Mengenal Tato Suku Mentawai dan Dayak Kalimantan


Proses pembuatan tato suku Dayak Kalimantan (boombastis)
Tato merupakan salah satu kebudayaan yang di dalamnya mengandung unsur seni. Tato juga dimiliki oleh beberapa suku daerah di Indonesia seperti suku Dayak Kalimantan dan suku Mentawai (Kepulauan Mentawai).
Untuk masyarakat tradisional, tato mengandung berbagai makna dan sarat. Suku Mentawai meyakini adanya dunia roh dan jiwa. Di kalangan masyarakat kepulauan Mentawai tato sudah ada sejak tahun 53 sebelum Masehi. Dalam masyarakat ini, tato memilki kaitan erat dengan sistem kemasyarakatan, sehingga setiap penduduk suku asli Mentawai memiliki belasan tato di sekujur tubuhnya.
Bagi suku Mentawai, tato ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi, yaitu untuk menunjukkan jati diri dan untuk perbedaan status sosial dalam masyarakat.
Bagitu pun dengan suku Dayak, tato adalah sesuatu yang sakral berhubungan erat dengan beberapa kejadian dan tujuan yang sudah menjadi budaya suku di Kalimantan. Namun tidak semua suku di Kalimantan menggunakan tato. Dan, tidak semua suku Dayak yang bertato juga memiliki tato yang sama. Beberapa tato memiliki motif yang sama hanya saja terkadang terdapat beberapa modifikasi.
Tato pada suku dayak disebut “tutang”. Setiap motif tato memiliki arti berbeda-beda. Pembuatan dan peletakan tato juga tidak boleh dilakukan sembarangan.
Menurut kepercayaan tato berwarna hitam yang terdapat pada suku Dayak akan berubah menjadi warna emas dan menjadi penerang jalan menuju keabadian setelah mereka mati dan telah melalui upacara Tiwah.
Selain itu, bagi suku Dayak tato juga memiliki beberapa fungsi, yang di antaranya adalah sebagai penanda bahwa pemilik tato adalah keturunan asli suku Dayak; menjaga pemilik tato dari pengaruh roh-roh jahat; sebagai penanda bahwa pemiliknya telah lulus 'kinyah' (seni bela diri menggunakan mandau); sebagai penghargaan atas jasa karena sering menolong atau mengobati; sebagai perhargaan atas keberanian di medan pertempuran; sebagai tanda bahwa pemilik tato telah merantau ke berbagai suku; sebagai penanda perbedaan status sosial; dan, bagi wanita sebagai tanda bahwa wanita tersebut sudah siap menikah.
Untuk mengikuti artikel lainnya, baca juga: Menyingkap Sejarah Mistis Rumah Adat Lobo di Masa Lalu
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Menjaga Tradisi dan Alam Kalimantan lewat Tenun

Kepulauan Mentawai Diguncang Gempa Magnitudo 5,7, Terasa Sampai Padang

[HOAKS atau FAKTA]: Suku Dayak Protes Pembangunan IKN
![[HOAKS atau FAKTA]: Suku Dayak Protes Pembangunan IKN](https://img.merahputih.com/media/d2/cf/ad/d2cfadd8acd5e5f7bd90d7ee6c4e1bf9_182x135.jpg)
Tato Temporer Terbitkan Kekhawatiran di Kalangan Seniman

Ganjar Pranowo Diangkat Jadi Warga Kehormatan Adat Dayak Kenyah

Seniman Tato Tertua di Dunia Jadi Cover Majalah Vogue

Telusur Sejarah Tato dan Perkembangannya di Indonesia
