Malam Pangerupukan 30 Ogoh-ogoh Diarak


Ogoh-ogoh di "Malam Pangerupukan" (FOTO/Antara/Nyoman Budhiana)
Malam Pangerupukan, Selasa 927/3) malam ini. sebanyak 30 patung ogoh-ogoh atau boneka raksasa diarak keliling desa, di wilayah Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Ini adalah acara tradisi pada Malam Pangerupukan, atau sehari menjelang perayaan hari Suci Nyepi Tahun Baru Saka 1939.
Bendesa (Ketua Adat) Nongan, I Gusti Ngurah Wiryanata mengatakan, di Kecamatan Rendang sedikitnya ada 30 unit ogoh-ogoh dengan berbagai tema dan ukuran yang akan mengelilingi.
"Ogoh-ogoh selain sebagai simbolis dari buta kala (roh jahat), juga merupakan kombinasi kreatif dan inovatif bagi generasi muda membuat boneka raksasa tersebut," kata I Gusti Ngurah Wiryanata seperti dilansir Antara.
Sedangkan untuk Desa Adat (Pakraman) Nongan, sedikitnya ada delapan ogoh-ogoh dengan berbagai ukuran. Hal itu sebagai semangat generasi muda yang dipimpin Sekaa Teruna (kelompok pemuda) mengeluarkan ide-ide kreatifnya.
"Tema membuat ogoh-ogoh biasanya diambil dari tema yang menyeramkan, sebagai simbol buta kala. Karena itulah yang ditampilkan berbentuk raksasa, celuluk, bahkan ada juga membuat bentuk binatang sangat besar, yakni singa dengan ukuran empat kali enam, dengan tinggi sekitar tiga meter," ujarnya.
Ia mengatakan ogoh-ogoh yang dibuat oleh generasi muda itu adalah bentuk yang dituangkan dalam seni kreatif, namun sarat dengan simbol-simbol yang mengancam dunia. Pihaknya mendukung semua kreativitas generasi muda, dengan harapan tidak membuat bentuk yang menyinggung Sara.
"Kami tidak membatasi atau melarang tema dan ide dari generasi muda dalam merancang bangun ogoh-ogoh tersebut, asalkan tidak mengandung unsur Sara," ucapnya.
Ngurah Wiryanata juga berharap kepada semua umat sedharma agar melaksanakan "Catur Berata Penyepian" yakni tidak bekerja, tidak bepergian, tidak menyalakan api, dan tidak bersenang-senang (hura-hura). Ia mengatakan dalam mengarak ogoh-ogoh agar tidak menganggu yang lainnya, dan tertib mengikuti aturan yang sudah disepakati bersama.
"Kami berharap kepada generasi muda dalam mengarak ogoh-ogoh malam pengerupukan ini tidak sampai ada gesekan yang memicu disintegarasi antarwarga masyarakat," katanya.
Untuk mengikuti artikel lainnnya, baca juga: Beragama Hindu, 5 Artis Ini Juga Rayakan Nyepi
Bagikan
Widi Hatmoko
Berita Terkait
Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

AXEAN Festival 2025: 43 Penampil Siap Ramaikan Panggung Musik Asia di Bali

Selundupkan Kokain ke Bali Pakai Dildo di Kemaluan, Cewek Peru Dijanjikan Upah Rp 320 Juta

Penerbangan Dari dan Ke Bali Alami Keterlambatan dan Penundaan Akibat Lewotobi Meletus

PDIP Lanjutkan Konsolidasi Partai di Bali, Diklaim Bukan Kongres

BMKG Prediksi Fenomena Suhu Dingin Bali Sampai Agustus, Terendah 19 Derajat Celcius

Lirik Lagu Kuli Daki – Bagus Wirata Lengkap dengan Makna: Bicara Cinta dan Realita

Gelombang Tinggi dan Jarak Pandang Tipis ‘Gagalkan’ Evakuasi Korban Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Peringatan Dini Gelombang 4 Meter Perairan Bali Hingga Minggu 6 Juli

KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, DPR Minta Basarnas Optimalkan Pencarian Korban
