Madinah Makin Panas, Jemaah Haji Diminta Menahan Diri di Hotel


Petugas memberikan minuman pengganti makanan kepada peserta haji gelombang kedua yang baru tiba di Madinah dari Mekkah. (Foto: Media Center Haji)
MerahPutih.com - Jemaah haji Indonesia yang pernah tersesat di Mekkah, akan diberikan perhatian khusus saat berada di Madinah oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Kasi Bimbingan Ibadah Daker Madinah Yendra Alhamidy mengatakan, hal sebagai langkah antisipasi agar jamaah tidak kembali terjadi jamaah tersesat atau bahkan hilang.
Baca Juga:
Madinah Padat, Petugas Fokus Antisipasi Jemaah Haji Hilang
"Bagi yang sudah terindikasi di Mekkah sering nyasar, pernah hilang, akan menjadi perhatian khusus semua elemen layanan petugas daker, sektor, kloter, semua unsur. Kan di kloter sudah terdeteksi siapa yang pernah nyasar, harus dipantau dan memberikan arahan serta perhatian khusus," katanya.
Ia mengatakan, hanya mengantisipasi terkait potensi jemaah tersesat, petugas juga terus mengingatkan soal cuaca di Madinah yang semakin hari semakin panas hingga mencapai 48 derajat Celsius dan diperkirakan suhu ke depan akan terus naik.
Petugas dari layanan bimbingan ibadah, lanjut Yendra, juga terus menyosialisasikan pentingnya jemaah haji lansia dan risiko tinggi untuk tidak memaksakan diri keluar hotel menuju Masjid Nabawi atau berziarah ke berbagai lokasi.
"Cuaca Madinah diperkirakan semakin naik. Ini tentu menjadi perhatian khusus petugas PPIH Daker Madinah. Kami dari layanan bimbingan ibadah terus menyampaikan ke seluruh petugas bimbad sektor dan konsultan ibadah sektor, untuk sosialisasi agar jemaah jangan memaksakan melaksanakan ibadah sunah yang menimbulkan efek terhadap fisiknya," katanya.
Dampak fisik, lanjutnya, mempengaruhi kesehatan jemaah haji, sehingga pihaknya juga menyosialisasikan bahwa ke Raudhah diprioritaskan bagi jamaah yang sehat atau tidak berisiko tinggi.
"Masuk ke Raudhah harus antre dan dua jam sebelum masuk sudah harus siap. Kalau siang, cuaca panas, menunggu lama. Ini jadi perhatian layanan bimbad, kecuali ada yang mendampingi," katanya.
Ia menegaskan, bagi lansia, jemaah haji tidak sehat, dan berisiko tinggi disarankan beribadah dan berdzikir di hotel, dan jemaah haji tidak memforsir tenaga dengan ziarah ke berbagai lokasi.
Bagi lansia yang tetap ingin ke Rudhah, Yendra mengatakan salah satu solusinya yakni dikondisikan tidak siang hari, juga bisa dimasukkan ke rombongan lain.
"Dan ada yang mendampingi. Ini semua dituntut koordinasi luar biasa petugas kloter dengan bimbad sektor," katanya. (*)
Baca Juga:
1 Jemaah Haji Hilang Dikabarkan Meninggal, Tinggal 2 Lagi Masih Dicari
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Selain Kuota, KPK Usut Keberangkatan Haji Khusus Tanpa Antre

BPKH Dukung Penyidikan KPK Terkait dengan Kuota Haji 2024

Merepresentasikan NU dan Muhammadiyah, Kepala dan Wakil BP Haji Dinilai Cocok Naik Jabatan Sebagai Menteri-Wakil Menteri

BP Haji Bakal Jadi Kementerian Haji, Presiden Bakal Tunjuk Menteri

Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ditangani Kementerian Baru, Komisi VIII DPR Minta Transisi tak Ganggu Layanan Jemaah

Evaluasi Haji 2025: Gus Irfan Soroti Data tak Sinkron dan Tingginya Kematian Jemaah

Kementerian Haji Diminta Negosiasi Harga dan Lobi Arab Saudi untuk Calon Jemaah, Antrean Panjang Bisa Jadi Pendek

PCO Tegaskan Kementerian Haji Tunggu Perpres dari Prabowo

Revisi UU Haji Berujung Ada Kementerian Baru, Dasco: Serahkan ke Pemerintah

Layanan Haji Satu Atap di Bawah Kementerian Haji dan Umrah, Pengelolaan Tabungan Jemaah Tetap dipisah
