Kolombia Belajar Ekonomi Kreatif dari Indonesia

Dubes RI untuk Kolombia Priyo Iswanto (Foto: kemenlu.go.id)
MerahPutih.Com - Dalam tiga tahun pemerintahan Jokowi-JK, sektor ekonomi kreatif di Indonesia bertumbuh pesat. Hal ini terbukti dari kontribusi ekonomi kreatif terahdap perekonomian nasional yakni sebesar 7,38 persen dari total PDB yakni sekitar Rp852,24 triliun.
Berkaca dari keberhasilan Indonesia mengembangkan ekonomi kreatif sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di masa depan, Duta Besar Indonesia untuk Kolombia, Priyo Iswanto berbagi pengalaman kepada kaum muda negara itu.
Hal itu dilakukan Priyo Iswanto lewat kuliah umum pada Seminar Bisnis Internasional ke-2 di Universitas Arreandina, Bogota. Diharapkan pengalaman Indonesia dalam mengembangkan ekonomi kreatif dapat memacu pembangunan di Kolombia pascakonflik.

"Ekonomi kreatif merupakan salah satu motor pembangunan ekonomi Indonesia dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan," kata Duta Besar RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto, seperti disampaikan dalam keterangan pers KBRI Bogota yang diterima di Jakarta, Senin (14/5).
Seminar Bisnis Internasional ke-2 di Universitas Arreandina diselenggarakan oleh aliansi empat universitas di Bogota, yakni Universitas Arreandia, Universitas Unitec, Universitas Empresarial, dan University of Applied and Environmental Science.
Seminar itu dihadiri oleh sekitar 300 orang. Tema umum yang diangkat seminar pada edisi ke-2 itu adalah "Colombia in Peace and Sustainable".
Kuliah umum Dubes Priyo Iswanto mengambil topik ekonomi kreatif.
"Ekonomi kreatif sebagai salah satu sektor ekonomi yang memiliki peluang besar dalam menciptakan pekerjaan, meningkatkan lapangan pekerjaan, dan melibatkan seluruh lapisan masyarakat sehingga inklusif," ujar Priyo sebagaimana dilansir Antara.

Dia menyebutkan salah satu contoh perkembangan pesat ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu meningkatnya jumlah perusahaan start-up yang menggunakan aplikasi online, seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak, dan Tokopedia.
"Keempat start-up tersebut telah mendapatkan status 'unicorn' dimana estimasi nilai perusahaannya diperkirakan mencapai lebih dari satu miliar dolar AS," ungkap Dubes Priyo.
Menurut dia, pengalaman itu membuktikan bahwa bisnis yang kreatif dan memanfaatkan inovasi serta teknologi informasi berpeluang sukses di pasar seperti Indonesia.
"Ada peluang besar bagi Kolombia untuk memanfaatkan ekonomi kreatif serta akses internet untuk membangun daerah-daerah pascakonflik dalam rangka membuka lapangan pekerjaan serta mendekatkan hasil ekonomi daerah tersebut dengan konsumennya di kota-kota besar di Kolombia," ujar Dubes RI.
Sementara itu dari dalam negeri, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menargetkan untuk menyerap pelaku ekonomi kreatif sebanyak 17 juta hingga tahun 2019.
"Sehingga berbagai upaya, pelatihan dan bimbingan kepada masyarakat di seluruh Indonesia terus kami lakukan," kata Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Poppy Savitri.(*)
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Temukan Ewako Gel, Tim Mahasiswa Unhas Raih Medali Perak di Kuala Lumpur
Bagikan
Berita Terkait
Dukung Desa Kreatif dan UMKM, Kemenparekraf Ajukan Anggaran Rp1,06 Triliun

Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe Meninggal Dunia, 2 Bulan setelah Ditembak di Kepala

3 Kegiatan Seru yang Bisa Kamu Lakukan di IdeaFest 2025, dari Berburu Produk Lokal hingga Diskusi Sinefil

IdeaFest 2025 Usung Tema '(Cult)ivate The Culture', Dorong Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Budaya

Dari Prancis ke Jakarta: Kozue & Priscille Perkuat Diplomasi Mode Lewat PINTU Residency

PINTU Incubator Perkuat Diplomasi Kreatif Lewat Kerja Sama dengan École Duperré Paris

Raker Menteri Ekonomi Kreatif dengan Komisi VII DPR Bahas Laporan Kerja Kemenekraf

Svara Fest, Ruang Temu Musisi dan Pelaku Industri Kreatif di Ibu Kota, Siap Digelar

Industri Fashion Indonesia Punya Kekuatan Ide Kreatif, Kementerian Ekraf Dukung Langkah ke Pasar Global

Capres Kolombia Miguel Uribe Ditembak di Kepala Saat Kampanye, Pelaku Diduga Bocah 15 Tahun
