Marak Kerajaan 'Abal-Abal' Efek Kekuatan Medsos dan Mitos Cepat Kaya

Wisnu CiptoWisnu Cipto - Selasa, 21 Januari 2020
Marak Kerajaan 'Abal-Abal' Efek Kekuatan Medsos dan Mitos Cepat Kaya

Polres Klaten memeriksa anggota pengikut Keraton Agung Sejagat di Mapolsek Prambanan, Kabupaten Kalaten, Jawa Tengah, Kamis (16/1). (Istimewa/Polres Klaten)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Rohaniwan Katolik Romo Benny Susetyo menilai munculnya perkumpulan seperti Kerajaan Agung Sejagat (KAS) dan Sunda Empire bukanlah bentuk kebebasan berekspresi. Fenomena ini menunjukkan kekuatan komodifikasi media sosial (Medsos) dibalut dengan mitos yang membuat publik mudah tertipu oleh janji palsu.

"Mimpi ini dijual oleh mereka menggunakan mitos dikombinasi kekuatan media sosial. Akibatnya nalar dan akal sehat direduksi oleh mimpi dan janji," kata Benny, dalam keterangannya dikutip Selasa (21/1).

Baca Juga:

Latah Ikuti Keraton Agung Sejagat, Kini di Sukoharjo Muncul Kasultanan Karaton Pajang

Romo Benny menjelaskan fenomena semacam ini bukan kali pertama terjadi di Indonesia. Bahkan, lanjut dia, sebagian terbukti dalam proses pemeriksaan kepolisian merupakan tindak pidana penipuan.

kerajaan sejagat purworejo
Raja Kerajaan Keraton Agung Sejagat Totok Santoso Hadiningrat dan Fanni Aminadia (permaisuri). Foto: Net

Menurut Benny, mereka menyasar para pengikutnya yang berharap masa depan lebih makmur, cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Apalagi, kata dia, dalam situasi ekonomi yang sulit dan beban hidup yang berat, maka pelariannya mencari jalan pintas. Dampaknya adalah kerugian sosial dan ekonomi bagi rakyat miskin yang jadi korban.

"Budaya instant inilah akan berbahaya bila kesadaran kritis masyarakat rendah karena publik akan muda terkecoh dengan janji utopis," imbuh Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu.

Baca Juga:

Geger Keraton Agung Sejagat, Majelis Adat Kerajaan Nusantara: Dasar Historisnya Mana?

Anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila, Romo Benny Susetyo (ANT)

Untuk itu, kata Benny, BPIP berharap pentingnya kesadaran diri masyarakat agar tidak mudah tertipu janji utopis dan peran aktif tokoh masyarakat seperti kepala daerah agar selalu aktif memperhatikan lingkungannya.

"Penting kepala daerah pro aktif memberikan pendidikan kritis terhadap rakyatnya agar tidak mudah tertipu dengan bujuk rayu fenomena yang menjanjikan harapan palsu dan pemerintahan daerah segera berkerja sama dengan menghentikan aktivitas merugikan rakyat," tutup rohaniwan itu.

Baca Juga

Pemkab Purworejo Tutup Keraton Agung Sejagat

Kekaisaran Sunda Empire gegerkan warga Jawa Barat
Warga Jawa Barat dihebohkan dengan kemunculan kekaisaran Sunda Empire (Foto: Facebook/Sunda Empire)

Diketahui dalam satu bulan terakhir, Indonesia dihebohkan dengan kemunculan Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Sunda Empire di Bandung, dan Kesultanan Selaco di Tasikmalaya.

Terbukti setelah diperiksa pihak kepolisian, KAS yang dipimpin Totok Santosa Hadiningrat alias Sinuhun dan Permaisurinya, Fanni Aminadia merupakan tindak pidana penipuan. (Knu)

Baca Juga:

Pengikut Keraton Agung Sejagat Wajib Bayar Iuran Rp100 Ribu

#Kerajaan Nusantara
Bagikan
Ditulis Oleh

Wisnu Cipto

Berita Terkait

Bagikan