Mengungkap Mitos Makan Kelapa Bikin Kremian


Mengungkap mitos makan kelapa bisa bikin kremian. (Foto: pixabay/blackstarvideo)
BANYAK anggapan beredar di Indonesia kremian terjadi karena terlalu banyak mengonsumsi kelapa. Hingga tak sedikit orang-orang mengingatkan 'Jangan makan terlalu banyak kelapa, nanti kamu keremian'.
Kremian merupakan istilah yang merujuk pada infeksi cacing kremi. Penyakit tersebut dapat terjadi pada anak-anak hingga orang dewasa. Hal tersebut diakibatkan oleh pola hidup yang kurang bersih.
Baca Juga:
Lantas apa benar kelapa dalang di balik kremian? Menurut penjelasan dr. Irna dari Alodokter, pada dasarnya konsumsi buah kelapa atau olahan dari buah kelapa tidak akan menyebabkan munculnya cacing pada anus.
"Seseorang dapat mengalami infeksi cacing kremi bila dia memakan makanan tertentu yang terkontaminasi telur cacing, atau secara tidak sengaja menelan telur cacing ini, seperti menyentuh benda tertentu yang terkontaminasi telur cacing, kemudian memasukkan tangan ke dalam mulut," jelas dr. Irna.
Dokter Irna menambahkan gatal pada anus yang disebabkan oleh infeksi cacing kremi, biasanya terjadi pada malam hari. Selain itu, gatal bisa terjadi pada sekitar area kemaluan.

Gejala yang menunjukan seseorang menderita kremian ialah iritasi dan luka di sekitar anus, badan lesu, nyeri perut, mual, dan menurunnya nafsu makan. Apabila gatal pada anus terjadi ketika kamu makan kelapa, dr. Irna menjelaskan kemungkinan itu karena alergi.
Baca Juga:
Alergi kelapa memang jarang terjadi. Tapi bila memang benar gatal hanya terjadi bila kamu mengonsumsi kelapa atau olahan kepala, sebaiknya berhenti mengonsumsinya.
Telur cacing kremi bisa masuk melalui mulut, dan terhirup melalui hidung. Penyebabnya karena kebiasaan tidak mencuci tangan, kebiasaan menghisap jari, tidak menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, tinggal di lingkungan yang kumuh, dan tinggal di tempat dengan fasilitas berbagi.

Telur cacing kremi dapat menetas pada saluran pencernaan. Cacing akan tumbuh dewasa pada saluran pencernaan, kemudian berkembang biak dengan cara bertelur. Cacing kremi yang bertelur, akan keluar melalui anus di malam hari untuk meletakkan telur-telurnya di lipatan kulit sekitar anus.
Telur cacing pada kulit menyebabkan gatal hingga iritasi. Bila kamu menggaruknya, telur tersebut akan berpindah ke jari. Lalu, saat jari yang terkontaminasi menyentuh orang atau suatu benda, telur cacing akan kembali berpindah.

Penyebaran cacing kremi akan meluas bila tak dicegah atau diobati. Obat untuk mengatasi cacing kremi yakni Pyrantel pamoate, Mebendazole dan Albendazole. Sebaiknya diskusikan dengan dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tersebut.
Segera menjalani pola hidup bersih untuk mencegah kremian. Seperti mengganti pakaian dalam dan seprai setiap hari, hindari kebiasaan menghisap jari, serta cuci pakaian dan perlengkapan dengan air panas. Untuk pakaian, segera menjemurnya setelah dicuci.
Jangan lupa juga untuk membersihkan anus setiap pagi. Jika anus gatal, jangan menggaruknya. Hindari pula berbagi pakaian atau barang pribadi dengan orang lain. Yang terpenting, biasakan mencuci tangan menggunakan sabun. (ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
