Melonjaknya Suku Bunga BI Sinyal BBM Subsidi akan Naik

Mula AkmalMula Akmal - Rabu, 24 Agustus 2022
Melonjaknya Suku Bunga BI Sinyal BBM Subsidi akan Naik

Ilustrasi - Pos sosialisasi MyPertamina dibuka di SPBU Pohon Pule, Ambon, Kecamatan Nusaniwe. (ANTARA/Winda Herman)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan akan naik dalam waktu dekat ini, seiring melonjaknya suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia (BI).

BI baru saja menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen. BI juga menaikan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis poin menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility 4,5 persen.

Baca Juga:

BI Naikkan Suku Bunga Jadi 3,75 Persen

"Kenaikan suku bunga acuan sepertinya indikasi bahwa BBM subsidi akan naik dalam waktu singkat. Bukan hanya yang non subsidi disesuaikan dengan harga pasar, tapi BI pre emptives terhadap naiknya Pertalite maupun Solar," ujar Pengamat Ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira saat dikonfirmasi MerahPutih.com, Rabu (24/8).

Ia berpendapat, bila nantinya BBM subsidi naiknya sampai 30 persen, maka BI kemungkinan besar akan menambah bunga acuan 75 hingga 100 basis poin (Bps) sepanjang tahun.

"Semua sedang menghitung efek naiknya harga BBM subsidi terhadap kurs rupiah dan inflasi," urainya.

Bhima melanjutkan, kenaikan suku bunga juga perlu dicermati efeknya terhadap beban pembayaran bunga yang ditanggung oleh masyarakat dan pelaku usaha.

"Cost of fund naik, ditambah harga BBM naik, maka konsumsi rumah tangga akan direm, imbasnya terjadi kontraksi pada pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:

The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin, Amerika Hadapi Resesi

Bhima menuturkan, biaya hidup jadi akan lebih berat dengan kenaikan suku bungan BI ini. Dirinya juga bilang, BI rate susah akan turun kembali, karena tergantung dari tingkat inflasi.

Ekonom milenial ini mengatakan, alasan BI menaikan suku bunga terkait kekhawatiran berakhirnya booming harga komoditas yang akan memicu pelemahan devisa ekspor signifikan.

"Price Reversal atau pembalikan arah harga komoditas saat ini cukup membahayakan stabilitas kurs rupiah. Terlebih Dollar AS terus menguat. Dollar index naik menjadi 109 atau menguat 13.4 persen year to date. Dolar bisa mengamuk dan menekan kurs rupiah dalam jangka 3-6 bulan kedepan," ucapnya.

Bhima mengungkapkan, kenaikan suku bunga ini bukan yang terakhir tahun. BI sewaktu-waktu bisa menaikan suku bunga melihat kondisi inflasi Indonesia.

"Ini bukan kenaikan suku bunga yang pertama tahun ini, perlu bersiap suku bunga naik secara persisten hingga tahun depan," ungkapnya. (Asp)

Baca Juga:

Rupiah Alami Tekanan Jelang Pengumuman Suku Bunga

#Suku Bunga Acuan #Bank Indonesia #BBM #INDEF
Bagikan
Ditulis Oleh

Asropih

Berita Terkait

Indonesia
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
koordinasi terkait data simpanan pemda di bank merupakan kewenangan BI sebagai bank sentral.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 23 Oktober 2025
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Indonesia
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Dedi menjelaskan angka Rp 4,17 triliun yang dikutip Menkeu Purbaya merupakan data BI merujuk pada laporan keuangan per 30 September 2025, sehingga tidak mencerminkan kondisi terkini. Baca juga:
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Indonesia
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Indonesia
Bahlil Dikecam Karena 'Memaksa' SPBU Swasta Beli BBM Pertamina, Pengamat Nilai Ada Kekacauan Logika Tata Kelola Energi
CBA bahkan memprediksi dampak buruk jika kebijakan ini terus diterapkan, yaitu potensi gulung tikarnya banyak SPBU swasta
Angga Yudha Pratama - Rabu, 22 Oktober 2025
Bahlil Dikecam Karena 'Memaksa' SPBU Swasta Beli BBM Pertamina, Pengamat Nilai Ada Kekacauan Logika Tata Kelola Energi
Dunia
Warga Berebut BBM dari Truk Tangki Terguling, 30 Orang Tewas 40 Luka-Luka
Para korban sedang berebut mengambil bahan bakar minyak (BBM) dari truk yang terguling itu sebelum ledakan dahsyat terjadi.
Wisnu Cipto - Rabu, 22 Oktober 2025
Warga Berebut BBM dari Truk Tangki Terguling, 30 Orang Tewas 40 Luka-Luka
Indonesia
Nasib E10 Tergantung Tebu dan Pabrik Gula, Begini Peringatan Profesor ITB
Implementasi E10 harus bertahap, tidak tiba-tiba, serta didukung oleh insentif fiskal dan regulasi yang memadai
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Nasib E10 Tergantung Tebu dan Pabrik Gula, Begini Peringatan Profesor ITB
Indonesia
Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin
Pemerintah Indonesia sendiri sedang menyiapkan peta jalan implementasi BBM E10 sebagai bagian dari transisi energi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 21 Oktober 2025
Pakar Otomotif ITB Jelaskan Higroskopis Beda Jauh dari Korosif, Jamin E10 Ramah Mesin
Indonesia
BBM E10 Rusak Mesin? Guru Besar UB Bongkar Mitos yang Bikin Rugi
Langkah ini bukan hanya bertujuan mencapai kemandirian
Angga Yudha Pratama - Jumat, 17 Oktober 2025
BBM E10 Rusak Mesin? Guru Besar UB Bongkar Mitos yang Bikin Rugi
Indonesia
BBM 'Hijau' Bikin Was-Was, Kementerian ESDM 'Paksa' Industri Otomotif Uji Ketahanan E10
Saat ini, penerapan bioetanol belum bersifat mandatori
Angga Yudha Pratama - Rabu, 15 Oktober 2025
BBM 'Hijau' Bikin Was-Was, Kementerian ESDM 'Paksa' Industri Otomotif Uji Ketahanan E10
Indonesia
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Bagikan