Mengejar Bauran Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dari Matahari

Alwan Ridha RamdaniAlwan Ridha Ramdani - Selasa, 24 Agustus 2021
Mengejar Bauran Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dari Matahari

Energi Matahari. (Foto: ESDM)

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebanyak 29 persen pada tahun 2030. Namun, untuk mencapai komitmen itu banyak tantangan termasuk gap atau celah pembiayaan yang dibutuhkan. Tercatat, masih terdapat kekurangan 40 persen dari biaya yang dibutuhkan sepanjang 2020-2030, atau sekitar USD 148 miliar dolar.

Pemerintah pun, terus berusaha untuk menaikkan porsi EBT pada bauran energi, khususnya pada sektor ketenagalistrikan. Saat ini, bauran EBT baru mencapai 11,2 persen, masih berada di bawah target bauran energi tahun 2025 sebesar 23 persen. Potensi EBT yang mencapai lebih dari 400 Gigawatt (GW) pun baru dimanfaatkan sebesar 10 GW atau 2,5 persen dari total cadangan.

Baca Juga:

Pemerintah Janji Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Dengan Energi Bersih

Bauran energi terutama di sektor ketenagalistrikan, diungkapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif, sebagai cara pemenuhan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi gas rumah kaca sebagaimana yang dituangkan dalam Nationally Determined Contribution (NDC) dan mendukung pencapaian net zero emission.

Kementerian ESDM juga menyusun beberapa strategi, di antaranya mandatori biodiesel, co-firing PLTU, pemanfaatan Refuse Derived Fuel (RDF), penggantian diesel dengan pembangkit listrik energi terbarukan, termasukan yang berbasis hayati, pemanfaatan non listrik/non biufuel seperti briket, dan pengeringan hasil pertanian dan biogas untuk mengurangi Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU ) sebanyak 53 GW antara tahun 2025- 2045.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menegaskan, energi surya mampu mengakselerasi pertumbuhan EBT di Indonesia sekaligus mentransformasi kebutuhan energi bersih di masa mendatang.

"Pemerintah tengah bergerak cepat dengan melakukan tiga pendekatan agar pengembangan listrik tenaga surya bisa tumbuh lebih cepat. Matahari ini kan ada di manapun. Dari segi potensi, matahari ini sangat membantu menuju net zero emission. Bisa dibilang surya merupakan pilihan ekspansi (EBT) yang tak terbatas," jelas Dadan saat diskusi virtual bertajuk Hitting Record-Low Solar Electricity Prices in Indonesia yang diselenggarakan oleh IESR, dikutip dari keteranganya, Kamis (19/8).

Pemerintah, kata ia, pemerintah memiliki tiga pendekatan. Pertama, PLTS Skala Besar dengan target pembangunan 4,68 Giga Watt (GW) setara dengan reduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 6,97 juta ton CO2e. Selanjutnya, target PLTS Terapung di 271 lokasi setara 26,65 GW dengan reduksi emisi GRK sebesar 39,68 juta ton CO2e dan pengembangan PLTS Atap dengan target mencapai 3,61 GW atau setara menurunkan emisi GRK 5,4 juta ton CO2.

Ia menegaskan, lewat pendekatan itu, pemerintah meyakini bahwa pangsa pasar PLTS akan tumbuh lebih cepat sehingga membantu percepetan bauran EBT 23 persen di 2025.

"Saya punya keyakinan kalau kita punya market 500 MW setahun di dalam negeri. Industri hulunya akan masuk ke sini dan di saat yang sama bisa meningkatkan dari sisi Tingkat Komponen Dalam Negeri," harap Dadan.

Hingga pertengahan tahun 2021, kapasitas pembangkit listrik berbasis energi bersih yang dicatatkan Kementerian ESDM naik hingga 217 Mega Watt (MW).

"Tapi untuk mencapai (target bauran EBT) 23% harus kerja empat sampai lima kali lipat dari sekarang, sehingga di tahun 2025 bisa mendeklarasikan target yang ditetapkan 23 persen bisa tercapai," katanya.

Pembangkit Listrik Geothermal. (Foto: PLN)
Pembangkit Listrik Geothermal. (Foto: PLN)

Laporan terbaru Institute for Essential Services Reform (IESR) yang berjudul “Deep decarbonization of Indonesia’s energy system: A pathway to zero emissions by 2050” menunjukkan secara teknologi dan ekonomi, sektor energi Indonesia mampu mencapai nol emisi karbon di tahun 2050.

Paling tidak, dalam satu dekade mendatang akan menjadi penentu bagi upaya dekarbonisasi di Indonesia untuk mulai menurunkan emisi GRK lewat penambahan energi terbarukan, kendaraan listrik serta pengurangan pembangkit listrik tenaga batu bara baru pada tahun 2025.

Dari catatan IESR, Indonesia perlu memasang sekitar 140 GW energi terbarukan pada tahun 2030, PLTS merupakan bakal jadi penyumbang terbesar dalam pembangkit listrik dengan pangsa 88 persen, diikuti oleh tenaga air sebesar 6 persen, panas bumi sebesar 5 persen, dan energi terbarukan lainnya sebesar 1 persen.

"Menyongsong tahun 2050, upaya dekarbonisasi terus berlanjut terutama untuk sektor transportasi dan industri yang sulit di dekarbonisasi dengan listrik secara langsung, hingga akhirnya Indonesia akan mencapai titik di mana seluruh sektor energi menjadi bebas karbon melalui penggunaan 100 persen energi terbarukan," tulis IESR di situsnya.

Disisi lain, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mendorong industri kepelabuhan memasang panel surya (solar PV) guna mendukung implementasi energi baru terbarukan dan bersih sehingga menjadi green port. Berdasarkan data tahun 2020, jumlah kapal yang melintas di sepanjang Selat Sunda sebanyak 53.068 kapal, dengan rincian 150 kapal melintas per harinya.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo mengatakan, Indonesia dinilai memiliki peluang besar untuk mengimplementasikan energi bersih. Utamanya karena bahan baku EBT di Indonesia melimpah, khususnya sinar matahari.

"Ekspor barang dengan emisi tinggi sudah mulai dibatasi sehingga akan memberi kesempatan pengembangan energi bersih. Dengan ketersediaan listrik tenaga surya yang murah dan efisien, dapat memberikan pelayanan terbaik kepada ribuan kapal baik ukuran besar dan kargo internasional yang melintas di sepanjang Selat Sunda," kata Basilio dalam keterangannya Jumat (20/8). (Arr)

Baca Juga:

Kementerian ESDM Targetkan Pasokan Listrik Energi Terbarukan Capai 11 Ribu MW

#ESDM #Energi Baru Terbarukan (EBT) #Hemat Energi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong
Ada pola pergeseran konsumsi yang terlihat dari meningkatnya pembelian BBM dengan RON di atas 90 melalui SPBU swasta
Wisnu Cipto - Kamis, 04 September 2025
ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong
Indonesia
SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menepis anggapan adanya kelangkaan BBM yang disebut-sebut terjadi di sejumlah SPBU swasta itu.
Wisnu Cipto - Selasa, 02 September 2025
SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina
Indonesia
SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, ESDM Bantah Batasi Izin Impor
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan kekosongan stok BBM milik SPBU swasta asing itu bukan disebabkan pembatasan izin impor.
Wisnu Cipto - Kamis, 28 Agustus 2025
SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, ESDM Bantah Batasi Izin Impor
Indonesia
Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025
Kenaikan ICP Juni 2025 dan harga minyak mentah utama di pasar internasional dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar pada kendala pasokan minyak mentah akibat peningkatan ketegangan geopolitik di wilayah Timur Tengah.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 15 Juli 2025
Penyebab Harga Minyak Mentah Indonesia Meroket di Bulan Juni 2025
Indonesia
Gas Elpiji 3 Kilogram Bakal Dipatok Satu Harga di Seluruh Indonesia, Mulai Berlaku 2026
Kebijakan LPG satu harga tersebut bertujuan untuk memberi rasa keadilan bagi setiap wilayah. Kebijakan tersebut, menyasar masyarakat yang kurang mampu.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 04 Juli 2025
Gas Elpiji 3 Kilogram Bakal Dipatok Satu Harga di Seluruh Indonesia, Mulai Berlaku 2026
Indonesia
Bekas Tambang Bakal Dijadikan Tempat Budidaya Perikanan, Dimulai di Maluku Utara
Peta jalan tersebut, akan dieksekusi ketika cadangan nikel Indonesia sudah habis pada 10–30 tahun mendatang.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 29 Juni 2025
Bekas Tambang Bakal Dijadikan Tempat Budidaya Perikanan, Dimulai di Maluku Utara
Indonesia
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Presiden RI, Prabowo Subianto, memangkas jalur logistik yang menghabiskan biaya tinggi. Hal ini untuk mendorong efisiensi energi nasional.
Soffi Amira - Jumat, 27 Juni 2025
Dorong Efisiensi Energi, Prabowo Pangkas Jalur Logistik yang Habiskan Biaya Tinggi
Indonesia
Baru Dilantik Bahli, Dirjen Gakkum ESDM Klaim Tahu Semua Lubang Tikus Tambang Ilegal
“Saya tahu lubang tikusnya di mana. Ada jual beli surat, saya tahu,” kata Jeffri
Wisnu Cipto - Rabu, 25 Juni 2025
Baru Dilantik Bahli, Dirjen Gakkum ESDM Klaim Tahu Semua Lubang Tikus Tambang Ilegal
Indonesia
Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Kembali Naik Pertengahan Juni 2025
Selama Juni 2025 harga perak naik 3,5 persen, tembaga 1,3 persen, dan emas 1,1 persen.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 16 Juni 2025
Harga Patokan Ekspor Konsentrat Tembaga Kembali Naik Pertengahan Juni 2025
Indonesia
Pantauan Udara ESDM: Tambang PT GAG Nikel Raja Ampat Sebetulnya Tak Bermasalah
Kesimpulan awal itu diambil setelah Menteri ESDM Bahlil Lahadalia bersama timnya singgah ke tambang nikel PT GAG Nikel, anak usaha PT Aneka Tambang (Antam), pada Sabtu (7/6) kemarin.
Wisnu Cipto - Minggu, 08 Juni 2025
Pantauan Udara ESDM: Tambang PT GAG Nikel Raja Ampat Sebetulnya Tak Bermasalah
Bagikan