Menilik Lukisan Jakka Jang di Indonesia Korea Art Exchange Exhibition


Jakka Jang membawa karyanya langsung dari Korea Selatan. (Foto: merahputih.com/Andrew Francois)
PAMERAN karya seni lukis kolaborasi antara Indonesia dan Korea saat ini tengah berlangsung di Yun Artified Community Art Center. Pameran bertajuk Indonesia Korea Art Exchange Exhibition itu menampilkan berbagai seni lukis karya seniman-seniman berbakat.
Para seniman yang karyanya ditampilkan di pameran tersebut berasal dari Indonesia dan Korea Selatan. Mereka berbagi tempat, agar karyanya bisa dinikmati banyak orang. Salah satu yang karyanya cukup menarik perhatian adalah milik seniman Korsel Jakka Jang.
Jang adalah seniman senior asal Korsel. Dia sudah empat kali ke Indonesia. Lukisannya berhasil menarik pandangan siapa pun yang berjalan melewatinya. Selain karena padu-padan warna yang apik, konsepnya juga unik.
Baca juga:
Lukisan Marilyn Monroe Karya Andy Warhol Jadi Benda Seni Abad ke-20 Termahal

Secara sekilas, lukisan itu hanya sebuah gambar buket bunga. Namun, bukan bunganya yang menjadi sorotan utama, melainkan kertas yang digambarkan membungkus bunga tersebut. Potongan kertas yang dimaksud adalah secarik halaman utama koran Jawa Pos.
Jang orang Korea Selatan, bagaimana ia bisa tahu bahkan terpikir untuk memilih potongan halaman utama koran harian Jawa Pos untuk membungkus bunga mawar merah merona yang terlihat begitu indah, kontras, nan romantis?
"Jadi, saya ketika datang ke Indonesia, yang saya ingat betul saya lihat adalah koran, dan koran itu bercerita tentang 'orang'. Maka saya mau mempresentasikan koran yang bercerita tentang orang itu dengan sebuah buket bunga," terang Jang.
Namun, ketika ditanya bila ada alasan tertentu di balik pemilihan koran Jawa Pos dengan edisi tersebut secara spesifik, Jang menjawab tidak ada.
Baginya, yang terpenting adalah cerita yang disajikan dalam halaman utama koran itu, yakni tentang orang dan informasi yang baik atau bermakna sehingga ia mempresentasikannya dengan buket bunga.
Baca juga:
Kalau ke Bandung Mampir ke Rumah Seni Ropih Jalan Braga

"Sebagai contoh, pemilihan warna ini berdasarkan cerita apa yang saya lihat dari halaman depan koran itu. Misal, ini ada sapu tangannya, ini melambangkan kerja keras dan jerih payah dari pemeran utama di koran tersebut," ungkapnya.
Jang membutuhkan waktu yang tidak sebentar dalam menyiapkan karya lukis tersebut. Ia menghabiskan waktu kurang lebih dua bulan hingga lukisan itu selesai dan siap dipajang karena ada proses mengeringkan yang bisa memakan waktu berhari-hari.
"Saya juga harus melibatkan emosi di setiap goresan kuas, dan itu membuat proses melukis jadi tidak sebentar. Namun itu harus dilakukan. Karena tanpa emosi, ini hanya sekadar gambar. Tidak ada seninya," tukas Jang. (waf)
Baca juga:
Lukisan Koleksi Museum Seni Rupa dan Keramik Mulai Rusak
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Dari Bali hingga Korea, Art Jakarta 2025 Hadirkan Arus Baru Seni Kontemporer

Ruang Seni Portabel Pertama Hadir di Sudirman, Buka dengan Pameran ‘Dentuman Alam’
ArtMoments Jakarta 2025 Tampilkan 600 Seniman dan 57 Galeri, Angkat Tema 'Restoration'

Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres

ARTSUBS 2025 Hadirkan Ragam Material dan Teknologi dalam Ruang Seni yang Lentur

Emte Rilis ‘Life As I Know It’, Rayakan Kesendirian lewat Pameran Tunggal

Lukisan, Harapan, dan Kebaikan: Ekspresi Tulus Pelukis Gadis Dharsono di Pameran 'Joy in Color'
Transformasi ArtMoments Jakarta: Pameran Seni 2025 Usung Tema 'Restoration'

Pameran ‘PARALLELS’ di Ubud Art Ground Tampilkan Warisan Seni dalam Perspektif Kontemporer

Pameran ART SURA 2025 Bakal Tampilkan 172 Seniman dan 236 Karya Seni
