Media Memperburuk Citra Anies Lewat Kata 'Pribumi'

Andika PratamaAndika Pratama - Rabu, 18 Oktober 2017
Media Memperburuk Citra Anies Lewat Kata 'Pribumi'

Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta terpiih, Anies Baswedan (kanan) dan Sandiaga Uno (kiri) bersalaman usai berkunjung ke Masjid Sunda Kelapa di Jakarta, Senin (16/10). Foto: ANTARA

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Kata 'Pribumi' yang diucapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan masih terus bergulir. Banyak kalangan menyampaikan pendapatnya, baik yang mempertanyakan maksud Anies mengucapkan kata itu, maupun yang menyatakan bahwa kata tersebut tidak bermakna apa-apa yang bisa berdampak pada memanasnya situasi politik di ibu kota Negara Republik Indonesia.

Peneliti Bidang Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan Universitas Gadjah Mada (UGM), Samuel H. Kallawaly menyoroti perkembangan kata 'pribumi' itu hingga menimbulkan perbincangan hangat di masyarakat Indonesia, tidak terlepas dari peran serta media massa dalam melakukan 'framing' kepada masyarakat. Akibatnya, masyarakat sulit melihat sisi positif dari seorang Anies.

"Media massa berperan besar dalam memperburuk kata ‘pribumi’, seperti yang terjadi saat ini," kata Samuel dalam siaran persnya yang diterima di Jakarta, Rabu (18/10).

Sebenarnya, kata dia, banyak meme bermunculan yang menunjukkan bahwa selain Anies, masih banyak tokoh lain yang pernah berbicara tentang pribumi, namun jauh dari hiruk pikuk kontroversi.

"Sebut saja Megawati, Susi Pudjiastuti, bahkan nama Jusuf Kalla pun disebut pernah mengungkapkan kalimat tersebut. Namun tidak menjadi hiruk pikuk yang kontroversi," katanya.

Menarik memang, kata dia, sebab belakangan kalimat ini kembali dipersoalkan karena disebutkan oleh Anies Baswedan dalam pidato politiknya yang pertama.

“Secara sederhana muncul satu pertanyaan, mengapa kata ini menjadi 'hot' ketika diungkapkan oleh Anies Baswedan dan bukan yang lain?” ungkap dia.

Politik–Media

Samuel menuturkan, politik dan media merupakan dua sisi yang tidak bisa terlepas satu sama lain. Kepemilikan media oleh politisi menjadikan media sebagai sarana dalam memuluskan rencana. Sebab citra dibangun melalui framming.

"Media tidak saja mengatakan apa yang seharusnya kita pikirkan, tetapi media juga memberitahukan bagaimana memikirkan objek tersebut, demikian ungkap McCombs, dalam merespon pengaruh media dalam membangun citra," jelas Samuel lagi.

Sejak Pilkada DKI Jakarta bergulir, media punya cara tersendiri dalam menggambarkan sosok Anies. Dari beberapa media besar, terutama Metro TV, nama Anies Baswedan cenderung dikaitkan dengan aksi demo berjilid-jilid, FPI, Habib Riziq, serta berbagai aksi kampanye bernuansa SARA lainnya.

Menurut dia, sedikit rasanya porsi yang diberikan untuk menggambarkan sisi positif dari Anies Baswedan. Atas framming yang demikian, opini masyarakat pun terbentuk, di mana ada penilaian yang negatif tentangnya. Kedekatannya dengan beberapa ormas yang dianggap intoleran, antikafir dan antiasing, terus diangkat oleh media, alhasil membuat citra Anies Baswedan semakin buruk.

"Dengan citra yang demikian, sudah pasti apapun yang dilakukan oleh Anies Baswedan akan terus diamati. Jika ada titik lemah, maka cela itu akan 'disikat'. Kesempatan emas pun tiba, ketika Anies Baswedan mengucapkan kata ’Pribumi. Kata yang tak ada dampak apa-apa jika disebutkan oleh tokoh lain, namun menjadi 'bom atom' karena disebutkan oleh Anies Baswedan," papar Samuel lagi.

Harus berhati-hati

Samuel menambahkan, atas insiden itu tak salah jika banyak kalangan menyerukan agar Anies berberhati-hati dalam bertutur kata. Jangan sampai pengalaman Ahok terulang lagi olehnya, kata dia.

Meski ucapan Anies merupakan bagian dari manuver politik, dimana sengaja memunculkan cerita kolonialisme dan isu pribumi yang multi tafsir, namun Anies harus tetap waspada, karena bisa saja kontraproduktif, bahkan menjadi bumerang.

”Sebagai Gubernur yang baru saja dilantik, Anies harus ingat bahwa merebut jabatan itu tak semudah mempertahankannya," pungkasnya. (*)

#Anies Baswedan #Pribumi #Gubernur DKI Jakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Andika Pratama

Berita Terkait

Indonesia
Standar Keselamatan Diduga Tak Dipenuhi, Pemprov DKI akan Evaluasi Seluruh Gedung Setelah Insiden Kebakaran Terra Drone
Pemprov DKI akan mengecek ulang standar keselamatan seluruh gedung di Jakarta setelah kebakaran Terra Drone memakan korban. Ada dugaan pelanggaran bangunan.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 10 Desember 2025
Standar Keselamatan Diduga Tak Dipenuhi, Pemprov DKI akan Evaluasi Seluruh Gedung Setelah Insiden Kebakaran Terra Drone
Indonesia
Pramono Anung Resmikan Embung Lapangan Merah, Klaim Mampu Kurangi Banjir hingga 69 Persen
Pramono Anung meresmikan Embung Lapangan Merah yang mampu mengurangi banjir hingga 69 persen dan menghadirkan ruang publik baru di Jagakarsa.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 09 Desember 2025
Pramono Anung Resmikan Embung Lapangan Merah, Klaim Mampu Kurangi Banjir hingga 69 Persen
Indonesia
Gubernur DKI Jakarta: Pembahasan UMP 2026 Segera Rampung, Tinggal Finalisasi
Gubernur DKI Pramono Anung menyebut pembahasan UMP DKI 2026 hampir final. Perbedaan usulan buruh dan pengusaha jadi alasan finalisasi masih berlanjut.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Gubernur DKI Jakarta: Pembahasan UMP 2026 Segera Rampung, Tinggal Finalisasi
Indonesia
Gubernur Pramono Minta Perbaikan Tanggul Jakarta Dipercepat, Libatkan Banyak Kementerian
Gubernur DKI meminta koordinasi lintas lembaga untuk memperbaiki enam titik tanggul bocor di pesisir Jakarta, termasuk Muara Baru yang sempat viral.
Ananda Dimas Prasetya - Senin, 08 Desember 2025
Gubernur Pramono Minta Perbaikan Tanggul Jakarta Dipercepat, Libatkan Banyak Kementerian
Indonesia
Jakarta Siapkan Perayaan Natal Meriah, Pramono: Bukan Hanya Ornamen, Tapi Juga Diskon
Pemprov DKI menyiapkan berbagai aktivitas untuk menyambut Natal 2025, mulai dari lomba dekorasi, diskon mal, hingga konser terbuka.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Desember 2025
Jakarta Siapkan Perayaan Natal Meriah, Pramono: Bukan Hanya Ornamen, Tapi Juga Diskon
Indonesia
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Menjelang perayaan Nataru, harga pangan di Jakarta dipastikan stabil. Gubernur Pramono menyebut inflasi terkendali menjadi kunci menjaga daya beli masyarakat.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Desember 2025
Jelang Nataru 2025–2026, Gubernur Pramono Pastikan Harga Pangan di Jakarta Stabil
Indonesia
Pramono Anung Instruksikan Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jakarta hingga Awal Tahun 2026
Jakarta siaga cuaca ekstrem. Gubernur Pramono perintahkan mitigasi banjir, kesiapan alat, dan potensi modifikasi cuaca.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 03 Desember 2025
Pramono Anung Instruksikan Antisipasi Cuaca Ekstrem di Jakarta hingga Awal Tahun 2026
Indonesia
Disebut PBB Jakarta Berpenduduk 42 Juta, Gubernur Pramono: Angka Itu Aglomerasi Jabodetabek
Gubernur DKI Pramono Anung menolak laporan PBB yang menyebut populasi Jakarta hampir 42 juta jiwa. Angka tersebut berasal dari wilayah aglomerasi Jabodetabek.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 Desember 2025
Disebut PBB Jakarta Berpenduduk 42 Juta, Gubernur Pramono: Angka Itu Aglomerasi Jabodetabek
Indonesia
Reuni 212 di Monas, Gubernur Pramono Imbau Warga Jaga Keamanan Jakarta
Gubernur DKI Pramono Anung mengimbau peserta Reuni 212 menjaga keamanan Jakarta. Acara digelar di Monas pada 2 Desember dengan pengalihan arus lalu lintas.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 02 Desember 2025
Reuni 212 di Monas, Gubernur Pramono Imbau Warga Jaga Keamanan Jakarta
Indonesia
Jakarta Targetkan Masuk 50 Kota Global 2030, Gubernur Pramono Ungkap Langkah Konkret di Berlin
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menjadi pembicara utama di AsiaBerlin Summit 2025, memaparkan visi transformasi Jakarta menuju 50 kota global terbaik 2030.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 26 November 2025
Jakarta Targetkan Masuk 50 Kota Global 2030, Gubernur Pramono Ungkap Langkah Konkret di Berlin
Bagikan