Konsumsi Naik di Ramadan 2025, Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi Rendah

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 21 Maret 2025
Konsumsi Naik di Ramadan 2025, Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi Rendah

Ekonom Achmad Nur Hidayat/ dok Achmad Nur Hidayat

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MERAHPUTIH.COM - EKONOM Achmad Nur Hidayat melihat bulan Ramadan 2025 termasuk yang paling sulit. Menurut Achmad, jika dibandingkan dengan tiga tahun terakhir setelah pandemi COVID-19, kontribusi Lebaran terhadap pertumbuhan ekonomi 2025 diperkirakan lebih rendah.

Dia mencontohkan, pada 2022, momentum Lebaran mendorong pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,4 persen (yoy), didominasi konsumsi rumah tangga. Pada 2023, angkanya turun menjadi 5,1 persen, dan pada 2024 hanya 4,8 persen. “Tahun ini, ekonomi kuartal II 2025 diproyeksikan tumbuh 4,5-4,7 persen, dengan kontribusi Lebaran sekitar 0,8-1 persen,” jelas Achmad dalam keteranganya, dikutip Jumat (21/3).

Achmad melihat penurunan ini disebabkan tiga faktor. Pertama, daya beli yang belum pulih total pasca-PHK massal dan inflasi 2024. Kedua Kebocoran konsumsi ke impor, terutama di sektor fesyen dan elektronik. “Lalu yang ketiga, efektivitas THR yang menurun karena alokasi dana untuk utang dan tabungan,” jelas Achmad.

Dia melihat, meski konsumsi Ramadan 2025 tetap naik, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi terbatas. Hal itu disebabkan struktur ekonomi Indonesia masih bergantung pada belanja pemerintah dan investasi. Kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB hanya 54 persen, turun dari 57 persen pada 2022.

Baca juga:

Ragam Kebijakan Pemerintah Buat Dongkrak Ekonomi di Ramadan 2025



Kebocoran impor mengurangi multiplier effect belanja masyarakat. Setiap Rp 1 juta yang dibelanjakan untuk produk impor hanya menyumbang 0,3 persen ke PDB, sedangkan produk lokal menyumbang 0,7 persen.

Sementara itu, kenaikan harga pangan dan energi membuat proporsi belanja pokok rumah tangga meningkat. Pada 2025, 65 persen pengeluaran keluarga dialokasikan untuk pangan dan transportasi, menyisakan hanya 35 persen untuk belanja sekunder seperti fesyen dan elektronik.

“Akibatnya, meski nominal konsumsi naik, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak signifikan,” jelas Achmad yang juga ekonom dari UPN Veteran Jakarta ini.

Achmad meminta pemerintah perlu belajar dari tren ini. Dia menilai penting untuk memperkuat UMKM lokal melalui proteksi dari gempuran impor dan akses pembiayaan murah. Kebijakan THR harus diintegrasikan dengan program pelatihan dan pendampingan keuangan agar masyarakat tidak terjebak utang konsumtif.

“Hal yang terpenting, stabilisasi harga pangan dan energi harus menjadi prioritas untuk menjaga daya beli,” saran Achmad. Ia yakin Lebaran 2025 ini membuktikan bahwa konsumsi musiman tidak cukup menjadi motor pertumbuhan.

“Jika tidak diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan perlindungan terhadap industri dalam negeri, momentum Lebaran hanya akan menjadi euforia sesaat, bukan solusi jangka panjang bagi ekonomi Indonesia,” tutup Achmad.(knu)

Baca juga:

Harga Pangan Stabil dan Mencukupi Bisa Bikin Warga di Ramadan dan Idul Fitri Tenang

#Ekonomi #Ramadan #Pertumbuhan Ekonomi
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Fraud BI-FAST Rp 200 Miliar Terungkap, DPR Minta Pengamanan Dana dan Data Nasabah Diperkuat
Modus kejahatan diawali penipuan digital, kemudian dana dipindahkan dengan cepat ke sejumlah rekening penampung melalui BI-FAST lalu dikonversi ke aset kripto.
Dwi Astarini - Rabu, 17 Desember 2025
Fraud BI-FAST Rp 200 Miliar Terungkap, DPR Minta Pengamanan Dana dan Data Nasabah Diperkuat
Indonesia
Semikonduktor Jadi Penguat Ekonomi Kawasan, Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Naik Jadi 5 Persen
Sementara inflasi diperkirakan tetap terkendali pada level 1,7 persen tahun ini dan naik menjadi 2,5 persen pada 2026.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 10 Desember 2025
Semikonduktor Jadi Penguat Ekonomi Kawasan, Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Naik Jadi 5 Persen
Indonesia
Prabowo Subianto Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tenang dan Mampu Bertahan dari Gempuran Perang Dagang
Prabowo juga memanfaatkan momentum tersebut untuk merefleksikan satu tahun kepemimpinannya
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 29 November 2025
Prabowo Subianto Yakin Ekonomi Indonesia Tetap Tenang dan Mampu Bertahan dari Gempuran Perang Dagang
Indonesia
Dorong Ekonomi Nasional Jelang Nataru, Pemerintah Siapkan 3 Program Salah Satunya Diskon Belanja
Agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Dwi Astarini - Kamis, 27 November 2025
Dorong Ekonomi Nasional Jelang Nataru, Pemerintah Siapkan 3 Program Salah Satunya Diskon Belanja
Indonesia
Pengusaha Diminta Jadi Kakak Asuh Koperasi Merah Putih, Pertumbuhan Tidak Dinikmati Segelintir Orang
Dari situ akan tercipta perputaran uang sehingga dapat menggerakkan perekonomian hingga ke masyarakat sampai ke level terendah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 26 November 2025
Pengusaha Diminta Jadi Kakak Asuh Koperasi Merah Putih, Pertumbuhan Tidak Dinikmati Segelintir Orang
Indonesia
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
Jokowi merefleksi satu dekade pembangunan Indonesia sekaligus peta jalan menuju intelligence economy, ekonomi berbasis kecerdasan, babak baru persaingan global.
Dwi Astarini - Minggu, 23 November 2025
Jokowi Pidato Forum Bloomberg New Economy Forum 2025, Paparkan Revolusi Ekonomi Cerdas
Indonesia
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
Kami butuh 190 ribu petugas di lapangan, bisa dari mahasiswa, dosen, akademisi
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 21 November 2025
BPS Rekrut 190 Ribu Orang Buat Sensus Ekonomi 10 Tahunan
Indonesia
PKB Dukung Langkah Prabowo Perkuat Ekosistem Koperasi, Bentuk Nyata Wujudkan Pasal 33
Koperasi harus kembali kepada khitahnya yakni menjadi sokoguru perekonomian Indonesia. ?
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
PKB Dukung Langkah Prabowo Perkuat Ekosistem Koperasi, Bentuk Nyata Wujudkan Pasal 33
Indonesia
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah mengingatkan pemerintah agar tidak terburu-buru melaksanakan redenominasi rupiah karena berisiko memicu inflasi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Banggar DPR Ingatkan Pemerintah Tak Tergesa Laksanakan Redenominasi Rupiah
Indonesia
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Penguatan aktivitas industri domestik, peningkatan permintaan negara mitra dagang utama, dan kuatnya daya saing produk ekspor Indonesia menjadi faktor pendorong.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 07 November 2025
Purbaya Jaga Daya Beli Warga, Pertumbuhan Ekonomi Harus Ciptakan Lapangan Kerja
Bagikan