Ludruk, Kesenian Tradisional yang Mati Suri

Rina GarminaRina Garmina - Kamis, 13 Juli 2017
Ludruk, Kesenian Tradisional yang Mati Suri

Pementasan ludruk diawali dengan tari Remo. (Foto: kamerabudaya.com)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Sifatnya yang membumi membuat ludruk disukai banyak orang. Sayang, kesenian tradisional yang sempat populer pada 1960-an hingga 1980-an itu kini telah mati suri.

Saking populernya ludruk pada era tersebut membuat sejumlah orang tertarik melakukan penelitian mengenai ludruk. Salah satunya ialah antropolog James Peacock yang melakukan riset pada 1963 hingga 1964.

Berdasarkan hasil risetnya, ludruk telah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Saat itu, masyarakat mengenal yang namanya ludruk lyrok dan ludruk bondan. Pada abad ke-20, muncul pula ludruk Besut yang menampilkan pemain dagelan bernama Besut serta seorang waria yang menari. Di tahun 1920, dua pemain ludruk bisa memainkan tiga peran dalam sebuah cerita. Kemudian ada pula ludruk Besep yang melibatkan empat pemain.

Kelahiran ludruk di Jawa Timur dianggap sebagai perlawanan terhadap seni pertunjukan ala keraton seperti wayang dan ketoprak lahir serta berkembang di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Jika seni pertunjukan ala keraton bertema elite dan menggunakan bahasa halus, ludruk justru mengangkat kisah sehari-hari dan menggunakan bahasa yang lebih kasar. Hal ini seirama dengan karakter Surabaya yang merupakan ibu kota Jawa Timur. Surabaya merupakan pusat perdagangan, industri dan politik yang masyarakatnya kurang menekankan pada titel dan adat istiadat.

Derasnya perputaran arus ekonomi dan politik di Surabaya berdampak pula pada pola kebudayaan di Surabaya yang cenderung terbuka, heterogen, egaliter, bahkan tak jarang "kasar". Ludruk dianalogikan sebagai sebuah "ritus modernisasi" yang membantu gerak peralihan dari hal-hal berbau tradisional ke modern.

Ludruk biasanya dipentaskan mulai pukul 10 malam hingga pagi sehingga para pemain dituntut memiliki stamina tinggi. Tak heran bila ludruk biasanya hanya dipentaskan kaum pria atau waria. Pementasan ludruk biasanya dimulai dengan atraksi tari Remo, lalu Bedayan yang merupakan joget ringan. Setelah itu dilanjutkan dengan dagelan yang menyuguhkan sebuah kidung. Kemudian barulah masuk ke lakon yang merupakan inti pementasan.

Popularitas menurun

Seni pertunjukan Jawa Timur ini mencapai popularitasnya pada 1963-1964, terlihat dari banyak grup ludruk yang mencapai 594. Sayang, sejak 1980-an popularitasnya terus menurun. Bahkan, Kartolo, seniman ludruk terkenal pun mulai meninggalkan dunia ludruk pada 1985. Hingga kini, belum ada seniman lain yang mampu menyamai kemampuannya.

Saat ini ludruk juga telah mati suri akibat ditinggalkan para penggemarnya. Seniman-seniman ludruk di Surabaya pun satu persatu meninggalkan dunia ludruk. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, Widodo Suryantoro, mengatakan seniman ludruk yang masih eksis kebanyakan berasal dari luar Surabaya.

"Dulu di Surabaya ada Cak Markeso, Cak Markuat, Cak Kancil. Tapi sekarang tidak ada penerusnya. Kebanyakan penerusnya alih profesi," ungkap Widodo.

Padahal Pemerintah Kota Surabaya telah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung pelestarian ludruk, termasuk di Balai Pemuda dan Tempat Hiburan Rakyat (THR). Namun, pertunjukan ludruk di THR selalu sepi penonton. Untuk membangkitkan kembali popularitas ludruk, masyarakat pun kini dimintai pendapatnya.

Anda punya saran untuk membangunkan ludruk dari mati suri? (*)

Sumber: ANTARA

Baca juga artikel mengenai tari Remo di sini: Gambaran Keberanian Seorang Pangeran Pada Tari Remo.

#Pementasan Ludruk #Seni Pertunjukan
Bagikan
Ditulis Oleh

Rina Garmina

Cooking Mama :)

Berita Terkait

Indonesia
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia
Tahun ini merupakan pelaksanaan SIPA ke-17.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Solo International Performing Arts 2025 Diramaikan 9 Negara, Perkuat Posisi sebagai Kota Budaya Dunia
ShowBiz
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Kehadiran pertunjukan ini kembali menegaskan bahwa karya-karya Pram tidak hanya bersifat abadi, tetapi juga tetap relevan.
Dwi Astarini - Senin, 01 September 2025
Mengenang Pramoedya Ananta Toer lewat 'Bunga Penutup Abad'
Indonesia
Warga Bakal Disuguhi Pertunjukan Kolosal Saat Malam Puncak Perayaan HUT ke-498 Jakarta
Selain pertunjukan musik dari sejumlah musisi ternama tanah air, acara juga diramaikan oleh bazar produk UMKM, atraksi air mancur menari, dan pesta kembang api.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 18 Juni 2025
Warga Bakal Disuguhi Pertunjukan Kolosal Saat Malam Puncak Perayaan HUT ke-498 Jakarta
Indonesia
Gaungkan Kreativitas Seni Pertunjukan, Logo Indonesia Kaya Lebih Filosofis
Eksisnya Indonesia Kaya di pusaran seni pertunjukan bisa menjadi inspirasi bagi institusi lainnya.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 04 Juni 2025
Gaungkan Kreativitas Seni Pertunjukan, Logo Indonesia Kaya Lebih Filosofis
ShowBiz
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan Pentas Musikal Orisinal
Ruang Kreatif Intensif Musikal Budaya (RK IMB) menampilkan sebuah naskah fiksi orisinal yang dipadukan dengan lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki serta lagu-lagu baru dari serial Musikal Payung Fantasi.
Dwi Astarini - Minggu, 04 Mei 2025
Galeri Indonesia Kaya Tampilkan Pentas Musikal Orisinal
ShowBiz
Tohpati and Friends Persembahkan Pertunjukan 'Gitar Ramadan' di Galeri Indonesia Kaya
Penikmat seni diajak menyelami harmoni komposisi instrumental yang memikat.
Ananda Dimas Prasetya - Minggu, 09 Maret 2025
Tohpati and Friends Persembahkan Pertunjukan 'Gitar Ramadan' di Galeri Indonesia Kaya
ShowBiz
ArtSwara Persembahkan ’Mar’, Perayaan Cinta dan Pengorbanan Karya Ismail Marzuki
Mar merupakan musikal yang penuh perasaan dan kuat, mengisahkan cinta, pengorbanan, dan ketahanan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Januari 2025
ArtSwara Persembahkan ’Mar’, Perayaan Cinta dan Pengorbanan Karya Ismail Marzuki
ShowBiz
Cine-Concert 'Samsara' Garapan Garin Nugroho Buka 3 Hari Pertunjukan di Indonesia
Cine-Concert Samsara digelar di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki pada 13-15 Desember 2024.
Dwi Astarini - Sabtu, 14 Desember 2024
Cine-Concert 'Samsara' Garapan Garin Nugroho Buka 3 Hari Pertunjukan di Indonesia
ShowBiz
Lesti Kejora Bakal Meriahkan X Factor Indonesia Gala Live Show 9!
Lesti Kejora akan menjadi bintang tamu spesial di X Factor Indonesia Gala Live Show 9, Senin (11/3).
Soffi Amira - Minggu, 10 Maret 2024
Lesti Kejora Bakal Meriahkan X Factor Indonesia Gala Live Show 9!
Lifestyle
Pemeran Gomez Addams di The Addams Family Musical Ingin Pentas di Amerika
Pemeran Gomez Addams, Dylan Suwarno, ingin mengikuti pentas drama musikal di Amerika Serikat. Ia berhasil memerankan Gomez Addams di The Addams Family Musical Comedy.
Soffi Amira - Senin, 29 Januari 2024
Pemeran Gomez Addams di The Addams Family Musical Ingin Pentas di Amerika
Bagikan