Nielsen Ungkap Perubahan Gaya Hidup Masyarakat Saat Ramadan


Mudik ke kampung halaman akan meningkat. (Foto: Pexels/Nubia Navarro)
BULAN Ramadan membawa perubahan pada gaya hidup kita. Bukan hanya kebiasaan makan, tetapi juga kebiasaan konsumsi media.
Data dari Nielsen Television Audience Measurement, yang dipaparkan, Kamis (24/3) dan dilakukan di 11 kota besar di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan konsumsi televisi selama masa Ramadan dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada Ramadan, masyarakat kerap kali menonton televisi saat sahur, menjelang berbuka dan setelah salat tarawih.
Di jam sahur, peningkatan pemirsa dapat mencapai lebih dari tujuh kali lipat. Sedangkan jenis program yang menunjukkan peningkatan konsumsi di masa Ramadan adalah program religius. Selain itu, ada juga program anak-anak dan hiburan (entertainment).

Walaupun Ramadan selalu mendongkrak kepemirsaan, Nielsen juga mencatat angka TV Rating (TVR) di tahun 2021 lalu, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan masa Ramadan sebelum pandemi di tahun 2019. Kemungkinan penyebabnya adalah konsumsi media digital, yang sangat terakselerasi sejak pandemi di 2020.
Survei Nielsen Consumer and Media View di 11 kota besar menunjukkan adanya peningkatan konsumsi dan waktu menggunakan media digital selama masa Ramadan tahun 2021 dibanding dengan 2019. Masing-masing naik sebesar 24 persen dan 35 persen. Mereka mencari sumber hiburan baru di digital selama masa Ramadan, terlihat dari aktivitas yang mereka lakukan.
Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia, Hellen Katherina mengungkapkan aktivitas lain yang juga mengalami peningkatan signifikan saat Ramadan dan secara digital adalah menonton video, berbelanja secara online, mendengarkan musik dan bermain games.
Dari sisi kebiasaan Nielsen juga mencatat adanya hobi-hobi baru yang muncul selama pandemi dan kemungkinan akan tetap bertahan walaupun masa pandemi telah berakhir, seperti memasak dan juga berkebun. Secara perlahan aktivitas berolahraga juga menunjukkan peningkatan di tahun 2021, khususnya yang tipenya perorangan, seperti jogging.

"Kami melihat pemilik merek dapat mengoptimalkan perilaku konsumen ini untuk melakukan strategi pemasaran dengan multimedia dan multiplatform sebagai pendekatan yang lebih efektif untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Apalagi di tahun ini Pemerintah tengah melakukan transisi dari pandemi ke endemi," urai Hellen saat paparan media di Jakarta, Kamis (24/3).
Hal lain yang juga mengalami peningkatan dan menjadi fenomena tahunan selama Ramadan adalah kebiasaan mudik.
Nielsen mencatat adanya peningkatan perjalanan luar kota yang dilakukan konsumen selama masa Ramadan 2021 dibandingkan dengan tahun 2020 ataupun 2019. "Kami memprediksi tahun 2022 ini perjalanan keluar kota semakin meningkat dengan pilihan moda transportasi yang lebih beragam. Bisa menjadi turnaround moment bagi online travel/ticketing dan kesempatan aktivasi branding sepanjang jalur mudik," ujar Hellen. (avia)
Bagikan
Berita Terkait
PT KAI Angkut 4,3 Juta Orang Pemudik, Ada 10 KA Jarak Jauh Jadi Favorit

Hal Unik Yang Terjadi di Tradisi Kupatan Setiap 8 Syawal di Indonesia

Filosofi Tradisi Kutupatan Jejak Peninggalan Sunan Kalijaga

Prabowo Senang Menteri Kerja Keras Redam Gejolak Harga Pangan di Saat Ramadan dan Idul Fitri

5 Film Karya Sineas Indonesia Yang Bisa Jadi Pilihan Saat Nikmati Libur Lebaran

Doa Bagi Mereka Yang Amalkan Salat Kafarat

Polisi Mulai Berlakukan Ganjil Genap di 2 Titik Jalan Tol, Tak Ada Tilang Manual

Arus Mudik 2025 Diklaim Lebih Tertata, H-3 Tercatat 258.383 Kendaraan Keluar dari Jakarta

9 Doa Menenangkan Hati Sambut Kemenangan di Malam Takbiran dan Saat Idul Fitri

Sore Ini Kemenag Gelar Isbat Penentuan 1 Syawal 1446 H, Idul Fitri Dipekirakan 31 Maret 2025
