Lima Orang Meninggal Tertimbun Tanah Longsor di Luwu


Tim SAR gabungan bersama warga mengevakuasi jenazah korban tanah longsor. (Foto: Antara)
MerahPutih.com - Bencana longsor terjadi di Desa Bonglo, Kecamatan Bastem Utara, Kabupaten Luwu pada Senin, 26 Februari 2024, pukul 09.40 Wita dan menyebabkan tertutupnya akses jalan serta korban jiwa dan material.
Perkembangan data jumlah korban dalam musibah tersebut, sebanyak 15 orang, lima orang dinyatakan meninggal dunia tertimbun tanah longsor setelah satu korban ditemukan, dan 10 orang selamat. Korban selamat lima orang sudah dipulangkan dari rumah sakit dan puskesmas, lima lainnya masih dirawat.
Baca Juga:
Pemkab Tangerang Lakukan Mitigasi Bencana di 36.202 Hektare Sawah
Kondisi terkini, akses jalan dan mobilisasi warga Kecamatan Bastem Utara terputus total dan tidak bisa dilalui kendaraan roda dua dan empat. Masih berpotensi longsor susulan, karena cuaca di wilayah setempat masih sering terjadi hujan.
Penjabat (Pj) Bupati Luwu Muhammad Saleh menginstruksikan kepada BPBD dan Perum Bulog menyiapkan dapur umum untuk membantu korban dan tim SAR Gabungan di lokasi bencana tanah longsor di Jalan Poros Desa Bonglo, Bastem Utara, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
"Kami tetap meminta bantuan semua pihak, baik BPBD maupun Bulog untuk bisa membuat dapur umum serta menyalurkan beras cadangan pemerintah ke sekitar lokasi bencana," ujar bupati saat dikonfirmasi wartawan di Makassar, Selasa (27/2).
Tim gabungan terus membersihkan material tanah longsor yang menutupi akses jalan sekitar 100 meter dengan empat alat berat, serta melakukan upaya pencarian korban.
"Kemarin pencarian dan pembersihan material longsor sempat terhenti, karena hujan lebat. Khawatir terjadi longsor susulan. Semoga hari ini korban berhasil dievakuasi, dan yang dikabarkan hilang dapat ditemukan," katanya.
Ia mengatakan, walaupun akses jalan tersebut terputus, ia menyatakan tidak ada warga yang terisolasi. Sebab, akses jalan tersebut hanya menuju jalur Kabupaten Tana Toraja. Selain itu, masih ada jalan alternatif yang bisa dilalui pengendara.
Dari data BPBD Sulsel, untuk proses penanganan usai bencana sebanyak empat alat berat diturunkan untuk membersihkan material tanah sekaligus mencari korban lainnya dan sebanyak 14 unit motor dan satu unit mobil telah di evakuasi.
Data perlatan digunakan dalam membantu operasi SAR, yakni dua unit buldoser dan satu ekskavator milik Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan (BBWS) Jeneberang, tiga ambulans, empat set alat dapur, empat set tenda milik Tekbek Kodim Palopo dan satu unit tenda keluarga dari BPBD Luwu. (*)
Baca Juga:
Selama 2023 Terjadi 1.258 Bencana di Jakarta, Kerugian Ditaksir Rp 272 Miliar
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Topan Super Ragasa Terjang Filipina, Berpotensi Katastrofik dengan Ribuan Orang Dievakuasi

53 Rumah di Kabupaten Madiun Rusak karena Puting Beliung, Tidak Ada Korban Jiwa yang Dilaporkan

Semburan Abu Tebal Gunung Semeru Setinggi 700 Meter, Pahami Zona Merah untuk Hindari Awan Panas dan Lahar Hujan

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Erups, Beberapa Desa Terancam Banjir Lahar Hujan

Gempa Nabire Papua M 6,6 Sebabkan Jaringan Telekomunikasi Terputus dan Objek Vital Rusak

BNPB Kirim Tim Reaksi Cepat ke Nabire, Tangani Dampak dan Kerusakan Akibat Gempa

Gempa Magnitudo 6,6 Guncang Nabire, Seluruh Jaringan Komunikasi Terputus

Hujan Deras di Puncak Gunung Semeru Picu Banjir Lahar Selama 2,5 Jam, Waspada Potensi Awan Panas Hingga Radius 13 Kilometer

Gempa ‘Darat’ Magintudo 6,6 di Nabire Papua Tengah Dipicu Pergerakan di Sesar Anjak Weyland, Getarannya Bikin Orang Bangun Terkaget

4 Langkah Pemkab Tangerang Hadapi Bencana Alam Akibat Cuaca Ekstrem
