Kuliner di Negeri Aing, Jeroan Jadi Primadona
Sajian jeroan bermacam-macam. (Foto: Britannica)
MAKANAN orang Indonesia memang bervariasi. Jeroan atau isi perut hewan pun jadi makanan favorit di negeri aing. Hal tersebut wajar di Indonesia meskipun tidak bagi negara lain.
Di negara luar orang-orang lebih mengutamakan penggunaan daging sapinya sebagai bahan baku makanannya dibandingkan bagian lain seperti isi perut.
Baca juga:
Menu Populer Negara Kumaha Aing: Sambalado Tanak Jariang (Jengkol) asal Padang
Seperti di Australia, jeroan sapi dianggap sebagai bahan atau produk sampingan, sehingga dijual dengan harga yang sangat rendah. Bahkan, di beberapa negara jeroan dianggap sebagai ‘Sampah’, sehingga digunakan untuk makanan hewan.
Lihat postingan ini di Instagram
Jeroan daging sapi, kambing, atau ayam, seperti paru, usus, hati atau ampela, menjadi bahan makanan favorit di negara kita. Jeroan di Indonesia dapat disulap dan diolah dengan cara digoreng sampai dipepes.
Beberapa menu makanan berbahan dasar jeroan memiliki sejarah dibaliknya. Seperti beberapa makanan di Jawa. Pada masa penjajahan daging adalah makanan yang dianggap sangat ‘mewah’ dan hanya bisa dinikmati oleh bangsa kolonial dan kalangan priayi.
Baca juga:
Hal ini membuat masyarakat pribumi yang tidak menikmati daging, menciptakan sajian sederhana dari bahan pangan. Mereka memilih untuk menggunakan jeroan sapi. Bagi bangsa kolonial dan kalangan priayi jeroan dianggap sebagai limbah pangan.
Walaupun banyak sajian kuliner daerah dengan bahan dasar jeroan sangat nikmat untuk dinikmati, tetapi jangan berlebihan dalam mengonsumsinya ya. Jeroan dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kolesterol atau asam urat.
Meski bisa memicu beberapa penyakit dari konsumsi yang berlebihan, menu kuliner daerah dengan berbahan dasar jeroan memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat Indonesia. Sehingga, harga jeroan bisa jadi tinggi.
Bahkan karena permintaan jeroan yang tinggi di Indonesia, beberapa negara luar memanfaatkan fenomena ini untuk mengimpor jeroan ke dalam negeri. Di 2015, hal ini membuat Menteri pertanian RI saat itu, Amran Sulaiman untuk secepat mungkin menutup impor jeroan.
Fenomena impor jeroan tersebut dianggap meremehkan bangsa Indonesia. Alasannya karena di luar negeri jeroan dijadikan pakan untuk binatang tersebut. (kna)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
30 Kuliner Khas Riau yang Wajib Dicoba: Cita Rasa Melayu yang Kaya Rempah dan Sulit Dilupakan
Merayakan Malam Tahun Baru ala Argentina, Menikmati Torta Galesa hingga Asado
Babak Baru Restoran Latin: Pembagian Menu Lunch dan Dinner untuk Pengalaman Bersantap Lebih Fokus
Chef Paik Jong-won Balik ke TV, Diam-Diam Hapus Video Pengumuman Hiatus
Hasil Lab Nyatakan Halal, Bakso Viral di Solo Buka Kembali dan Bagikan 450 Porsi Gratis
Jalan Panjang Mimpi Besar Kuliner Indonesia, Saatnya Belajar Gastrodiplomacy dari Korsel & Thailand
Jamuan ala ‘Bon Appetit, Your Majesty’ di KTT APEC, Menu Khas Korea dengan Sentuhan Modern dan Kemewahan
Kuah Keju Sensasi Inovasi Baru Menikmati Bakso Tradisional
Jakarta Coffe Week 2025 'A Decade of Passion' Siap Digelar 31 Oktober - 2 November, Etalase Kopi Tanah Air
Makanan Khas Demak yang Unik dan Wajib Dicoba, 10 Rekomendasi Terlezat!