Kuliner Ini Paling Ekstrem dari Mentawai, Berani Coba?


Batra didapat dari batang sagu muda yang dibiarkan sedikit terbuka. (Foto: Instagram @mentawai_kita)
BUMI Sikerei atau Mentawai merupakan kepulauan di barat Pulau Sumatra. Secara administrasi masuk Provinsi Sumatera Barat sebagai Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Kepulauan Mentawai didiami oleh suku asi Mentawai. Suku ini mendiami beberapa pulau-pulau di kepulauan seperti Pulau Siberut, Sipora, Pagai Selatan, dan Pagai Utara. Suku Mentawai terkenal memiliki kebudayan kuno zaman neolitikum.
Selain berdaya tarik budaya, Kepulauan Mentawai juga terkenal dengan wisata alam dan kulinernya. Soal wisata kuliner, ada banyak makanan tradisional Mentawai yang menambah khazanah hidangan Sumatera Barat. Salah satunya yang terkenal dari Mentawai yaitu batra.

Batra disebut-sebut sebagai kuliner ekstrem dari Mentawai karena berbahan utama ulat sagu. Penganan ini seperti ditemukan di wilayah timur Indonesia terutama Papua. Ulat sagu bisa dimakan langsung hidup-hidup atau diolah sederhana seperti dibakar.
Di banyak daerah, konsumsi ulat sagu bukan hal umum. Meski sudah terbukti sumber lemak dan protein tinggi, memakan ulat bagi sebagian orang sangat tidak disukai.
Ulat sagu atau larva kumbang merah biasanya hidup dalam batang sagu yang membusuk. Bentuknya gemuk-gemuk sebesar jempol orang dewasa. Batra biasanya diolah lebih dahulu sebelum dikonsumsi. Bisa dibakar, ditumis dengan bumbu, atau direbus lalu dikonsumsi bersama sagu.
Lebih ekstrem lagi batra bisa dimakan tanpa diolah. Dicocol garam langsung dikonsumsi.

Batra enggak sembarang didapat. Suku Mentawai sengaja menernakkan batra dalam batang pohon sagu. Caranya, pohon sagu yang sudah ditebang disisakan bagian yang paling muda. Batang pohon sagu itu lantas dibelah. Satu sisi batangnya dibiarkan terbuka dan diberi ganjalan sebilah kayu agar tawon besar (Rynchoporus ferrungineus) bertelur di celah tersebut.
Perlahan-lahan, batang sagu akan meragi. Dalam 7-12 minggu, di tengah batang sagu itu akan berkembang ulat-ulat sagu berwarna putih sebesar jari sepanjang 3-4 cm. Itulag batra.
Kalau kamu melancong ke Kepulauan Mentawai, selain menikmati keindahan alam dan budayanya, jangan lupa untuk mencicipi sajian khasnya. Dan, apabila kamu berani cobalah makan batra. (*)
Baca juga berita lainnya dalam artikel: Daging Dijadikan 'Ikan Asin'? Ada Ni'owuru dari Suku Nias
Bagikan
Berita Terkait
Menu Jadul Es Pleret, Manis dan Nikmat untuk Berbuka Puasa

Mengintip Pembuatan Lamang Tapai Kuliner Tradisional Minangkabau Santapan Khas Puasa Ramadan

Klepon, Jajanan Sarat Makna Filosofis saat Perayaan Isra Mi'raj

Menilik Bahan-Bahan Dasar Pembuatan Minuman Tradisional 'Sopi' Asal Maluku

Kemenparekraf Dukung Ekspansi Restoran Indonesia ke Luar Negeri
