Lewat Emoji, Warga Rusia Tolak Invasi ke Ukraina

Dwi AstariniDwi Astarini - Senin, 14 Maret 2022
Lewat Emoji, Warga Rusia Tolak Invasi ke Ukraina

Warga Rusia gunakan emoji sebagai kode aksi protes. (freepik/jpargeter)

Ukuran:
14
Audio:

PADA 24 Februari, saat Rusia melancarkan invasi ke Ukraina, sebuah gambar mulai menyebar di media sosial. Itu merupakan gambar penyair Rusia Pushkin, angka tujuh, dan deretan emoji orang berjalan. Bagi mereka yang tahu, artinya jelas, yaitu info lokasi (Pushkin Square di Moskow), waktu pelaksanaan, dan seruan untuk aksi memprotes tindakan pemerintah mereka.

Emoji tersebut mengacu pada kode yang digunakan selama bertahun-tahun di Rusia untuk merujuk pada aksi protes. Kode yang sangat dikenal pihak berwenang itu hampir sama sekali bukan kode. Demikian menurut kelompok hak asasi manusia OVD-Info.

Aksi protes tanpa izin telah dilarang di negara itu sejak 2014 dan pelanggaran aturan dapat menyebabkan penahanan hingga 15 hari untuk pelanggaran pertama. Pelanggar berulang dapat menerima hukuman penjara hingga lima tahun.

BACA JUGA:

Menjaga Perut Pengungsi di Perbatasan Ukraina Tetap Terisi

Sejak itu, sudah umum bagi para aktivis untuk menggunakan berbagai frasa kode untuk berorganisasi secara daring. "Kode itu misalnya, 'Ayo jalan-jalan ke pusat,' atau, 'Cuacanya bagus untuk jalan-jalan'," kata Maria, seorang warga Rusia. Kalimat itulah yang akan dikirim ke teman-temannya untuk memberi tahu mereka bahwa dia berencana untuk menghadiri protes.

Konsekuensi aksi protes

rusia
Kode info lokasi (Pushkin Square di Moskow), waktu pelaksanaan, dan seruan untuk aksi protes. (BBC)

Apa yang dimulai sebagai cara untuk menghindari sensor pemerintah hampir menjadi lelucon atau meme, kata Maria kepada BBC News (10/3). Biarpun begitu, konsekuensi dari tidak menggunakan kode itu bisa serius.

Warga lainnya, Alexander, menghadiri protes di Moskow, setelah mengunggahnya di media sosial. Keesokan paginya, petugas berpakaian preman menjemputnya di luar gedung pacarnya dan membawanya ke departemen kepolisian setempat. Dia ditahan selama beberapa hari dan dipaksa untuk menandatangani dokumen yang mencantumkan apa yang dikatakan pihak berwenang telah ia lakukan.

Tidak dapat dipastikan kehadirannya di aksi protes atau aktivitas media sosialnyakah yang menyebabkan penahanan Alexander. Dia kemudian ditangkap untuk kedua kalinya, saat menggunakan Metro Moskow, pada hari dia tidak menghadiri protes.

BBC News telah mengetahui penahanan lain hanya berdasarkan aktivitas media sosial, termasuk seorang perempuan yang ditangkap karena unggahan di Twitter. Pada 24 Februari, dia menulis, 'saya sudah lama tidak berjalan di pusat', dan mengutip tweet akun lain yang berisi ajakan yang lebih eksplisit untuk berkumpul. Lima hari kemudian, dia ditangkap saat naik kereta api.

Dia yakin dia terdeteksi oleh perangkat lunak pengenal wajah yang aktif di sistem Metro Moskow. Dalam sidang pengadilannya, sebuah dokumen yang berisi cicitannya ditampilkan, menunjukkan pihak berwenang telah mengambil tangkapan layarnya segera setelah dia mengunggahnya.

Dalam kasus lain, Niki, seorang bloger, menggambarkan bagaimana saudara seorang teman dekat telah ditahan dua kali. Sekali selama beberapa jam setelah menghadiri protes dan kedua kalinya selama seminggu penuh, karena berbagi rincian dengan teman-temannya di VK, situs Rusia yang mirip dengan Facebook.

Hampir 14.000 orang telah ditahan di seluruh Rusia sejak invasi dilancarkan dua minggu lalu, terutama karena menghadiri aksi protes, demikian menurut OVD-Info yang memberikan pendampingan hukum. Sejauh ini, sebagian besar telah ditahan selama hitungan jam atau hari.

Penambahan hukuman

rusia

Ada indikasi penangkapan telah meningkat sejak undang-undang baru diperkenalkan. (Osservatorio Balcani e Caucaso)


Sebuah undang-undang diperkenalkan di Rusia pada Jumat (4/3), dengan tujuan yang dinyatakan untuk mengatasi 'berita palsu' tentang militer, tetapi diharapkan akan digunakan untuk menindak lebih jauh protes antiinvasi, termasuk hukuman penjara hingga 15 tahun yang secara signifikan lebih lama daripada sanksi sebelumnya.

Untuk anak muda seperti Maria, hal itu sudah mengubah banyak hal. "Karena sekarang saya takut untuk pergi memprotes dan juga saya takut untuk mengunggah tentang 'operasi khusus' ini (invasi Rusia ke Ukraina)," ujarnya.

Selain itu, menurut OVD-Info, ada indikasi yang jelas bahwa penangkapan telah meningkat sejak undang-undang baru diperkenalkan.

Penutupan outlet media independen, pemblokiran Facebook, dan pembatasan unggahan orang Rusia di TikTok telah mengambil jalur utama warga untuk mengakses informasi. Demikian dijelaskan koordinator OVD-Info Leonid Drabkin. Orang-orang kemudian menyensor diri sendiri karena takut. "Sekarang jika kamu membuka Instagram, unggahan yang ada 10 kali lebih sedikit," katanya.

Banyak dari kontaknya telah menghapus profil media sosial mereka sama sekali. Ditambah dengan hukuman yang ketat, jumlah orang yang berani protes telah terpengaruh.(aru)

#Rusia #Internasional #Ukraina #Berita Internasional
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

Dunia
Mikrofon Bocor, Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Momen tak terjaga itu terekam dalam siaran langsung televisi China.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Mikrofon Bocor,  Xi Jinping dan Vladimir Putin Terekam Ngobrolin Transplantasi Organ dan Kehidupan Abadi
Dunia
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Putin menegaskan, akan mengenang pengorbanan pasukan Korea Utara yang dikerahkan untuk perang Moskow di Ukraina.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 04 September 2025
Bertemu di Beijing, Rusia dan Korut Bakal Tingkatkan Hubungan Bilateral Bikin Program Jangka Panjang
Dunia
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Korea Utara telah mengirim sekitar 15.000 tentara untuk membantu Rusia dalam invasinya.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Ketemu Kim Jong-un di China, Putin Berterima Kasih karena Prajurit Korea Utara Bertempur di Ukraina
Dunia
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Trump sehari sebelumnya menuduh pemimpin Rusia, China dan Korea Utara berkonspirasi melawan AS.
Frengky Aruan - Rabu, 03 September 2025
Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat
Dunia
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Xi menyerukan pemusnahan akar-akar perang untuk mencegah sejarah terulang kembali.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
China Pamer Kekuatan Militer dalam Parade Peringatan 80 Tahun Berakhirnya Perang Dunia II
Indonesia
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Pihaknya tidak punya tanggung jawab apa pun atas semua konsekuensi yang akan dihadapi Satria di Indonesia.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Komentari Eks Marinir Jadi Tentara Bayaran, Dubes Rusia Sebut Pihaknya tak Lakukan Rekrutmen
Indonesia
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Kedutaan Besar Rusia di Jakarta dan di manapun tidak melakukan rekrutmen personel Angkatan Bersenjata Rusia
Wisnu Cipto - Rabu, 20 Agustus 2025
Eks Marinir Satria Kumbara Bukan Direkrut, Rusia Tegaskan Konsekuensi Tanggung Sendiri
Lifestyle
Prestasi Gemilang TRUST di Panggung Musik Dunia: dari Golden Award hingga Johann Strauss Award
Trinity Youth Symphony Orchestra (TRUST), komunitas orkestra asal Indonesia, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional dengan meraih sejumlah penghargaan dalam ajang The 11th World Orchestra Festival 2025 yang digelar di Wina, Austria.
Frengky Aruan - Sabtu, 09 Agustus 2025
Prestasi Gemilang TRUST di Panggung Musik Dunia: dari Golden Award hingga Johann Strauss Award
Dunia
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Gempa susulan kuat masih mungkin terjadi selama beberapa minggu setelah gempa Rabu (30/7), yang merupakan salah satu yang terkuat yang pernah tercatat dan menyebabkan jutaan orang mengungsi.?
Dwi Astarini - Senin, 04 Agustus 2025
Pertama Kali dalam 500 Tahun Gunung Berapi Rusia Meletus, Ahli Sebut Terkait dengan Gempa Besar
Dunia
Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
Peringatan ancaman gelombang tsunami telah dicabut di wilayah Kamchatka, Rusia, setelah gempa magnitudo 8,8 melanda pada pagi hari.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
Otoritas Kamchatka Umumkan Pencabutan Peringatan Tsunami
Bagikan