Menguak Jejak Penyelundupan Opium di Lasem

Lawang Ombo, dahulu menjadi rumah candu di Lasem. (Foto MP/Widi Hatmoko)
Pada masa lalu, Lasem dikenal sebagai kota bandar di wilayah pesisir utara Jawa yang dianggap punya peran sentral di masa kolonial. Karena Lasem yang saat ini menjadi salah satu nama kecamatan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini, merupakan penghubung lalu lintas perdagangan di beberapa kota di Jawa.
Sie Hwie Djan (67), salah seorang tokoh masyarakat Tionghoa Lasem mengungkapkan, pada pertengahan abad XIX Lasem juga dikenal sebagai pusat peredaran candu atau opium di tanah Jawa. Pasokan opium mendarat ke Lasem dengan cara diselundupkan, lalu dikirim ke beberapa kota di Jawa. Mafia penyelundupan opium ini melibatkan pengusaha Tionghoa, opsir-opsir Belanda, serta beberapa pejabat pribumi di beberapa daerah di Jawa.
"Dulu itu namanya candu atau opium. Kalau sekarang itu ya narkoba, kayak semacam sabu atau apa itulah," ujar Sie Hwie Djan kepada merahputih.com.
Salah satu bangunan rumah tua milik orang Tionghoa di Jalan Dasun Lasem, atau bersebelahan dengan Klenteng Cu An Kiong inilah, kata Sie Heie Djan, yang tadinya dijadikan sebagai gudang penyelundupan candu.
"Orang menyebutnya rumah candu, atau lawang ombo. Karena memang pintu depannya itu pintunya lebar. Kalau sekarang rumah ini sudah menjadi Lawang Ombo Heritage, salah satu destinasi wisata yang ada di Lasem," katanya.
Mafia besar penyelundupan candu ini juga melibatkan orang-orang pribumi sebagai kuli, dan centeng untuk pengamanan dalam menjalankan bisnis tersebut. Pemilik rumah candu atau lawang ombo ini, menurut Sie Hwie Djan, dua orang Tionghoa yang merupakan kakak beradik, yaitu Tong Kae dan Tong Thai.
Sie Hwie Djan juga menyebut, keturunan keluarga Tong Kae dan Tong Thai sampai saat ini masih ada. Sekitar 7 tahun yang lalu, orang yang mengaku sebagai keturunan Tong Kae dan Tong Thai pernah datang ke Lasem untuk mencari makam Tong Kae dan Tong Thai.
"Mereka dibawa ke Lasem dari Semarang, karena menurutnya ahli warisnya itu ada di Semarang. Saya yang mengantarkan mereka untuk mencari makam Tong Kae dan Tong Thai. Awalnya mereka mengatakan kalau makamnya di Jepara, tapi di daerah Lasem ini juga ada pemakaman orang-orang Tionghoa di daerah Jepuro. Tapi setelah dicari-cari, berdasarkan tulisan yang ada di makam itu ternyata ditemukan nama itu di Jepuro," paparnya.
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Arsip Bersejarah Lasem Diajukan sebagai Memori Kolektif Bangsa

Makam Kapitan Tionghoa Tertua Ditemukan di Lasem

Menyelamatkan Nisan Tionghoa Kuno Lasem

Kelompok Nawasena Menangi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023

Melihat ‘Tiongkok Kecil’ dalam Karya Nominasi Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023

6 Besar Pilihan Juri Stay Action di Kompetisi Desain Motif Batik Lasem 2023

Kabari dari Rembang Gelar Kompetisi Desain Motif Batik Lasem
