Melonjaknya Suku Bunga BI Sinyal BBM Subsidi akan Naik


Ilustrasi - Pos sosialisasi MyPertamina dibuka di SPBU Pohon Pule, Ambon, Kecamatan Nusaniwe. (ANTARA/Winda Herman)
MerahPutih.com - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dipastikan akan naik dalam waktu dekat ini, seiring melonjaknya suku bunga yang diberlakukan Bank Indonesia (BI).
BI baru saja menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen. BI juga menaikan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 basis poin menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility 4,5 persen.
Baca Juga:
"Kenaikan suku bunga acuan sepertinya indikasi bahwa BBM subsidi akan naik dalam waktu singkat. Bukan hanya yang non subsidi disesuaikan dengan harga pasar, tapi BI pre emptives terhadap naiknya Pertalite maupun Solar," ujar Pengamat Ekonomi dari Institute For Development of Economic and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira saat dikonfirmasi MerahPutih.com, Rabu (24/8).
Ia berpendapat, bila nantinya BBM subsidi naiknya sampai 30 persen, maka BI kemungkinan besar akan menambah bunga acuan 75 hingga 100 basis poin (Bps) sepanjang tahun.
"Semua sedang menghitung efek naiknya harga BBM subsidi terhadap kurs rupiah dan inflasi," urainya.
Bhima melanjutkan, kenaikan suku bunga juga perlu dicermati efeknya terhadap beban pembayaran bunga yang ditanggung oleh masyarakat dan pelaku usaha.
"Cost of fund naik, ditambah harga BBM naik, maka konsumsi rumah tangga akan direm, imbasnya terjadi kontraksi pada pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga:
The Fed Naikkan Suku Bunga 75 Basis Poin, Amerika Hadapi Resesi
Bhima menuturkan, biaya hidup jadi akan lebih berat dengan kenaikan suku bungan BI ini. Dirinya juga bilang, BI rate susah akan turun kembali, karena tergantung dari tingkat inflasi.
Ekonom milenial ini mengatakan, alasan BI menaikan suku bunga terkait kekhawatiran berakhirnya booming harga komoditas yang akan memicu pelemahan devisa ekspor signifikan.
"Price Reversal atau pembalikan arah harga komoditas saat ini cukup membahayakan stabilitas kurs rupiah. Terlebih Dollar AS terus menguat. Dollar index naik menjadi 109 atau menguat 13.4 persen year to date. Dolar bisa mengamuk dan menekan kurs rupiah dalam jangka 3-6 bulan kedepan," ucapnya.
Bhima mengungkapkan, kenaikan suku bunga ini bukan yang terakhir tahun. BI sewaktu-waktu bisa menaikan suku bunga melihat kondisi inflasi Indonesia.
"Ini bukan kenaikan suku bunga yang pertama tahun ini, perlu bersiap suku bunga naik secara persisten hingga tahun depan," ungkapnya. (Asp)
Baca Juga:
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno

ESDM Temukan Jawaban Kenapa Stok BBM SPBU Shell & BP Kosong

SPBU Shell dan BP Kehabisan Stok BBM, Menteri Bahlil Sarankan Bisa Beli ke Pertamina

Stok BBM di SPBU Shell Kembali Langka, Belum Tahu Kosong Sampai Kapan

DPR-Pemerintah Sepakati Asumsi RAPBN 2026, Suku Bunga dan Rupiah Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi?

Suku Bunga Bank Indonesia Sudah Diturunkan Berkali-kali, Bunga Kredit Perbankan Masih Tinggi

BI Pangkas Suku Bunga Jadi 5 Persen, Rupiah Sulit Untuk Turun ke Rp 16.000 per Dollar AS

Bank Indonesia Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Utang Luar Negeri yang Tumbuh Melambat

Apa Itu Payment ID Yang Disorot Karena Ditakuti Memata-Matai Transaksi Keuangan Warga

Solo Raya Alami Lonjakan Transaksi QRIS, Volume Capai 51,91 Juta
