Masih ada Peluang bagi Wirausaha Muda di Tengah Pandemi
                Pandemi corona berdampak pada wirausaha muda.(Foto: Entrepeneur)
WIRAUSAHA muda di Indonesia menanggung beban pandemi COVID-19. Survei yang dilakukan United Nation Development Programme (UNDP) pada 756 responden menunjukkan 79% wirausaha muda menyatakan COVID-19 berdampak negatif pada bisnis mereka. Dari jumlah tersebut, 21% melaporkan bahwa bisnis mereka telah sepenuhnya berhenti beroperasi karena virus corona.
Sebanyak 58 % wirausahawan muda melaporkan penurunan omset keuangan mereka hingga 81%. Adapun 36% melaporkan penurunan omset keuangan hingga 40%. Hanya 6% pengusaha muda menyatakan mereka mengalami peningkatan atau tidak ada dampak sama sekali pada perputaran keuangan mereka.
BACA JUGA:
Walaupun pandemi COVID-19 memorakporandakan bisnis yang mereka rintis, semangat kewirausahaan muda di Indonesia terus tumbuh subur. Ada keinginan yang sangat besar dari kaum muda di Indonesia untuk mempunyai usaha sendiri dan berkontribusi bagi perekonomian nasional.
"Meskipun COVID-19 memiliki dampak yang signifikan bagi para wirausahawan muda, mereka dapat bangkit kembali lebih cepat dengan dukungan kuat yang ditargetkan untuk membantu mereka tumbuh di saat krisis seperti sekarang,” ujar Kepala Perwakilan UNDP Indonesia Christophe Bahuet di acara daring Menandai Hari Pemuda Internasional; Bisnis, SDG dan Kaum Muda di Tengah Pandemi.
Senada dengan Bahuet, CEO Citi Indonesia Batara Sianturi mengatakan anak muda di Indonesia memegang kunci untuk mendorong negara keluar dari krisis melalui kewirausahaan. "Pandemi COVID-19 ini telah dan akan mengubah cara kita dalam menjalani hidup selama ini. Namun, di tengah tantangan tersebut, terdapat sejumlah peluang serta kreativitas yang dihadirkan generasi muda guna memberikan manfaat positif bagi masyarakat," tutur Batara.
Sementara itu, Co-Founder dorm.id Ade N Safrina Nasution mengatakan pandemi telah secara dramatis mengubah cara kita bekerja dan hidup. Meskipun demikian, menurutnya, daripada membiarkan situasi berjalan dengan tidak terkendali, banyak dari kita telah memutuskan untuk mengatur ulang strategi dan mengambil tindakan untuk mengantisipasi perubahan permintaan. "Uang dan peluang masih ada, tetapi prioritas telah berubah, jadi kita harus menyesuaikan model bisnis kita," tukas Ade.(avia)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Alasan Prahara Banyak Startup Bangkrut & Gagal Versi BRIN
                      FLEI 2025 Dorong Jenama Lokal Tembus Pasar Global, Kadin Sebut Potensi Ekspor maki Terbuka
Dharma Jaya Catat Lonjakan Bisnis 190 Persen Sambil Jaga Ketahanan Pangan
                      ‘KPop Demon Hunters’ Mewarnai Lorong Camilan di Korea Selatan, dari Mi Instan hingga Cake Bikin Perusahaan Cuan Besar
                      Tersangkut Kasus Pajak, Ketua Ferrari Jalani Hukuman Kerja Sosial
                      Unsur Politis Harus Dihindari Dalam Rencana Bisnis Kopdes, Bisa Gagal Jika Ambil Alih Bisnis Eksisting
                      Pendapatan KAI Melonjak 29 Persen, Catatkan Laba Bersih Rp 2,21 T di 2024
                      Indonesia Ingin Ada Peluang Bisnis Baru Dengan Prancis
                      Tupperware Hentikan Bisnis di Indonesia Setelah 33 Tahun Beroperasi
                      Biang Kerok IHSG Anjlok, Dari Ketegangan Geopolitik Sampai Perang Tarif Uni Eropa dan AS