Lika Liku Industri Penerbangan di Tengah Badai COVID-19


Maskapai penerbangan harus mengadaptasi kenormalan baru. (Foto: Pexels/Anna Shvets)
BISNIS di seluruh industri telah ditutup. Ratusan ribu orang di pasar dan di seluruh dunia kehilangan pekerjaan. Salah satu industri yang paling terdampak pandemi COVID-19 adalah industri penerbangan. Pendapatan dari maskapai turun drastis dalam setahun terakhir.
Seiring dengan penurunan di sektor penerbangan, perubahan juga mempengaruhi industri pariwisata. Isentia, organisasi intelijen media terkemuka di Asia-Pasifik, mengungkap tren dan situasi terkini yang dihadapi industri penerbangan di Indonesia.
Baca Juga:

Untuk membantu menghidupkan kembali sektor penerbangan dan perjalanan, ada beberapa promosi dan iklan yang menarik netizen untuk terbang lagi di Indonesia. Bisnis maskapai ini berusaha bangkit dari keterpurukannya di tengah pandemi global yang belum kian berakhir.
Menjual tiket yang lebih murah adalah pilihan untuk membujuk orang agar mau bepergian lagi. Maskapai penerbangan merilis diskon dan opsi pembayaran sekarang namun pergi nanti. Itu dilamhman semata-mata untuk menarik wisatawan agar mau terbang di dalam negeri.
Maskapai bersaing satu sama lain dalam hal aksi publisitas untuk menawarkan promo yang menarik dan mengasyikkan, dan juga berjuang untuk meningkatkan angka penjualan agar tidak semakin merosot.
Diskon, cashback, kode promo dan penawaran dan publisitas perbankan ada di mana-mana, tetapi sebagian besar hanya tersedia untuk waktu yang terbatas, seperti pada hari-hari tertentu atau pada jam-jam tertentu. Mendengarkan percakapan online adalah cara terbaik untuk mendapatkan travel-deal dan maskapai penerbangan untuk menangkap minat konsumen dan daya beli.
Baca Juga:

"Industri penerbangan menghadapi gangguan besar yang disebabkan oleh pembatasan mobilitas selama pandemi COVID-19. Untuk bertahan dan pulih, maskapai penerbangan harus cepat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan penumpang. Mengawasi apa yang orang katakan atau pikirkan melalui media sosial dapat memberikan wawasan bagi industri untuk mengambil strategi yang tepat.” ujar Jessica Aditya, Analis Senior Insights, Indonesia.
Walaupun maskapai berlomba-lomba untuk memulihkan keadaannya, industri ini diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan. Itu dilakukan untuk menjamin keselamatan penumpang dan kru yang bertugas.
"Penerapan protokol kesehatan bukanlah suatu pilihan melainkan kewajiban bagi maskapai penerbangan untuk mempertahankan eksistensinya di tengah pandemi dan menciptakan cara-cara inovatif untuk menarik lebih banyak penumpang dan membuat mereka merasa nyaman saat terbang," jelas Rendy Ezra Mangara, Research Manager Indonesia.
Beberapa protokol kesehatan yang bisa diupayakan oleh maskapai misalnya mencakup tes COVID-19, akomodasi di fasilitas karantina dan hotel yang aman, kebutuhan penting COVID-19 (yaitu masker, sanitiser), bahkan peralatan kesehatan. Termasuk peluang untuk memberi jarak pada kursi sehingga mereka dapat secara sosial menjauhkan diri dari penumpang lain. (avia)
Baca Juga:
Kembali Bekerja Setelah Liburan? Ini Tipsnya Biar Mood Kembali
Bagikan
Berita Terkait
Maskapai Fly Jaya Rute Jember-Jakarta Terbang Perdana 18 September, Tiket Dibandrol Rp 1,3-1,4 Juta

Imbas Demo, Penerbangan Perdana Rute Jember-Jakarta PP Hari Ini Ditunda Sepekan

Buka Penerbangan Setiap Hari ke Singapura, Pelita Air Ingin Perbanyak Wisatawan Asing ke Indonesia

Palu Kini Punya Bandara Internasional, Mutiara Sis Aljufri Bikin Pengadaan Alat X-Ray Rp 2,5 M

Tersangka Penumpang Teriak Ada Bom di Pesawat Lion Air Pernah Dirawat di Rumah Sakit Jiwa

Penumpang Bertingkah dan Berteriak Ada Bom di Pesawat Lion Air, Ditangkap dan Dijadikan Tersangka

Penerbangan Dari dan Ke Bali Alami Keterlambatan dan Penundaan Akibat Lewotobi Meletus

Presiden Prabowo Bakal Buka Kembali Penerbangan Internasional di Berbagai Bandara Daerah

Penerbang Tempur Kumpul di Halim, Bersiap Berikan Penghormatan Pada Komandan Pasukan Elit

Air India Kena Audit, Pengawas Temukan 51 Pelanggaran Keamanan
