Laporan Nielsen Ungkap 26% Pemasar Global Yakin pada Data Audiens Mereka


Nielsen rilis Laporan Pemasaran Tahunan 2022. (Foto: Nielsen)
NIELSEN merilis Laporan Pemasaran Tahunan 2022 yang mengungkapkan bahwa para pemasar memprioritaskan saluran digital terlebih dahulu namun mengalami kesulitan mengikuti perubahan perilaku media dari konsumen selama dua tahun terakhir ini.
Laporan global yang berjudul 'Era Penyelarasan' tersebut menggambarkan bahwa para pemasar perlu yakin dengan data yang mereka miliki agar dapat fokus pada brand awareness dan akuisisi pelanggan baik melalui perencanaan dari corong atas (upper-funnel) dan corong bawah (lower-funnel) maupun eksekusi.
Laporan yang menyurvei sebanyak 2 ribu pemasar global antara Desember 2021 hingga Januari 2022 tersebut mengungkapkan dominansi digital dalam angka belanja iklan dan juga memaparkan kurangnya keyakinan para pemasar pada data di balik keputusan tersebut.
Baca juga:
Nielsen x The Trade Desk Umumkan Kemitraan Pengukuran Data Strategis Baru

Adapun perhatian utama para pemasar antara lain semakin besarnya fragmentasi digital, akurasi data laporan pemasar, pengukuran, dan Laba atas Investasi (ROI).
Meski 69% pemasar percaya data pihak pertama itu esensial untuk strategi dan kampanye mereka, dan 72% pemasar percaya mereka memiliki akses ke data yang berkualitas namun hanya 26% pemasar global yang sangat yakin dengan data audiens mereka.
Laporan pemasaran tahun 2022 mendapati para pemasar di seluruh dunia menghadapi tantangan dan kesuksesan di area yang sama, yakni:
1. Brand awareness adalah tujuan utama pemasar
Para pemilik merek harus meningkatkan serangkaian kanal untuk menjangkau jumlah audiens terbanyak. Sebanyak 64 responden menyatakan bahwa media sosial adalah kanal berbayar paling efektif dengan TikTok dan Instagram yang mendominasi pembelanjaan iklan.
Belanja iklan di media sosial meningkat hingga 53% di seluruh pemasar global secara signifikan bahkan lebih dari total kenaikan belanja iklan TV dan radio. Selain brand awareness, akuisisi pelanggan adalah tujuan kedua mereka untuk menunjukkan bahwa para pemasar harus fokus dalam keseluruhan customer journey.
2. Peningkatan fragmentasi media mendorong kebutuhan pengukuran holistik
Keyakinan para pemasar dalam mengukur ROI dari seluruh marketing hanya 54%. Bila media dan video daring dihilangkan maka keyakinan dalam mengukur ROI di seluruh kanal lain adalah di bawah 50% secara global, dan meski hampir setengah dari para pemasar berencana meningkatkan belanja iklan mereka di podcast namun keyakinan mereka dalam mengukur ROI dari investasi tersebut adalah 44%.
3. Data adalah poin penting bagi pemasar untuk mendapatkan strategi personalisasi terbaik
Meningkatnya proliferisasi kanal menghasilkan kumpulan data unik yang sangat berlimpah. Namun sebanyak 36% pemasar masih mengklaim bahwa akses data, resolusi identitas, dan menggali informasi yang dapat ditindaklanjuti dari data tersebut sangat sulit.
Munculnya TV yang terkoneksi (Connected TV - CTV), menghadirkan tantangan baru untuk solusi penyelarasan yang sifatnya tradisional. Perhatian terhadap CTV memang tengah meningkat di antara pemasar global dengan 51% di antaranya berencana meningkatkan belanja iklan di CTV atau over the top di tahun mendatang.
4. Penekanan pada misi utama pemasaran membantu pemasar terhubung lebih baik dengan konsumen
Laporan Nielsen menunjukkan bahwa sebanyak 60% pemasar di Asia-Pasifik memasukkan tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola lingkungan dan soisial (59%) dan keberagaman; kesetaraan; dan inklusi (56%) dalam strategi pemasarannya.
Meski para pemasar global mengatakan merek mereka mendukung hal tersebut namun berdasarkan data yang ditunjukkan laporan Nielsen menyatakan bahwa sebanyak 55% konsumen tidak yakin bahwa merek mereka benar-benar melakukannya.
Wakil Presiden Marketing Effectiveness Nielsen APAC Abhinav Maheshwari mengatakan bahwa tujuan Nielesen adalah untuk menyediakan temuan yang paling lengkap tetang perilaku konsumen di seluruh industri.
"Sebagai pemimpin dalam pengukuran dan pandangan komprehensif terhadap media, Nielsen akan memberikan pandangan 360 derajat bagi pemilik merek yang tidak dapat ditemukan di tempat lain," kata Abhinav dalam keterangan resmi, Selasa (12/4/2022).
Baca Juga:
Nielsen Ungkap Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Saat Ramadan

Menurutnya riset tersebut menegaskan bahwa para pemasar ingin menaruh uang mereka ke kanal yang segera menghasilkan ROI, tapi hal tersebut juga perlu diseimbangkan dengan dampaknya terhadap peningkatan merek secara keseluruhan.
"Dengan pergeseran media, kecepatan dan data merupakan hal kritis guna mengoptimalkan keseluruhan saluran pemasaran. Dengan akan dihapusnya cookie pihak ketiga, sangat dimengerti ketika para pemasar memprioritaskan personalisasi dan menyelaraskan merek mereka dengan nilai-nilai yang dipedulikan oleh pelanggan," lanjutnya.
Nielsen ingin menawarkan solusi melalui laporan yang dirilis untuk terus membantu merek dan pemasar menggali informasi yang dapat ditindaklanjuti agar keputusan dapat dibuat lebih cepat.
Laporan ini berdasarkan survei kepada para pemasar yang mengelola anggaran pemasaran hingga satu juta dolar AS atau lebih, yang bekerja di berbagai industri seperti otomotif, jasa keuangan, FMCG, teknologi, pelayanan kesehatan, farmasi, perjalanan, pariwisata, ritel, yang fokusnya berkaitan dengan media, teknologi, dan strategi pengukuran. (waf)
Baca juga:
Nielsen: Belanja Iklan Juli 2020 Alami Peningkatan
Bagikan
Andrew Francois
Berita Terkait
Jawa Timur Paling Puas, Maluku - Papua Paling Kritis terhadap Pemerintahan Prabowo - Gibran

Bidang Pendidikan Paling Memuaskan, Ekonomi Jadi PR di 1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ada Dorong Reshuffle, Siapa Menteri Paling Puas di Mata Publik? Ini Hasil Survei Poltracking

Jakarta Peringkat ke-18 Kota Paling Bahagia di Dunia, Gubenur Pramono: Semangat Kebersamaan Jadi Kuncinya

Survei IPO: Kinerja Presiden Prabowo Subianto Dinilai Memuaskan, Program MBG Unggul di Mata Publik

Dedi Mulyadi Raih Tingkat Kepuasan Kinerja Tertinggi Pulau Jawa, Terendah Gubernur Banten

Hasil Survei: Hasan Nasbi Anggota Kabinet Prabowo 'Paling Dibenci’ Netizen

Kepuasan Publik di Awal Kepemimpinan Prabowo Lebih Tinggi Dibanding Jokowi

Hasil Survei Litbang Kompas: 80,9 Persen Rakyat Puas dengan Kinerja Prabowo-Gibran

Metodelogi Survei OCCRP Tetapkan Jokowi Tokoh Terkorup Dunia Dicap Lemah
