Memutus Rantai Pedofil Melalui Terapi


Arist Merdeka Sirait di antara kerumunan anak dan ibu (Foto: Instagram/komnasanak)
KETERBUKAAN informasi seiring pesatnya perkembangan teknologi menjadi berbahaya apabila disalahgunakan. Salah satunya pornografi di internet. Meski upaya pemblokiran terhadap konten porno telah dilakukan pemerintah dan penyedia jaringan, namun masih saja ada "kebocoran", misalnya dari iklan atau media sosial.
Dimulai dari melihat sekali atau beberapa kali, kemudian orang makin penasaran dan merespons lebih jauh. Celakanya lagi adalah ketika orang tersebut mencoba mempraktikkannya dan menjadi hiperseks. Ketika orang sudah diperbudak seks, jiwanya terganggu, sehingga berkemungkinan untuk mencari alternatif yang lebih aneh untuk memuaskan nafsunya, seperti pedofilia.
Pedofilia timbul akibat kondisi kejiwaan di mana seseorang lebih senang melakukan seks pada anak kecil. Arist Merdeka Sirait mengatakan, pedofil atau pelaku pedofilia umumnya adalah mereka yang dulunya pernah menjadi korban.
Meski penyakit ini belum ada obatnya, Arist selaku Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak itu memberi cara memutuskan rantai pedofil yang membuat resah orang tua. "Anak yang mengalami kejahatan seksual harus diterapi, harus dipulihkan dengan tujuan agar anak tersebut tidak menjadi pelaku kejahatan yang sama pula di masa depan," ujar Arist dalam acara "Festival Nusantara" di Pluit Village, Minggu (20/8).
Menurut pria yang kerap dijuluki pelopor perlindungan anak itu, anak-anak korban pedofil harus mendapat penanganan pemulihan mental sesegera mungkin. Bila tidak segera ditangani, maka mereka akan depresi dan berkemungkinan mengambil tindakan bunuh diri.
"Terapinya bisa dengan pendekatan psikososial, bisa dengan klinis, bisa juga dengan pola bermain," kata Arist. Namun menurutnya, tindakan keluarga maupun orang-orang di sekitarnya untuk selalu mendukung dan tidak menambah tekanan psikologi kepada anak menjadi hal yang paling utama.
"Kembalikan kepercayaan diri mereka, bahwa apa yg mereka alami bukan karena kehendak atau kesalahan anak itu. Jadi, mereka harus terus diberikan semangat dan perkataan positif agar bisa pulih," pungkas Arist di samping Panggung Nusantara bersama anak-anak yang dibawanya untuk ikut serta dalam acara budaya tersebut. (Bing)
Baca juga berita lainnya seputar kasus pedofilia di sini: Anaknya Jadi Incaran Pedofilia, Nafa Urbach: Saya Akan Cari Kalian Semua.
Bagikan
Berita Terkait
Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus

Aksi Anak-anak Ikuti Karnaval Meriahkan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Jakarta

Kisah Pilu Bocah Sukabumi Meninggal Akibat Cacing, Pemerintah Akui Layanan Kesehatan Masih Pincang

Ingat Ya Bunda! Beri Makan Anak Jangan Hanya Fokus Pada Nasi dan Mie

Pelaku Pelecehan Penumpang Anak Citilink Terancam 15 Tahun Bui, Kondisi Korban Masih Trauma

Anak di Bawah Umur di Cianjur Diperkosa 12 Orang, Polisi Harus Gerak Cepat Tangkap Buron

1 dari 5 Anak di Indonesia Tumbuh Tanpa Peran Ayah

Mengintip Aksi 2.200 Anak Juggling Bola Meriahkan Pembukaan Piala Presiden 2025

Melihat Pameran Kids Biennale Indonesia 2025 Bertajuk Tumbuh Tanpa Takut di Galeri Nasional

Anak Tantrum Saat Smartphone Diambil, Ini Yang Bisa Dilakukan
