Ulang Tahun Megawati Turut Dirayakan di Perbatasan Negara

Mula AkmalMula Akmal - Senin, 23 Januari 2023
Ulang Tahun Megawati Turut Dirayakan di Perbatasan Negara

Ketua DPP Komarudin Watubun melakukan kegiatan penanaman pohon di Titik Nol Indonesia Timur. (Foto: MP/Ponco)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Hari ulang tahun (HUT) ke-76 Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri turut dirayakan di perbatasan Indonesia dengan Papua Nuigini, tepatnya di Desa Sota, Merauke, Papua Selatan, Senin (23/1).

Perayaan itu dilaksanakan DPD PDIP Papua Selatan di bawah komando Ketua DPP Komarudin Watubun. Di perbatasan negara itu, DPD PDIP Papua Selatan melakukan kegiatan penanaman pohon di Titik Nol Indonesia Timur.

Baca Juga:

[HOAKS atau FAKTA]: Ganjar Kecewa, PDIP Usung Megawati Hadapi Anies di Pilpres 2024

Secara simbolis, pria yang akrab disapa Bung Komar itu menanam Pohon Bambu Kuning di halaman Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di bawah tugu Pancasila.

“Ini wujud rasa syukur kepada Tuhan atas karunia usia, kesehatan, dan bimbingan Ibu Mega kepada kami para kader di seluruh Indonesia, khususnya di Papua Selatan,” ucap Komar di acara tersebut.

Ketika ketika ditanya makna di balik pemilihan jenis pohon bambu kuning, Bung Komar dengan senyum memberikan jawaban eksplisit.

“Bambu adalah simbol senjata dalam masa perjuangan. Ini ditanam di depan Tugu Pancasila di Kilometer Nol batas Indonesia dan PNG yang berarti kita akan mempertahankan bangsa dan negara ini hingga titik darah penghabisan,” tegasnya.

Di samping simbol perjuangan, Bambu juga punya makna lain. “Sebagian masyarakat kita punya kenyakinan Pohon Bambu Kuning ini mampu menahan bala dan bencana. Semoga negeri kita juga terbebas dari segala bala bencana,” tambah Komandan Satgas Cakra Buana PDIP itu.

Baca Juga:

Megawati Ungkap Tahun Kelinci Air Penuh Pengharapan Sekaligus Kesabaran

Selain Bung Komar menanam Pohon Bambung Kuning, ratusan kader lain, menanam berbagai jenis pohon yang sangat variatif. Acara penanaman dan pemilihan 76 jenis pohon, di antaranya pucuk merah ini ditanam di sepanjang jalan masuk PLBN.

“76 variasi pohon ini sebagai simbol atas usia Ketua Umum PDI Perjuangan. Kami lakukan ini karena memang pesan Ibu di sejumlah kesempatan dan juga pesan leluhur kami untuk menjaga alam. Kalau kita jaga alam, maka alam pun menjaga kita,” tambahnya.

Bagi Komar, melakukan kegiatan seperti ini lebih memiliki arti yang mendalam. Komar mengaku tidak bisa ikut dalam acara HUT ketua umum di Jakarta karena bersamaan dengan pelantikan pengurus PDI Perjuangan di sejumlah provinsi baru di Papua.

“Peresmian dan pelantikan pengurus DPD PDI Perjuangan di Provinsi Papua adalah tugas partai sebagai bagian dari respon lahirnya Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua,” tegas Bung Komar yang juga mantan Ketua Pansus Otsus. (Pon)

Baca Juga:

Pakar Sebut Isi Pidato Megawati Bukti PDIP tak Kerdilkan Posisi Presiden Jokowi

#PDIP #HUT Megawati #Megawati Soekarnoputri
Bagikan
Ditulis Oleh

Ponco Sulaksono

Berita Terkait

Indonesia
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Dalam praktiknya, para PKL yang tergabung dalam asosiasi tersebut banyak menemui kendala ketika mengakses permodalan ke institusi keuangan milik pemerintah (Himbara).
Dwi Astarini - Jumat, 31 Oktober 2025
Implementasi PP 47/24 Masih Rendah, Pemerintah Didesak Percepat Penghapusan Piutang Macet UMKM
Indonesia
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Makna Sumpah Pemuda tidak hanya soal persatuan teritorial, tetapi juga semangat kebangsaan dan kesadaran geopolitik yang menjadi fondasi kuat Indonesia.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Sumpah Pemuda Harus Jadi Semangat Kepeloporan Anak Muda
Indonesia
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Generasi muda tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Peringatan Sumpah Pemuda, PDIP Tegaskan Komitmen Politik Inklusif bagi Generasi Muda
Indonesia
Ribka Tjiptaning Nilai Soeharto tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dianggap Pelanggar HAM
Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning, menolak usulan pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto. Ia menilai, bahwa Soeharto merupakan sosok pelanggar HAM.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Ribka Tjiptaning Nilai Soeharto tak Pantas Dapat Gelar Pahlawan Nasional, Dianggap Pelanggar HAM
Indonesia
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
PDIP menyerahkan kasus dugaan korupsi proyek Whoosh kepada KPK. Hal itu diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning.
Soffi Amira - Selasa, 28 Oktober 2025
Soal Dugaan Korupsi Proyek Whoosh, PDIP: Kita Dukung KPK, Diperiksa Saja
Indonesia
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Meminta agar penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) dilakukan secara business to business (B2B).
Dwi Astarini - Senin, 27 Oktober 2025
PDIP Sebut Ada Niat Jahat jika Utang KCJB Dikaitkan dengan APBN
Indonesia
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Adanya penolakan tersebut berarti ada harapan dari masyarakat yang harus didengar.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
PDIP Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, FX Rudy Sebut itu Harapan Masyarakat
Indonesia
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto justru akan bertentangan dengan semangat reformasi yang bertujuan membatasi kekuasaan.
Dwi Astarini - Minggu, 26 Oktober 2025
Bonnie Triyana Tegaskan Pemberian Gelar Pahlawan kepada Soeharto Mencederai Cita-Cita Reformasi
Indonesia
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Soeharto kini diusulkan jadi pahlawan nasional. Politisi PDIP mengatakan, bahwa aktivis 1998 bisa dianggap sebagai pengkhianat.
Soffi Amira - Kamis, 23 Oktober 2025
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan, Politisi PDIP: Aktivis 1998 Bisa Dianggap Pengkhianat
Indonesia
Hari Santri Jadi Momentum Gali kembali Islam Bung Karno dan Resolusi Jihad
Hari Santri merupakan waktu yang tepat untuk menggali kembali gagasan-gagasan Islam Bung Karno yang berakar pada spiritualitas dan nasionalisme.
Dwi Astarini - Rabu, 22 Oktober 2025
Hari Santri Jadi Momentum Gali kembali Islam Bung Karno dan Resolusi Jihad
Bagikan