diperkirakan akan mendekati orbit
Bumi pada minggu ini.
Namun, itu tidak dianggap berbahaya atau diperkirakan akan jatuh langsung ke tanah. Sebelumnya, data
yang dikumpulkan pada 2 Februari memperkirakan asteroid itu akan mendekati orbit Bumi tetapi akan
tetap berada lebih dari lima juta kilometer jauhnya.
Benda ruang angkasa itu diperkirakan akan lewat pada pukul 6.20 pagi, bergerak dengan kecepatan
lebih dari 23.400 kilometer per jam.
Baca Juga:

ATLAS yang memiliki kode observatori T05 dan T08, merupakan robot survei astronomikal dan sistem peringatan dini yang memantau obyek angkasa luar yang mendekati Bumi. Alat ini mampu memantau keberadaan benda-benda angkasa luar beberapa minggu atau hari sebelum memasuki Bumi.
Alat ini didanai oleh NASA dan dibangun dan dioperasikan oleh Institut Astronomi yang berada di bawah Universitas Hawaii. Alat ini memiliki empat teleskop dengan diameter 1,5 meter. Penempatan alat ini ada di Haleakala (ATLAS-HKO) dan Mauna Loa (ATLAS-MLO) yang keduanya berada di Hawaii. Kemudian di Sutherland Observatory di Afrika Selatan dan satu lagi ditempatkan di El Sauce Observatory di Chile.
ATLAS mulai melakukan obeservasinya di tahun 2015 dengan menggunakan satu teleskop. Kemudian menjadi dua teleskop di tahun 2017. Kemudian NASA melebarkan observasinya pada belahan Bumi selatan yang sudah dioperasikan memantau langit yang sempat tak terpantau sebelumnya. Masing-masing teleskop dapat dioperasikan empat kali selama malam yang cerah. Bila digabungkan makanya keempatnya dioperasikan sebanyak dua kali pada malam-malam cerah. (DGS)
Baca Juga:
Peran Drone untuk Manajemen Vegetasi Jalur Transmisi Listrik
Bagikan
Berita Terkait
Anomali Apple: iPhone Air Kurang Laris, Tapi Produksi iPhone 17 Malah Diborong Habis

Presiden Prabowo Gelar Rapat Terbatas di Kertanegara, Bahas Pengembangan STEM dan Swasembada Energi-Pangan

iPhone 18 Pro Bakal Dilengkapi Kamera Aperture Variabel, Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Tiongkok

ChatGPT bakal Izinkan Konten Erotis untuk Pengguna Dewasa

Engsel iPhone Fold yang Bakal Meluncur Tahun Depan Cuma Rp 1 Juta, Harga HP-nya DIperkirakan Tembus Rp 30 Juta

OPPO Find X9 Series Meluncur Global 28 Oktober, ini Spesifikasi Lengkapnya

Samsung Bakal Hentikan Seri Edge, Bagaimana Nasib Galaxy S26?

OPPO Find X9 dan Find X9 Pro Meluncur, Bawa Dimensity 9500 hingga Baterai 7.500mAh

Xiaomi 18 Mulai Digarap, Tetap Bawa 'Magic Back Screen' dan Rilis Tahun Depan

OPPO Find X9 Bakal Jadi HP eSIM Pertama yang Meluncur di Tiongkok
