Mengonsumsi Daging Segar Tak Lepas Dari Kehadiran Industri 4.0

Para pembicara di acara diskusi 'Beef Talk: Menuju Indusri 4.0' (Foto: Istimewa)
BEBERAPA waktu lalu, Meat & Livestock Australia (MLA) menyimpulkan acara diskusi panel kunci bertajuk Beef Talk: Menuju Industri 4.0. Diskusi tersebut menunjukkan betapa pentingnya industri 4.0 dalam membantu konsumen untuk mencari daging yang berkualitas.
Indonesia memiliki salah satu pasar daging sapi terbesar di Asia. Dengan total volume konsumsi diperkirakan tumbuh sembilan persen pada tahun 2022. Populasinya besar, pertumbuhan ekonomi kuat, serta perluasan konsumen kelas menengah dan urbanisasi yang cepat menjadi faktor pertumbuhan ini.
Baca juga:
Wujud Perlindungan Hukum Tenaga Kerja di Era Revolusi Industri 4.0
Penelitian lebih lanjut menetapkan bahwa 31% konsumen makan daging hampir setiap hari, dan 45% rumah tangga lebih suka membeli bahan makanan yang dibeli dan dimasak hari itu juga.
Hal ini menunjukkan pentingnya ditempatkan pada kesegaran produk, dan kebutuhan konsumen untuk kenyamanan dalam bentuk daging yang sudah disiapkan dan pilihan pengiriman bahan makanan segar.
Filippo Candrini, Managing Director, Happy Fresh Indonesia dalam diskusi itu mengatakan aplikasi Happy Fresh menggunakan teknologi AI untuk memenuhi permintaan konsumen terhadap kebutuhan bahan makanan fresh. Termasuk daging.
Baca juga:
Ketua Kadin Sebut Industri 4.0 tidak Terelakkan
"Kami mengandalkan kemampuan AI dan big data untuk memahami permintaan konsumen sehingga memberikan yang disesuaikan dan disesuaikan pengalaman berbelanja yang meningkatkan proses pembelian mereka," ujarnya.
Menurut Filippo, teknologi AI dan big data dapat menjelaskan kebutuhan konsumen terhadap bahan makanan. "Dengan menganalisis perilaku pengguna di aplikasi, kita bisa menyetujui apa yang dicari pelanggan dan memberikan berbagai macam data untuk manajemen stok yang lebih baik kepada mitra kami," tambahnya.
Di saat yang sama, Radju Munusamy, Chairman, Jebsen & Jessen Indonesia Group juga mengatakan Industry 4.0 tidak dapat dihindari untuk mengembangkan industri bahan makanan ini.
Kata Munusamy, akan datang dan kesiapan untuk mengadopsi akan menentukan daya saing dan keberhasilan industri. "Pembelian daging akan berubah menjadi sesuatu yang lain seperti pusat distribusi untuk pengiriman cepat," tukas Munusamy. (ikh)
Baca juga:
6 Syarat Mutlak Kecerdasan Buatan Pendukung Revolusi Industri RI 4.0
Bagikan
Berita Terkait
Stok Diklaim Melimpah Tapi Harga Daging Tinggi, Asosiasi Pedagang Curiga Ada Permainan

Rawon Bisa Jadi Pilihan Untuk Makanan Olahan Daging Saat Idul Adha

Pemprov DKI Pastikan Stok Daging Sapi Aman Hingga Lebaran, Tapi Kenaikan Harga Tak Terpungkiri

Impor Dilakukan untuk Penuhi Pemintaan Daging saat Ramadan dan Idul Fitri

Pemerintah Berencana Impor Daging dari India, Legislator: Masa Rakyat Mau Dikasih Makan Penyakit

Dims The Meat Guy Terpilih Jadi Juri World Steak Challenge 2024

Harga Harga Bahan Pokok Yang Naik di Awal Agustus Ini, Daging Capai Rp 135.460 per Kg

Benarkah Konsumsi Daging Menyebabkan Diare?

Pj Heru Ingatkan Warga Jangan Buang Limbah Organ Hewan di Sungai

Harga Daging Sapi Bisa Capai 148 Ribu Per Kilogram
