Menunggu Keajaiban Buah Dewadaru Sianto di Klenteng Tjoe Soe Kong

Nenek Rumi (75) duduk di bawah pohon dewadaru sianto.(MP/Widi Hatmoko)
Klenteng Tjoe Soe Kong di Pantau Tanjung Kait Mauk, Kabupaten Tangerang ternyata memiliki pohon dewadaru sianto yang dipercaya bisa membawa keberuntungan. Pohon yang konon batangnya dijadikan sebagai tongkatnya para wali ini terletak di pojok sebelah kanan bangunan utama Klenteng Tjoe Soe Kong.
Jenis tumbuhan perdu yang dikenal dengan sianto, asam selong atau asam Belanda ini juga terdapat di beberapa daerah seperti Pulau Karimun Jawa dan kawasan ziarah Gunung Kawi Jawa Timur. Jika sudah masak, buah dari pohon dewadaru sianto ini rasanya manis. Namun jika masih mentah rasanya asam.
Nenek Rumi (75) adalah salah seorang warga Desa Tanjung Kait yang hampir setiap hari duduk dan tiduran di bawah pohon buah dewadaru sianto. Nenek Rumi mengaku, sejak kecil ia sudah mengetahui jika duduk di bawah pohon yang tingginya kurang lebih 3, 4 meter ini, dan kejatuhan buah atau daun pohon tersebut bisa mendapatkan keberuntungan, baik jodoh, rezeki, derajat atau keselamatan.
"Katanya begitu, bisa dapat keberuntungan (jika kejatuhan daun atau buah sianto-red). Makanya, di rumah enggak ada kerjaan ke sini aja," ujar Nenek Rumi kepada merahputih.com, Senin (9/1).
Hal ini juga diakui oleh Arsali (64), salah seorang warga yang ikut mengelola bagian dari Klenteng Tjoe Soe Kong. Namun demikian, saat ini orang yang ingin mendapatkan keberuntungan dari jenis pohon buah yang juga disebut-sebut jika di Gunung Kawi dulunya batang pohon tersebut adalah tongkat Eyang Junggo dari daratan China (tokoh yang dikeramatkan di Gunung Kawi), sudah jarang. "Sekarang sih masih ada aja (yang mencari keberuntungan-red), tapi jarang," ucapnya.
Sementara, pengelola Klenteng Tjoe Soe Kong, Soen Kim (79) mengaku, banyak orang yang mengait-kaitkan pohon dewandaru sianto di klenteng tersebut dengan tempat ziarah keramat Gunung Kawi. "Itu sebenarnya yang di Gunung Kawi, tapi banyak yang mengait-kaitkan. Tapi yang percaya, ada aja yang duduk-dusuk,atau tiduran di bawahnya. Kan ada bangkunya di situ, tempatnya juga adem," katanya.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Progres Fisik Stasiun Jatake Telah Capai 92,78 Persen

Hampir 80 Ribu Warga Kabupaten Tangerang Rentan HIV/AIDS, Terbanyak Ibu Hamil

Umat Buddha Gelar Buka Puasa Bersama untuk Umat Muslim saat Ramadan 1446 H di Vihara Dharma Bakti

Warga Etnis Tionghoa Berburu Pernak-pernik Jelang Perayaan Imlek 2025

Diduga tak Berizin, Pagar Laut yang Ganggu Nelayan Perairan Tangerang akan Dibongkar

Diduga tak Berizin, Pagar Laut yang Ganggu Nelayan di Tangerang akan Dibongkar

Truk Lindas Kaki Bocah di Teluknaga Berbuntut Ricuh, Polisi Langsung Tahan Sopir

Komunitas Tionghoa Curhat ke RIDO, Jakarta Harus Punya Gedung Opera Kesenian

Bertemu Komunitas Tionghoa, Ridwan Kamil Pamer Punya 20 Karya di China

Memahami Makna di Balik Angka 8 dalam Kepercayaan Masyarakat Tionghoa
