Menkes Sebut Hasil Sero Survei jadi Basis Kebijakan Pandemi COVID-19
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (13/6). (ANTARA/Indra Arief)
MerahPutih.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memantau perkembangan kasus COVID-19 pasca terdeteksinya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 di tanah air.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya akan kembali melakukan sero survei atau pengumpulan data pergerakan kasus COVID-19.
Baca Juga
Muncul Klaster COVID-19, Beijing Tunda Pembukaan Kelas Tatap Muka
Langkah ini dilakukan sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan dalam menghadapi pandemi. Dengan begitu keberlanjutan pandemi COVID-19 akan segera ditentukan. Diharapkan minggu ketiga Juli atau minggu keempat Juli sudah keluar hasilnya.
"Sehingga sebelum 17 Agustus, Hari Kemerdekaan, kita bisa mengambil kebijakan yang lebih tepat berbasis data mengenai bagaimana penanganan pandemi ke depannya,” kata Budi dalam keterangan pers yang dikutip, Selasa (14/6).
Budi memaparkan, berdasarkan indikator transmisi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO kondisi penanganan pandemi di tanah air masih relatif baik dibandingkan negara-negara lain.
Standar WHO untuk kasus konfirmasi level 1 adalah maksimal 20 kasus per minggu per 100 ribu penduduk. Sementara Indonesia masih satu kasus per minggu per 100 ribu penduduk.
Baca Juga
Pemerintah Nyatakan Tak Ada Lonjakan Kasus COVID-19 Sebulan Setelah Lebaran
Positivity rate Indonesia masih di bawah standar WHO 5 persen, yakni di angka 1,36 persen. Lalu, Reproduction rate (Rt) atau reproduksi efektif masih di angka 1.
"Sehingga dari indikator transmisi, kondisi Indonesia masih baik,” terang Budi.
Meski situasi pandemi terkendali, pemerintah terus mengantisipasi lonjakan kasus. Upaya yang dilakukan di antaranya dengan mengakselerasi vaksinasi booster dan meminta masyarakat untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.
Budi menyampaikan, varian BA.4 dan BA.5 memicu kenaikan kasus di sejumlah negara. Namun, varian tersebut memiliki tingkat kenaikan kasus, hospitalisasi, maupun kematian yang jauh lebih rendah dibandingkan awal munculnya varian Omicron
“Hasil pengamatan kami bahwa puncak dari penularan varian BA.4 dan BA.5 ini sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron, " imbuh dia. (Knu)
Baca Juga
Muncul Varian Baru BA.4 dan BA.5, Kasus COVID-19 Indonesia Masih Terkendali
Bagikan
Joseph Kanugrahan
Berita Terkait
RS Akhirnya Beroperasi setelah Banjir, DPR Ingatkan Optimalkan Layanan
Etomidate Resmi Masuk Narkotika Golongan II, Penyalahgunaan Bisa Dijerat UU Narkotika
Ibu Hamil Meninggal Setelah Ditolak Berbagai RS di Papua, Ini Respon Prabowo dan Menkes
Pemerintah Siapkan 150 Program Pendidikan Dokter Spesialis Buat Dikirim ke Seluruh Berbagai Daerah
Diresmikan Prabowo dan MBZ, RS Kardiologi Emirates Jadi Pusat Layanan Jantung Jawa Tengah
Ingin Orang Kaya Pakai Asuransi Swasta Bukan BPJS, Wamenkes: Menkes Terpeleset
Perubahan Rujukan BPJS Kesehatan Bisa Bikin RS Tipe A Alami Penumpukan Pasien
Menkes akan Pangkas Layanan Berjenjang JKN BPJS, Pasien Bisa Langsung ke RS Sesuai Kompetensi
49.152 Warga Jakarta Mengidap TBC, Ini Yang Dilakukan Gubernur Pramono
Kaltim Raih Penghargaan Penurunan Stunting Terbaik di Rakornas 2025, Gibran: Kuncinya Sinergi Pusat dan Daerah