Olahraga

Latihan Yoga Berlebihan Berisiko untuk Kesehatan?

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Senin, 27 September 2021
Latihan Yoga Berlebihan Berisiko untuk Kesehatan?

Terlalu banyak melakukan latihan yoga dapat beresiko bagi kesehatan. (Foto: Unsplash/Dylan Gillis)

Ukuran:
14
Audio:

MENGIKUTI satu kelas yoga telah terbukti dapat menjadikan kamu lebih kuat, berenergi, sekaligus merasa lebih tenang. Hal tersebut disampaikan pula oleh instruktur yoga, Baxter Bell kepada Everyday Health. Ia menjelaskan bahwa berlatih yoga dapat membuat pikiran terasa lebih jernih dan tenang.

Karenanya, tak jarang yoga dijadikan sebagai jalan alternatif untuk mengelola stres. Tapi yoga yang berlebihan justru dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Perlu diketahui bahwa terdapat banyak jenis yoga. Seperti yoga kelas power yang menuntut fisik yang kuat. Hingga yoga nidra yang merupakan salah satu jenis meditasi yang lebih berfokus untuk menenangkan otak.

Baca juga:

Pilih Pilates atau Yoga? Keduanya Sama-Sama Menyehatkan

Jenis kelas latihan yoga yang diikuti harus menyesuaikan dengan kondisi kesehatan setiap orang. Jika kamu merasa bahwa kondisi tubuhnya kuat dan sehat, kelas yoga power dapat kamu ikuti.

Namun, karena sebagian besar gaya dalam kelas power yoga melibatkan banyak komponen fisik, berlatih yoga secara berlebihan tanpa diimbangi dengan istirahat yang cukup dapat menimbulkan masalah kesehatan. Sebab yoga berhubungan erat dengan keseimbangan.

Latihan Yoga Berlebihan Berisiko untuk Kesehatan?
Posisis tubuh yang kurang tepat dapat menyebabkan cedera. (Foto: Unsplash/Oksana Taran)

Jika terlalu banyak melakukan latihan yoga, rasa sakit dan kelelahan di berbagai bagian otot dan sendi justru akan meningkatkan risiko cedera. Tak hanya cidera ringan, robeknya tendon hamstring juga dapat terjadi.

Hamstring merupakan otot besar yang berada di bagian belakang paha. Jika dibiarkan, kerobekan ini dapat mengantarkan kepada beberapa rasa sakit yang cukup parah dan berkelanjutan.

Baca juga:

Jangan Sampai Salah, Yoga Harus Dilakukan Tanpa Alas Kaki

Tak hanya pada kaki, bagian leher juga dapat mengalami cidera. Biasanya cidera leher terjadi karena postur yang kurang tepat saat melakukan handstand maupun shoulder stand. Namun di lain sisi, jika yoga terlalu sedikit dilakukan, manfaatnya kurang dapat dirasakan.

Latihan Yoga Berlebihan Berisiko untuk Kesehatan?
Pilih jenis yoga yang sesuai dengan kebutuhan dan kekuatan tubuh. (Foto: Unsplash/Anupam Mahapatra)

Selain faktor kesehatan, pastikan kamu mengikuti kelas yoga yang tepat. Jika kamu baru mulai melakukan latihan yoga, kelas pemula cocok untukmu. Seperti core power yoga atau power vinyasa.

Salah satu cara yang tepat untuk mengetahui apakah kamu memaksakan kemampuan diri saat melakukan yoga, adalah perhatikan napasmu. Sebab jika kamu merasa terengah-engah dan merasa tegang, sehingga tidak dapat fokus pada pernapasan, hal ini menandakan kamu memaksakan diri. (cit)

Baca juga:

Atasi Nyeri Pinggang dengan 5 Gerakan Yoga Sederhana

#Kesehatan #Olahraga #Yoga
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.

Berita Terkait

Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - 1 jam, 32 menit lalu
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Olahraga
Chelsea Hadapi 74 Dakwaan Terkait dengan Pembayaran Agen, Terancam Sanksi Denda hingga Larangan Transfer
Namun, kerja sama tinggi yang ditunjukkan klub akan menjadi pertimbangan sehingga mereka tidak berharap terkena hukuman berupa sanksi olahraga.
Dwi Astarini - Kamis, 11 September 2025
Chelsea Hadapi 74 Dakwaan Terkait dengan Pembayaran Agen, Terancam Sanksi Denda hingga Larangan Transfer
Olahraga
Bangga Banget! Indonesia Bawa Pulang 4 Emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025
Tim Woodball Indonesia berhasil membawa pulang 4 emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025.
Soffi Amira - Kamis, 11 September 2025
Bangga Banget! Indonesia Bawa Pulang 4 Emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Lifestyle
Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme
Bela Negara Run 2025 sukses digelar. Acara ini menjadi ajang reuni alumni Universitas Pertahanan (Unhan RI).
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
Bela Negara Run 2025 Sukses Digelar, Menyatukan Olahraga dan Patriotisme
Indonesia
Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!
Kejurnas Layangan Aduan 2025 kini resmi digelar. Nantinya, atlet akan menggunakan teknik, analisa, hingga stamina.
Soffi Amira - Minggu, 07 September 2025
Makin Naik Kelas, Kejurnas Layangan Aduan 2025 Resmi Digelar!
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan