Lagi Marah Enggak Boleh Bikin Tape


Membuat tape ketan tidak boleh saat menstruasi. (Foto Instagram @phnty dan unsplash/dainisgraveris)
BUKAN orang Indonesia jika kamu belum pernah mendengar mitos-mitos makanan yang telah ditanamkan sejak kecil oleh orang-orang disekeliling kita. Pas kecil, Penulis pun pasti menghabiskan makanan sampai tidak ada sisa nasi sebutir pun di piring. Bukan karena lapar, melainkan agar Penulis tidak mendapatkan suami yang brewokan ketika dewasa nanti.
Padahal, apa sih yang salah dengan suami yang brewokan?
Baca Juga:
Ketika beranjak dewasa dan mulai coba-coba memasak, pasti ada saja kalimat-kalimat lucu yang sering dikeluarkan oleh orang tua. Ketika sedang memasak nasi goreng untuk mendiang nenek, ia berkata "Duh, lo pengen kawin ya neng. Asin banget!".
Ya, cuma di Indonesia, kelebihan tuang garam akan dianggap kebelet nikah. Sejak kejadian itu, penulis pun jadi kepikiran dan bertanya-tanya, "Apa iya gue pengen nikah?".
Ya, mitos-mitos ini seringkali membuat penulis jadi baper dan overthinking. Padahal, sekali lagi, ini cuman mitos. Kemungkinan, mitos-mitos ini dibuat agar kita tidak melakukan hal yang salah. Namun, diberikan esensi "fear" agar orang-orang bisa lebih menganggap serius larangan-larangan ini karena takut akan konsekuensinya.
Setelah melakukan penelitian kecil-kecilan, ternyata masih ada beberapa mitos soal makanan yang beredar di Indonesia sampai sekarang. Mulai dari masak keasinan sampai enggak boleh bikin tape ketan, mana mitos yang pernah diingatkan kepadamu?
Baca juga:
Mitos tape ketan
View this post on Instagram
Tape ketan, jajanan tradisional khas Betawi ini tidak hanya terkenal soal kelezatannya. Proses pembuatannya pun juga melibatkan beberapa mitos yang sudah terkenal di kalangan pembuatan ketan. Pembuatan tape ketan harus melewati beberapa proses pembuatan yang tidak mudah, mulai dari perendaman, pengukusan, pendinginan, pengukusan, dan proses fermentasi.
Proses fermentasi merupakan proses yang paling rumit dan tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Beberapa mitos yang masih dipercaya kuat pun masih melekat ketika menaburkan ragi pada adonan tape ketan.
Dilansir dari Detik Food, penulis, praktisi Kuliner dan pemilik bisnis Tape Uli Cisalak Harry Nazarudin mengatakan bahwa pembuat tape tidak boleh emosi. Penjelasannya, karena keadaan emosi bisa membuat pikiran tidak fokus dan ragi tidak merata.
View this post on Instagram
Selain itu, proses fermentasi juga tidak boleh dilakukan oleh perempuan yang sedang dalam keadaan menstruasi. Ada mitos yang dipercaya bahwa adonan tape ketan bisa menjadi berwarna merah. Meski begitu, generasi kedua bisnis Tape Uli Cisalak, Linda Sari mengatakan bahwa alasannya berkaitan dengan tingkat fokus seseorang.
Proses peragian pun tidak boleh dilakukan jika seseorang dalam keadaan "kotor". Mereka harus dalam keadaan bersih dan suci sehingga sebelum melakukan peragian harus mandi, keramas, dan berwudhu.
Selama proses fermentasi yang memakan waktu berhari-hari, siapapun yang melakukan proses peragian pun tidak boleh melakukan hubungan suami istri karena akan membuat tape ketan menjadi berlendir.
Proses peragian pun tidak boleh bersuara sedikitpun, apalagi ngobrol. Beberapa mitos ini pun sudah dibuktikan oleh pemilik bisnis Tape Uli Cisalak yang telah berpengalaman selama 63 tahun. Beberapa mitos memang telah terbukti. Jika sedang emosi, menstruasi, sakit, "kotor", atau berisik, biasanya orang jadi enggak fokus dan tape gagal dibuat.
"Entah itu tapenya keras, (atau) rasanya asam, pasti gagal," tutur Linda Sari dalam Live Instagram bersama Penulis dan Praktisi Kuliner Harry Nazarudin.
Baca juga:
Gula pasir di teh tidak larut, fix ada yang kangen
View this post on Instagram
Es teh manis memang menjadi minuman andalan orang Indonesia. Ketika teriknya sinar matahari membuat kita kepanasan dan mandi keringat, segelas es teh manis mampu menghilangkan dahaga dalam sekejap. Setelah lega menengguk es teh manis, kamu memergoki gula pasir yang belum larut. Rasa letih pun sekejap menghilang, "pasti ada yang kangen nih, siapa ya?".
Berharap sih, boleh saja. Meski begitu, mitos ini kurang masuk akal. Kemungkinan, sang ibu penjual es teh manis kurang getol dalam mengaduk minumanmu sehingga banyak butiran gula pasir yang belum larut. Namun jika ingin menghibur diri, tidak ada salahnya untuk berharap kok. (SHN)
Baca juga:
Bagikan
annehs
Berita Terkait
'Demon Slayer: Infinity Castle' Jadi Inspirasi Kolaborasi Menu Minuman Eksklusif

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa

Karyawan Palsukan Tanggal Kedaluwarsa, Jaringan Ritel Jepang Hentikan Penjualan Onigiri

Oase Seribu Rasa di Arena Lakeside Kemayoran, Sajikan Kelezatan Nusantara dan Asia Tenggara dengan Sentuhan Modern

Berburu Promo Makanan di 17 Agustus, dari Potongan Harga sampai Tebus Murah

Bertualang Rasa di Senopati, ini nih Rekomendasinya
Gerakan ’SAPU PLASTIK’ Kumpulkan 2,5 Ton Limbah, Beri Apresiasi Pelanggan dengan Diskon 20 Persen

Menilik Deretan Menu Spesial ala Future Menu 2025 Ramaikan Industri Kuliner Indonesia

Dukung Gaya Hidup Sehat, ini nih Manfaat Sehat Jus Cold-Pressed
