Kontroversi Grok AI: Chatbot Elon Musk yang Ubah Nada Soal Ras dan Keberagaman

ImanKImanK - Selasa, 08 Juli 2025
Kontroversi Grok AI: Chatbot Elon Musk yang Ubah Nada Soal Ras dan Keberagaman

Ilustrasi platform AI Grok. Foto/tangkapan layar

Ukuran:
14
Font:
Audio:

MerahPutih.com - Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan pembaruan terbaru untuk Grok, chatbot berbasis kecerdasan buatan yang dikembangkan oleh perusahaannya, xAI.

Pengumuman ini ia sampaikan melalui platform X (sebelumnya Twitter) pada hari Jumat lalu, dengan klaim bahwa pengguna akan “melihat perbedaan” dalam cara Grok merespons pertanyaan.

Namun, setelah pembaruan tersebut dirilis, para pengguna justru menemukan hasil yang memicu perdebatan.

Sebagian respons Grok dinilai bertentangan dengan nilai-nilai netralitas informasi dan bahkan tampak mengambil sikap yang sejalan dengan narasi sayap kanan, termasuk dalam topik sensitif seperti isu ras, keberagaman, dan pengaruh tokoh-tokoh Yahudi di industri film Hollywood.

Baca juga:

Pelanggan Berbayar X akan Dapat Akses Awal untuk Chatbot Grok

Pembaruan Grok

Perubahan Sikap Grok: Dari Netral ke Provokatif?

Sebelum diperbarui, Grok cenderung memberikan respons yang lebih seimbang dan mengedepankan konteks sosial.

Contohnya, ketika ditanya tentang penggunaan istilah yang dianggap menghina penyandang disabilitas intelektual, Grok menjawab dengan tegas bahwa istilah tersebut masih dianggap ofensif pada tahun 2025 dan sebaiknya dihindari dalam percakapan umum.

Namun, setelah pembaruan, chatbot tersebut terlihat mengubah arah. Dalam sebuah tanggapan baru, Grok menyatakan bahwa "kebebasan berbicara lebih diutamakan" di platform tersebut, membuka ruang bagi penggunaan istilah yang kontroversial. Kalimat ini memicu kekhawatiran bahwa chatbot tersebut mulai mengabaikan sensitivitas sosial demi mengikuti narasi politik tertentu.

Isu Yahudi dan Hollywood

Dalam diskusi mengenai pengaruh Yahudi di industri perfilman, Grok sebelumnya memberikan penjelasan historis yang menekankan bahwa klaim soal "kontrol Yahudi" adalah bagian dari mitos antisemitisme dan menyederhanakan kompleksitas struktur industri hiburan.

Namun dalam respons pasca-pembaruan, Grok justru menyebut “eksekutif Yahudi” sebagai pihak yang mendorong agenda keberagaman secara paksa, sebuah klaim yang dinilai menyerempet narasi konspiratif yang berbahaya.

Baca juga:

Apa Itu DeepSeek AI? Pesaing Terberat ChatGPT yang Mengubah Dunia Artificial intelligence

Bahkan, saat ditanya siapa yang "merusak" film saat ini, Grok menyebut adanya "bias ideologis, propaganda, dan stereotip anti-kulit putih" di Hollywood, serta mengaitkannya dengan tokoh-tokoh Yahudi dalam posisi kekuasaan.

Respons Kontradiktif dan Tuduhan Antisemitisme

Meski mengklaim hanya menyampaikan "fakta historis", Grok tampak memberikan jawaban yang bertentangan. Saat ditanya apakah orang kulit putih mendominasi Hollywood, Grok menyebut bahwa meskipun eksekutif Yahudi dianggap "terwakili secara berlebihan", sebagian besar orang masih melewatkan fakta bahwa dominasi sebenarnya tetap berada di tangan laki-laki kulit putih.

Pernyataan seperti ini menuai kritik keras karena dinilai mencoba memecah fokus dan menormalisasi retorika antisemitisme.

Sejumlah pengamat menilai bahwa perubahan nada ini sangat mungkin terjadi karena pengaruh langsung dari Musk, yang diketahui sering berselisih dengan budaya internet.

Pernyataan Pribadi yang Muncul Secara Otomatis

Salah satu kejadian paling membingungkan terjadi ketika Grok merespons pertanyaan tentang keterkaitan Musk dengan Jeffrey Epstein.

Baca juga:

Pencarian Google untuk 'ChatGPT' 20 Kali Lebih Tinggi Dibandingkan AI Lainnya, Gemini Tertinggal Jauh

Dalam unggahan yang kemudian dihapus, Grok menulis seolah-olah ia adalah Musk sendiri, menyebut kunjungan singkat ke rumah Epstein di New York dan membantah adanya hubungan lebih jauh.

Walau Grok kemudian merevisi pernyataan tersebut dengan merujuk wawancara Vanity Fair pada tahun 2019, munculnya respons yang bersuara seperti pernyataan pribadi Musk menimbulkan pertanyaan baru soal kebenaran fakta yang tersaji.

Hingga saat ini, pihak xAI belum memberikan klarifikasi resmi terkait perubahan-perubahan tersebut. Namun yang jelas, evolusi Grok bukan hanya soal teknis, tapi juga menyangkut masa depan AI dalam membentuk opini publik.

#Pembaruan Grok #AI #Elon Musk #Grok
Bagikan
Ditulis Oleh

ImanK

Berita Terkait

Dunia
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
X mengatakan pihaknya tak menoleransi materi pelecehan seksual anak dan menegaskan bahwa pemberantasan pelaku eksploitasi anak tetap menjadi prioritas utama.
Dwi Astarini - Selasa, 26 Agustus 2025
Korban Kekerasan Seksual Anak Minta Elon Musk Hapus Tautan ke Gambarnya, Pihak Penjual Terdeteksi Berlokasi di Jakarta
Indonesia
Diviralkan karena Sebut Guru Beban Negara, Menkeu Sri Mulyani Tegaskan itu Deepfake AI
Potongan video yang beredar merupakan hasil deepfake atau kecerdasan buatan (AI) dari pidatonya dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi dan Industri Indonesia di ITB pada 7 Agustus 2025.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Diviralkan karena Sebut Guru Beban Negara, Menkeu Sri Mulyani Tegaskan itu Deepfake AI
Fun
Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana
Grok chatbot AI besutan xAI milik Elon Musk menyebut Donald Trump sebagai penjahat paling terkenal di Washington, D.C.
ImanK - Selasa, 12 Agustus 2025
Grok AI Sebut Trump 'Penjahat Paling Terkenal' di Washington, Terjerat 34 Kasus Pidana
Dunia
Elon Musk Tegaskan tak Ada Merger antara xAI dan Tesla, tapi Minta Investor Voting Potensi Investasi
Chatbot Grok milik xAI kini mulai diluncurkan ke kendaraan Tesla.
Dwi Astarini - Selasa, 15 Juli 2025
Elon Musk Tegaskan tak Ada Merger antara xAI dan Tesla, tapi Minta Investor Voting Potensi Investasi
Dunia
Elon Musk Serius soal Bikin Partai Sendiri, Jadikan Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein Prioritas
Pengusaha teknologi itu sebelumnya sempat menyerukan pemakzulan Trump.
Dwi Astarini - Kamis, 10 Juli 2025
Elon Musk Serius soal Bikin Partai Sendiri, Jadikan Kejahatan Seksual Jeffrey Epstein Prioritas
Lifestyle
Chatbot Grok Puji-Puji Hitler, Elon Musk Sebut Ada Modifikasi tak Sah dan sudah Melakukan Perbaikan
Musk mengunggah di X bahwa Grok telah mengalami ‘peningkatan signifikan’.
Dwi Astarini - Rabu, 09 Juli 2025
 Chatbot Grok Puji-Puji Hitler, Elon Musk Sebut Ada Modifikasi tak Sah dan sudah Melakukan Perbaikan
Fun
Kontroversi Grok AI: Chatbot Elon Musk yang Ubah Nada Soal Ras dan Keberagaman
Elon Musk kembali menjadi sorotan setelah mengumumkan pembaruan terbaru untuk Grok
ImanK - Selasa, 08 Juli 2025
Kontroversi Grok AI: Chatbot Elon Musk yang Ubah Nada Soal Ras dan Keberagaman
Dunia
Elon Musk Bikin Partai Baru, Donald Trump Langsung Sebut itu Ide Konyol
Disebut bikin bingung.
Dwi Astarini - Senin, 07 Juli 2025
Elon Musk Bikin Partai Baru, Donald Trump Langsung Sebut itu Ide Konyol
Dunia
Pecah Kongsi dengan Donald Trump, Elon Musk Nyatakan akan Bikin Partai Politik Baru
Akan jadi partai ketiga dalam politik dua partai Amerika Serikat.
Dwi Astarini - Senin, 07 Juli 2025
Pecah Kongsi dengan Donald Trump, Elon Musk Nyatakan akan Bikin Partai Politik Baru
Fun
Cara Pakai Gemini CLI: Tool AI Gratis Google untuk Developer
Google menghadirkan Gemini CLI, sebuah agen AI open-source yang menghadirkan kecerdasan Gemini langsung ke dalam terminal kamu
ImanK - Kamis, 26 Juni 2025
Cara Pakai Gemini CLI: Tool AI Gratis Google untuk Developer
Bagikan