MAARIF Institute Kutuk Pelaku Bom Molotov di Samarinda


Salah satu fokus Maarif Institute yakni diskusi soal Indeks kota Islami (IKI) (foto: Maarif Institute)
MerahPutih Peristiwa - Kasus bom di Gereja Oikumene Samarinda masih menjadi perhatian segala elemen bangsa. Betapa tidak, kebaktian Minggu (13/11) jemaat gereja Oikumene Samarinda ternoda dengan adanya peristiwa pelemparan bom Molotov. Tak kurang empat korban berjatuhan, bahkan hari ini Senin (14/11) dikabarkan satu orang korban luka akhirnya meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit.
Rasa kebangsaan dan keberagaman kita kembali tersentak dengan adanya perilaku biadab tersebut. Ditengah suasana politik Jakarta yang kian memanas ditambah dengan peristiwa bom Molotov ini, tentu mesti dilakukan langkah-langkah cepat mengatasinya.
Menanggapi hal itu, dalam siaran pers yang diterima merahputih.com, Senin (14/11), MAARIF Institute sebagai bagian dari masyarakat sipil menyampaikan duka mendalam atas jatuhnya korban jiwa dan mengutuk tindakan pelemparan bom Molotov ini. MAARIF Institute juga mengecam keras perilaku ini. “Ini adalah tindakan biadab yang dilakukan oleh orang-orang yang terkutuk. Atas nama apapun, tindakan pelemparan bom itu tidak bisa dibenarkan. Terlebih korban adalah anak-anak yang seharusnya mendapat perlindungan oleh Negara. Para pelaku, meminjam istilah Buya Syafii adalah orang-orang yang berpaham ideologi maut, tidak punya visi dan impian masa depan tentang Indonesia kita“ terang Muhd. Abdullah Darraz Plt. Direktur Eksekutif MAARIF Institute.
Lebih lanjut Darraz menyatakan bahwa MAARIF Institute mendorong Presiden Jokowi melalui pihak kepolisian untuk mengusut tuntas motif dan pelaku pelemparan bom Molotov tersebut. “Jika memang ada dugaan jaringan kelompok teroris yang mendalangi kejadian ini, maka polisi harus mengejar dan membawanya ke pengadilan. Ini untuk mengembalikan rasa aman dan jaminan keadilan pada masyarakat. Negara tidak boleh lengah atas ancaman teror semacam ini” Tegasnya. “Jangan sampai kelompok-kelompok ini mendapatkan ruang yang lebih luas untuk memporakporandakan bangunan keindonesiaan kita”, lanjutnya.
Selain itu, MAARIF Institute juga menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk tetap tenang dan menyerukan penguatan rasa solidaritas kebangsaan dan kebinekaan di Indonesia. “Masyarakat Indonesia harus tetap tenang dan menghindari munculnya isu dan opini liar yang bermaksud memprovokasi dan memperkeruh suasana. Jalinan kelompok lintas iman di daerah mesti kembali dikuatkan, termasuk didalamnya adalah NU dan Muhammadiyah agar dapat mendorong kohesi antar masyarakat di akar rumput, ”terang Darraz.
BACA JUGA:
- Anggota DPR Kutuk Pembunuh Intan Marbun
- Intan Olivia, Bocah Malang Korban Bom Samarinda Meninggal Dunia
- Warga Tangkap Pelaku Serangan Bom Gereja di Samarinda
- Pelaku Teror Bom Gereja Jalani Pemeriksaan di Polres Samarinda
- Pelaku Bom Bar Sleman Pensiunan TNI, Polisi Dalami Motif
Bagikan
Berita Terkait
Menag dan Ketua DMI Hadiri Peresmian Masjid Raya Baitul Mukhtar BSD City

Natalius Pigai Siapkan UU Baru Pasca Insiden Perusakan Rumah Ibadah Kristen di Padang

[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
![[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia](https://img.merahputih.com/media/90/0a/0c/900a0cc4f6d98118127f946351fa8135_182x135.jpeg)
Temuan Komnas HAM di Balik Persekusi Retreat Kristen di Cidahu Sukabumi, Pengusiran hingga Perusakan

Ada Penolakan Pembangunan Gereja di Jaksel, PSI Lakukan Pendekatan ini

Ada Penolakan Pembangunan Gereja di Jaksel, PSI Lakukan Pendekatan ini

Pj Teguh Bakal Monitoring Gereja di Jakarta saat Misa Natal 2024

KKB Serang dan Rampas Barang Jemaah Gereja di Pegunungan Bintang

Misa Perayaan Natal, Gereja Katedral Jakarta Sediakan 4 Ribu Kursi untuk Umat

PGI Minta Seluruh Gereja Bersatu dalam Doa untuk Hentikan Konflik Israel-Palestina
