Mengapa Hubungan Anjing dan Manusia Begitu Dekat?


Anjing bisa jadi sahabat manusia. (Foto: Livescience/Mikako Mikura)
JUNE menggonggong membalas teriakan Ale (Ryan Delon). Anjing putih berjenis Mongrel tersebut menghampiri tuannya lalu menunjukkan keberadaan Karin (Makayla Rose Hilli) nan terbaring lemah kehabisan tenaga setelah beberapa hari tersesat di hutan. Ale lantas menggendong putrinya berusaha keluar hutan, sementara June membebek.
June setia menemani Karin saat sama-sama tersesat di hutan penuh jebakan khusus hewan buas. Berkali-kali June menolong Karin ketika kaki kanannya nan terluka akan menginjak jebakan namun diadangnya menggunakan kepala maupun badannya. Keduanya selamat dari jebakan.
Namun, saat Ale dengan napas tersengal menggendong Karin berusaha secepat mencapai pusat bantuan, kakinya selangkah lagi akan masuk terjerat jebakan. "Tsaaaaap". Ale dan Karin terpental. Begitu membuka mata, Ale terkejut melihat tubuh June terkulai mengeluarkan darah akibat terhunus kayu tajam jebakan hewan buas. June lagi-lagi menyelamatkan Karin juga Ale dengan menukar keselamatannya.
June di dalam film June & Kopi, mengingatkan para penonton tentang kisah kesetiaan anjing dengan pemiliknya. Selesai menyaksikan, beberapa penonton langsung terngiang dengan Hachiko nan patungnya begitu tersohor di dekat stasiun kereta api Shibuya, Jepang.
Baca juga:

Anjing bukan sekadar hewan peliharaan. Bagi banyak orang di dunia, anjing bahkan menjadi bagian keluarga. Persis seperti di film June & Kopi. Konsep pet kemudian berubah jadi pawrent lantaran anjing menjadi bagian tak terpisahkan dari keluarga inti.
Bagi beberpa orang, anjing bisa jadi teman di saat sedih. Jika sudah akrab selama bertahun-tahun, mereka akan tahu bagaimana kondisi atau keberadaan pemiliknya. Misalnya, ketika baru sampai rumah setelah seharian bekerja, mereka sudah menunggu di depan pintu untuk menyambut. Belum lagi menggesekkan badannya ke tangan atau kaki karena ingin dimanja.
Tatapan mata anjing juga punya makna cinta tersendiri kepada pemiliknya. Mengutip laman Livescience, profesor kedokteran hewan di Companion Animal Research Lab, Universitas Azabu Kanagawa, Takefumi Kikusui, mengatakan hormon oksitosin membuat anjing dan pemiliknya menjadi akrab. Penelitian bersama koleganya mengukur peningkatan kadar hormon oksitosin alias hormon cinta pada sejumlah anjing dan pemiliknya sebelum dan sesudah keduanya menghabiskan waktu bersama selama 30 menit.
Baca juga:

Hormon diukur ketika pemiliknya menghabiskan waktu bersama anjing dengan menatap matanya, membelai, dan berbicara dengan anak bulu itu. Hasilnya, keduanya menunjukkan adanya peningkatan kadar oksitosin di urin mereka.
"Terlebih lagi, makin banyak oksitosin pada manusia, semakin banyak pula oksitosin pada anjing," kata Kikusui.
Ternyata anjing lewat tatapan matanya dapat meningkatkan hormon cinta oksitosin ketika berinteraksi dengan pemiliknya.
Penelitian dipublikasikan di Journal of Archaeological Science menunjukkan anjing tidak sekadar dipelihara, tapi juga dirawat dengan baik. Ia diberi makan dan rasa aman ketika sakit.
Di kehidupan sehari-hari, anjing juga kerap dibagikan ke media sosial, tidur di kasur bersama, digendong, diajak ngobrol, dirawat saat sakit, dikenakan baju, dan merasa sedih ketika mereka pergi. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Cegah Modus Love Scamming, Kenali Ciri-cirinya

Kamu Clingy ke Pasangan? Bisa Jadi Itu Tanda Insecure dan Takut Ditinggalkan

Jangan Coba-Coba FWB, Risiko Negatif Membayangi

Si Doi Sungguh Cinta atau Sekadar Breadcrumbing? Ketahui Makna dan Tanda-tandanya

Tips Pertemanan Langgeng, Perlu Adanya 'Ekuitas Persahabatan'

Pasangan Posesif Bikin Hubungan Jadi Toksik, Begini 5 Cara Menghadapinya

Kena Silent Treatment Sama Pasangan? Ini yang Harus Kamu Lakukan

Punya Trust Issue dengan Pasangan, Begini Cara Menanganinya

Segera Tinggalkan! Ini 5 Tanda Kamu Terjebak dalam Hubungan Toxic

Ini 5 Tanda Kamu Punya Chemistry Baik dengan Pasangan
