LAPAN Bahas Pembangunan Stasiun Peluncuran Satelit


Ilustrasi roket pembawa satelit meluncur dari menara peluncurannya. (Kyodo/via REUTERS)
MerahPutih.com - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) akan membahas lebih lanjut rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN Jasyanto, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (22/10) mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang dengan wilayah yang sangat luas sudah saatnya mempercepat penguasaan teknologi di bidang keantariksaan demi mendukung kemandirian bangsa di sektor-sektor strategis lainnya.
Untuk itu, ujarnya, LAPAN mencoba membahas lebih lanjut langkah-langkah yang harus diambil untuk mempercepat kemandirian bangsa seperti yang diamanatkan UU dengan melaksanakan rencana pembangunan stasiun peluncur satelit sendiri.
Pembahasan akan dilakukan dalam seminar nasional "Kebijakan dan Regulasi Kegiatan Penerbangan dan Antariksa Menuju Kemandirian Nasional" pada 25 Oktober 2017, di Jakarta.
Tidak hanya mematangkan rencana pembangunan stasiun peluncuran satelit, katanya, pembahasan juga akan dilakukan untuk menjelaskan kontribusi keantariksaan di sektor ekonomi, pengembangan satelit dan roket, serta teknologi penerbangan di Indonesia.
Dalam UU Keantariksaan pada Pasal 7 ayat 1 huruf d menyebutkan salah satu kegiatan keantariksaan meliputi peluncuran. Sedangkan pada Pasal 34 ayat 1 disebutkan bahwa peluncuran wahana antariksa sebagaimana dimaksud Pasal 7 ayat 1 huruf d adalah dilakukan oleh Lembaga di wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), wilayah yurisdiksi NKRI, kapal atau pesawat udara yang berbendera Indonesia dan atau kapal atau pesawat udara asing yang berada di wilayah kedaulatan atau wilayah yurisdiksi NKRI.
Sebelumnya, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan perencanaan lebih detail pembangunan stasiun peluncuran satelit ini sedang dilakukan, termasuk mempertimbangkan kerja sama dengan negara lain dalam pengerjaannya mengingat dana yang dibutuhkan sangat besar, rumit dan membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sudah lebih berpengalaman.
Pertimbangan untuk melibatkan negara lain, menurut dia, agar Indonesia bisa lebih cepat memiliki stasiun peluncur satelit sendiri. Selain juga dengan kerja sama artinya stasiun tersebut akan bisa lebih efisien dimanfaatkan dan tidak hanya menunggu program-program Indonesia saja tetapi juga dapat dilakukan negara mitra.
Beberapa negara yang sudah menyatakan ketertarikannya untuk ikut membangun stasiun peluncuran wahana antariksa di Indonesia, menurut dia, adalah China dan Korea Selatan. Meski demikian selain dua negara tersebut Indonesia juga akan menjajaki terlebih dulu negara-negara lainnya termasuk Jepang dan India.
Thomas mengatakan ajakan-ajakan untuk peneliti dan ilmuwan Indonesia untuk mengeksplorasi antariksa juga sudah berdatangan. Tidak menutup kemungkinan jika sudah memiliki stasiun peluncur satelit sendiri akan ada misi luar angkasa bersama untuk mengeksplorasi planet-planet lain. (*)
Bagikan
Andika Pratama
Berita Terkait
Bocoran Huawei MatePad Mini 8.8: Tablet Premium dengan Fitur Satelit

Biak Papua Memang Ditawarkan Jadi Tempat Peluncuran Satelit Asing, Bukan untuk Pangkalan Militer

Katy Perry Jelajah Antariksa Cuma 10 Menit, Tapi Biayanya Sampai Miliaran Rupiah!

Kim Jong Un Bikin Kapal Perang Terbesar Korea Utara: Simak 5 Faktanya

Roket China Pecah di Orbit, Tinggalkan Puing di Luar Angkasa

Apa Itu VSAT? Ini Panduan Lengkap tentang Teknologi Satelit

Rusia dan China Sepakat Bangun Stasiun Antariksa Bersama di Bulan

Indonesia Bayar Rp 475 Miliar Tiap Tahun Beli Data Citra Satelit

Resmi Beroperasi, ini Harga dan Cara Pesan Starlink di Indonesia

Korea Utara Kembali Beberkan Rencana Peluncuran Satelit Mata-mata
