Laksa, Sajian Peranakan Tionghoa-Melayu Ikon Tangerang
Menu kuliner laksa yang terbuat dari bahan tepung beras yang menyerupai mie (Foto: Merahputih.com/Rizki Fitrianto)
TEKSTUR minya tebal, potongan setengah telur, pugasan daging ayam, taburan daun bawang, dengan guyuran kuah menjadi perpaduan komplet yang membuat laksa paling dicari di ketika bertandang ke Tangerang. Laksa dan Tangerang memang sudah jadi satu paket. Kamu bisa dengan mudah menemukan sajian ini di berbagai kedai di Kota Tangerang.
Sebenarnya, ada banyak versi mengenai arti dari laksa. Dalam bahasa Sansekerta, laksa diartikan sebagai banyak, yang merujuk pada pembuatan laksa dengan racikan dari banyak varian bumbu dapur. Ada juga yang mengartikan laksa diambil dari bahasa Hindia, yakni “lakhshah” yang artinya jenis mi licin dalam sup.
Laksa di Indonesia tidak semata-mata lahir begitu saja tanpa ada sejarahnya. Ternyata, laksa merupakan sajian kuliner yang lahir dari perkawinan antara orang Tiongkok dan penduduk di kepulauan Melayu. Di abad ke-15, para pedagang Tiongkok yang berdagang di wilayah Asia mulai jatuh cinta dengan penduduk setempat.
Baca juga:
Akibat pernikahan tersebut, terjadi percampuran antara budaya memasak Tiongkok dengan bahan-bahan lokal, seperti penggunaan cabai sehingga cita rasa makanan lebih pedas dan santan. Sejak saat itulah laksa lahir. Seiring perkembangan zaman, para istri melakukan improvisasi dalam bumbu sup sehingga menjadikan laksa menjadi lebih “sempurna”.
Sebagai salah satu dari kebudayaan peranakan, laksa mulai berkembang di beberapa wilayah, di antaranya laksa Bogor dan laksa Betawi. Berbeda dengan laksa kebanyakan, laksa Tangerang memiliki keunikan tersendiri. Untuk laksa Bogor terdapat kuah kental yang berasal dari potongan oncom dengan campuran ketupat, bihun, tauge, suwiran daging ayam, udang, dan telur rebus. Sedangkan laksa Betawi, biasanya berisi telur, tauge pendek, ketupat, daun kemangi, dan kucai. Biasanya juga ditambahkan bihun dan perkedel untuk memperkaya rasa.
Nah sedangkan untuk laksa Tangerang, terbuat dari mi tepung beras putih yang sudah direbus, kemudian ditaburi daun seledri dan diberi kuah kuning yang kental. Perpaduan parutan kelapa yang disangrai dan kacang hijau menjadikan rasa manis dan khas. Untuk pelengkap, laksa Tangerang biasanya dipadukan dengan opor ayam, telur rebus, atau tahu.
Baca juga:
Mengutip laman Indonesia.go.id, ternyada ada dua jenis laksa Tangerang, yaitu laksa Nyai dan laksa Nyonya. Lakta Nyai dibuat oleh kaum pribumi Tangerang, sedangkan laksa Nyonya dibuat oleh kaum peranakan Tionghoa di Tangerang. Kedua laksa ini cenderung memiliki cita rasa yang sama.
Laksa Nyai bisa didapatkan di samping POM Bensin Babakan Cikokol, sementara laksa Nyonya ada di Pasar Lama Kota Tangerang. Ada juga pedagang yang membuka lapak di sepanjang trotoar depan Lapas Wanita Tangerang di Jl. M Yamin, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Dalam penelitian di sebuah jurnal, dikatakan bahwa laksa adalah alternatif pengembangan wisata yang cukup potensial di Tangerang. Terkait hal tersebut, pengembangan kuliner Laksa Tangerang dengan membangun strategi untuk mendukung kegiatan bisnisnya menjadi hal yang perlu untuk diformulasikan.
Dengan kisaran harga Rp 15 ribu sampai Rp 20 ribu, kamu sudah bisa menikmati laksa sambil bercanda ria dengan teman-teman, keluarga, dan pacar. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!
10 Kuliner Khas Kudus yang Wajib Dicoba, dari Soto Kerbau hingga Gethuk Nyimut
Tahok dan Bubur Samin Solo Jadi Warisan Budaya tak Benda
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B