Mengenal Katie Macleod, Digital Nomad yang Sudah WFH dari 78 Negara


Katie menikmati pekerjaannya dari Havana, Kuba. (Foto: Katie Goes)
SEORANG perempuan asal Skotlandia memutuskan untuk keluar dari kantor lamanya dan beralih menjadi seorang pengembara digital. Ia telah bekerja dari rumah (WFH) di 78 negara dan menargetkan ingin mengunjungi 100 negara sebelum mencapai usia 30 tahun.
Adalah Katie Macleod, seorang desainer grafis yang memutuskan untuk mengembara ke berbagai negara di dunia dan bekerja secara online selama empat tahun. Sebutan pengembara digital atau digital nomad, pantas disematkan pada dirinya, yang bisa mengedit gambar di Gurun Sahara, atau melakukan meeting di Himalaya, atau mengirimkan berkas saat berada di gunung berapi Guatemala.
Seperti dilansir The Scottish Sun, Katie mengatakan sejak masa pandemi, ia justru menerima lebih banyak tawaran pekerjaan jarak jauh dibanding sebelumnya. Pekerja lepas desain grafis itu mengatakan profesinya secara kebetulan memang sangat cocok untuk dirinya yang ingin menjadi pengembara digital.
Baca juga:
Remote Working dan WFH, Serupa Tapi Tak Sama

Adapun 78 negara yang sudah ia kunjungi sejauh ini, seperti Turki, Qatar, Polandia, Estonia, Georgia, Azerbaijan, Suriah, Kirgistan, dan masih banyak lagi. Ia bahkan telah mengunjungi piramida dan Sphinx di Mesir, melihat kuil Buddha di Cina, dan berkendara dengan mobil antik di Havana, Kuba.
Namun, seluruh pencapaian nan beken itu tak semanis kedengarannya. Sebab, melansir blog perjalanannya, Katie mengakui ia lebih banyak tidur di lantai bandara. Bahkan, ia sampai tak bisa menghitung berapa kali ia terdampar di bandara saat menunggu pesawat karena keterlambatan maskapai atau transit antar bandara.
"Saya kerap kesulitan menemukan koneksi internet untuk bekerja, bahkan beberapa kali tertipu karena saya merupakan orang asing di sangat banyak negara yang saya kunjungi. Saya juga telah mengalami begitu banyak keracunan makanan yang tak bisa saya hitung," terang Katie.
Baca juga:
Kebiasaan Baik saat WFH Bisa Terbawa Ke Kantor

Namun Katie mengatakan salah satu tantangan terbesarnya adalah memastikan koneksi Wi-Fi cukup kuat untuk tetap online. Katie mengatakan dia biasanya mencoba menghindari tinggal di hotel, yang bisa jadi sulit untuk melakukan pekerjaannya.
Sebaliknya, dia mencari tempat dengan area umum di mana para tamu dapat bekerja. Namun terlepas dari perjuangannya, dia bersikeras satu-satunya penyesalannya adalah tidak mengambil keputusan untuk menjadi digital nomad lebih cepat.
Bagaimana, tertarik menjadi seorang digital nomad? (waf)
Baca juga:
Pekerja Kantoran WFH di Bali Starter Pack
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov

Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota

Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum

Airbnb & SEVENTEEN Hadirkan Pengalaman Eksklusif di Seoul, LA, dan Tokyo, Bikin Pengalaman tak hanya Konser Biasa

Selamatkan Putrinya yang Jatuh ke Laut, Seorang Ayah Melompat dari Kapal Pesiar Disney Dream

Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara

Liburan Seru di Luar Negeri, Cobain Airbnb Experiences mulai dari Malaysia hingga Jepang

WNI Kini Bisa Kunjungi China Tanpa Visa, ini Syarat yang Wajib Dipenuhi

Airbnb Kenalkan Layanan Terbaru untuk Pengalaman Menginap yang Lebih Seru

Momen Libur Panjang Waisak, KAI Daop 6 Kerahkan KA Tambahan
