Menengok Kekuatan TNI AU Era Soekarno pada Operasi Trikora

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 05 Oktober 2015
Menengok Kekuatan TNI AU Era Soekarno pada Operasi Trikora

Pesawat tempur Hawk MK-53 (kanan) dikawal tiga pesawat T-50i Golden Eagle dalam upacara penerbangan terakhir Hawk MK-53 di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (12/3). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Peristiwa - TNI dan rakyat sedang merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober. Peringatan HUT TNI pada 2015 merupakan HUT TNI ke-70 sejak Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945 yaitu perubahan Badan Keamanan Rakyat (BKR) menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Umur TNI sama dengan umur Republik ini.

Kekuatan militer Indonesia sejak kemerdekaan 1945 sangat diperhitungkan. Laskar-laskar pejuang tersebar di seluruh tanah air dan jumlah penduduk yang besar, dan dengan semangat juang kemerdekaan masih tinggi membuat Indonesia disegani. Selain sumber daya manusia (SDM) yang besar, alutsista TNI saat itu sangat besar. Kekuatan Angkatan Udara (AU) TNI setelah kemerdekaan '45 misalnya, seperti dilansir situs resmi TNI, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang memiliki angkatan udara terkuat di belahan bumi selatan, khususnya di Asia Tenggara.

Untuk melihat kekuatan militer TNI AU (saat itu Angkatan Udara Republik Indonesia/AURI) pada era Presiden Soekarno, pengerahan kekuatan militer besar-besaran pada operasi militer pembebasan Irian Barat dari Belanda pada 1961-1962 menjadi salah satu tanda kekuatan alutsista angakatan udara saat itu.

"Angkatan Udara (AU) mengerahkan semua kekuatan udaranya untuk ikut serta dalam Operasi Trikora. Pesawat yang digunakan dalam operasi tersebut tidak hanya pesawat tempur saja tetapi juga melibatkan pesawat angkut yaitu pesawat Dakota dari Skadron Udara 2 Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma," demikian dilansir situs resmi TNI AU dalam sebuah tulisan Pengabdian dan Pengorbanan Djalaludin Tantu Berakhir Dalam Operasi Dwikora.

Tri Komando Rakyat (Trikora) dikumandangkan Presiden Soekerno pada 19 Desember 1961, di alun-alun utara kota Yogyakarta. Operasi militer Trikora dilakukan setelah pihak Belanda mendirikan Negara Papua di bawah pemerintahan Belanda. Trikora sendiri merupakan seruan, yaitu pertama gagalkan berdirinya Negara Papua, kedua kibarkan bendera merah putih di seluruh wilayah Irian Barat, dan ketiga bersiap-siap untuk mobilisasi umum. Dalam Operasi Trikora, Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala untuk operasi militer melawan Belanda di Papua. Komando Mandala dipimpin oleh Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima Operasi.

Saat Trikora digaungkan, Indonesia memiliki kurang lebih 300 pesawat berbagai jenis peninggalan Belanda dan Jepang. Selain itu, kekutan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) terus meningkat dengan kontrak pembelian alutsista senilai US$ 2,5 miliar dari Rusia dan Polandia.

Seperti dilansir situs resmi TNI dalam Kisah Heroik Merebut Irian Barat, skuadron-skuadron udara baru bermuculan seiring kedatangan ratusan pesawat militer dari Rusia dan Polandia. Di antaranya, 41 Helikopter MI-4 (angkutan ringan), 9 Helikopter MI-6 (angkutaan berat), 30 pesawat latih Jet MIG-15 UTI, 49 pesawat baru serga MIG-17, 10 pesawat baru sergap MIG-19 dan 2 pesawat buru sergap supersonic MIG-21.

Selain itu semua, masih banyak jenis pesawat pengebom ringan dan jarak jauh, pesawat yang dilengkapi persenjataan peluru kendali (rudal). Dan, telah siap dioperasikan dalam Operasi Mandala pesawat pengangkut yang berjumlah puluhan. Ada pesawat angkut berat dan ringan dengan jumlah 40 unit. Selain pesawat-pesawat yang siap dikerahkan ke wilayah timur itu, pesawat-pesawat peninggalan Belanda juga dalam keadaan disiagakan untuk menyerang tuannya sendiri, yaitu 8 pesawat pengebom serbu jenis B-25/B-20, 12 pesawat pemburu jenis P-51 Mustang dan 25 pesawat angkut ringan C-47 Dakota.

Beberapa unit radar NYsa BC/P-30 buatan Polandia telah disiagakan di berbagai lokasi di kepulauan Maluku untuk persiapan pembebasan Irian Barat dari Belanda.

"Kekuatan AURI sedahsyat itu secara berangsur-angsur sebagian besar telah digeser ke wilayah Indonesia bagian timur dalam rangka prepositioning (siaga posisi) dan prestocking (siaga logistik) kekuatan ke pangkalan-pangkalan depan, antara lain Makassar, Morotai Ambon, dan Letfuan atau Langgur (Kepulauan Kai)," demikian seperti dilansir situs resmi TNI.

(KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna menandatangani pesawat tempur Hawk MK-53 dalam upacara penyambutan penerbangan terakhir Hawk MK-53 di Lapangan Udara Adisutjipto, Yogyakarta, Kamis (12/3). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Kekuatan militer angkatan udara merupakan kekuatan pertama yang dikerahkan pada Operasi Trikora pembebasan Irian Barat. Pasukan udara melakukan operasi infiltrasi udara dengan menerjunkan pasukan dan sukarelawan melalui udara ke tanah Irian Barat. Operasi infiltrasi atau penyusupan tentara ke wilayah yang masih dikuasai Belanda dilakukan pada malam hari dengan menggunakan pesawat-pesawat angkut.

Proses infiltrasi dilakukan melalui udara, sebelum pengerahan kekuatan tempur tiga matra merangsek ke jantung pertahanan Belanda di Irian Barat. Kemampuan pasukan udara dipertaruhkan sebelum serangan pasukan tempur dari Angkatan Laut dan Angkatan Darat yang juga dengan kekuatan penuh.

Amanat Trikora untuk mengibarkan bendera merah putih di Bumi Cendrawasi yang dikuasai Belanda dilakukan di Bumi Cendrawasih pada tanggal 19 Mei 1962. Sebanyak 81 anggota Pasukan Gerak Tjepat (PGT) atau saat ini pasukan khusus AU yaitu Paskhas, bertolak dari Pangkalan Udara Pattimura, Ambon, menuju sasaran pengibaran merah putih di Kota Eminabuan.

Konflik militer Indonesia-Belandan di Papua berakhir dengan perundingan-perundingan setelah pihak Belanda tidak bisa bertahan dengan kekuatan militer. Belanda-Indonesia melakukan persetujuan New York tanggal 15 Agustus 1962. Salah satu butir persetujuan yaitu Papua bagian barat berada di bawah PBB. Pembebasan Irian barat diakhiri dengan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) pada tahun 1969.

 

Baca:

  1. Jokowi: TNI Tidak Boleh Lukai Hati Rakyat
  2. Mengulas Tema Bersama Rakyat TNI Kuat pada HUT ke-70 TNI
  3. Jokowi: Rakyat dan TNI Ibarat Ikan dengan Air
  4. Pangdam Jayakarta, Ahok Adalah Warga Terhormat Korps TNI
  5. Ahok: Revolusi Mental Hanya Ada di TNI
#HUT TNI Ke-70 #Soekarno #Presiden Soekarno #Alutsista #Angkatan Udara
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo bakal Datangkan 200 Helikopter Tahun Depan, Persiapan Hadapi Bencana
Presiden Prabowo menegaskan penguatan alutsista untuk Indonesia bukan semata-mata untuk pertahanan negara, melainkan juga untuk misi kemanusiaan dan respons cepat bencana alam.
Dwi Astarini - Sabtu, 06 Desember 2025
Presiden Prabowo bakal Datangkan 200 Helikopter Tahun Depan, Persiapan Hadapi Bencana
Indonesia
Unit Pertama A400M Sampai dengan Selamat, Prabowo Malah Sudah Kode Nambah Armada 4 Kali Lipat
Presiden Prabowo Subianto menerima unit pertama pesawat angkut berat A400M untuk TNI AU dan memberi sinyal negosiasi 4 unit tambahan.
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
Unit Pertama A400M Sampai dengan Selamat, Prabowo Malah Sudah Kode Nambah Armada 4 Kali Lipat
Indonesia
A400M Sang Raja Angkut Berat TNI AU Bikin Presiden Bangga dan Langsung Disiram Air Kembang, Siap Diterbangkan ke Gaza?
Prabowo perintahkan A400M dilengkapi ambulans udara dan penambahan batalyon kesehatan TNI
Angga Yudha Pratama - Senin, 03 November 2025
A400M Sang Raja Angkut Berat TNI AU Bikin Presiden Bangga dan Langsung Disiram Air Kembang, Siap Diterbangkan ke Gaza?
Indonesia
Aksi KSAD Jenderal Maruli di Atas Artileri Berat, Sukses Tembak Jatuh Drone Musuh
Jenderal Maruli tepat menembak jatuh drone yang disimulasikan sebagai pesawat musuh menggunakan senjata berat artileri pertahanan udara.
Wisnu Cipto - Jumat, 31 Oktober 2025
Aksi KSAD Jenderal Maruli di Atas Artileri Berat, Sukses Tembak Jatuh Drone Musuh
Indonesia
Indonesia Belum Tertarik Beli Rudal BrahMos India
rudal BrahMos telah digunakan untuk operasi berbagai, baik ground-to-ground, ground-to-sea, ataupun air-to-ground.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 28 Oktober 2025
Indonesia Belum Tertarik Beli Rudal BrahMos India
Indonesia
Airbus A400M Bakal Bermarkas di Lanud Halim, 22 Personel TNI AU ke Spanyol Belajar Cara Pengoperasian
Kehadiran A400M akan memperkuat armada Skuadron 31 Lanud Halim Perdanakusuma yang sebelumnya telah dilengkapi dengan pesawat angkut Hercules.
Wisnu Cipto - Sabtu, 25 Oktober 2025
Airbus A400M Bakal Bermarkas di Lanud Halim, 22 Personel TNI AU ke Spanyol Belajar Cara Pengoperasian
Indonesia
Airbus A400M Tiba 3 November, Armada Logistik Baru TNI AU dengan Spesifikasi Super Besar
Pesawat angkut militer Airbus A400M yang kontrak pembeliannya ditandatangi sejak acara Dubai Airshow 2021 dijadwalkan akan tiba di Indonesia pada 3 November 2025
Wisnu Cipto - Sabtu, 25 Oktober 2025
Airbus A400M Tiba 3 November, Armada Logistik Baru TNI AU dengan Spesifikasi Super Besar
Indonesia
Setara F-16 Fighting Falcon, Begini Spesifikasi Jet Chengdu J-10 yang Dibeli Pakai APBN Rp 148 T
Jet tempur Chengdu J-10 dari Tiongkok sering dibandingkan dengan F-16 Fighting Falcon
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Setara F-16 Fighting Falcon, Begini Spesifikasi Jet Chengdu J-10 yang Dibeli Pakai APBN Rp 148 T
Indonesia
Jet Tempur Chengdu J-10 China Segera Terbang di Jakarta, Menkeu Setuju Beli Pakai APBN Rp 148 T
Pemerintah menyetujui anggaran Rp 148 triliun untuk pembelian jet tempur Chengdu J-10 dari China dalam APBN 2026.
Wisnu Cipto - Kamis, 16 Oktober 2025
Jet Tempur Chengdu J-10 China Segera Terbang di Jakarta, Menkeu Setuju Beli Pakai APBN Rp 148 T
Indonesia
HUT ke-80 TNI: Kapal Selam Tanpa Awak Hadir di Monas, Alutsista Baru Buatan PT PAL
Kapal selam tanpa awak TNI AL itu pertama kali ditampilkan dalam gladi bersih HUT ke-80 TNI hari ini.
Wisnu Cipto - Jumat, 03 Oktober 2025
HUT ke-80 TNI: Kapal Selam Tanpa Awak Hadir di Monas, Alutsista Baru Buatan PT PAL
Bagikan