Kolaborasi Klinik dengan PB IDI untuk Tingkatkan Rekam Medis Elektronik


Kerjasama ini disahkan dalam acara Peringatan HUT ke-72 IDI dan Malam Kesejawatan di Bandung, Senin (24/10). (Foto: Klinik Pintar)
TERBITNYA peraturan Rekam Medis Elektronik (RME) menjadi momentum penting untuk mengupayakan digitalisasi dan mengintegrasikan data kesehatan di Indonesia. Pascapandemi COVID-19, semua pihak semakin menyadari vitalnya integrasi data kesehatan dalam meningkatkan ketahanan sistem kesehatan nasional.
Namun dalam penerapanya di lapangan, aturan ini masih banyak menemui tantangan. Seperti dirasakan para pengelola klinik dan praktek dokter mandiri yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan primer.
Tidak hanya dari sisi penyediaan teknologi sistem informasi yang baik, perubahan pengelolaan operasional dari manual ke digital dianggap menjadi penghambat terbesar adopsi RME terutama oleh dokter dan tenaga medis.
Baca juga:

Klinik Pintar sebagai pengembang aplikasi klinik digital kembali menggandeng Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk memperkuat sektor pelayanan kesehatan primer. (Foto: Unsplash/Irwan Iwe)
Oleh karena itu, Klinik Pintar sebagai pengembang aplikasi klinik digital kembali menggandeng Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) untuk memperkuat sektor pelayanan kesehatan primer.
Kerjasama ini disahkan dalam penandatangan kesepakatan kedua pihak pada Peringatan HUT ke-72 IDI dan Malam Kesejawatan di Bandung, Senin (24/10).
“Kami di Klinik Pintar menyadari bahwa pihak yang paling membutuhkan dukungan dalam penerapan digitalisasi dan adopsi RME adalah di sektor pelayanan kesehatan primer. Walau jumlah dan potensinya sangat besar, klinik dan praktek dokter mandiri punya banyak keterbatasan dalam melakukan implementasi sistem digital,” kata CEO Klinik Pintar, Harya Bimo, dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com.
Sebagai salah satu startup healthtech di Indonesia, Klinik Pintar optimistis penerapan RME di sektor pelayanan kesehatan primer dapat berjalan dengan baik jika mendapatkan dukungan dari semua pihak. Utamanya pihak swasta dan organisasi kesejawatan.
Baca juga:

Penerapan RME di sektor pelayanan kesehatan primer dapat berjalan dengan baik jika mendapatkan dukungan dari semua pihak. (Foto: Unsplash/National Cancer Institute)
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Ulul Albab, melihat kemitraan klinik dan praktik dokter mandiri dengan healthteach memiliki banyak dampak positif.
“Apalagi dengan momen transisi ke RME, saya rasa ini adalah momentum yang sangat baik agar rekan sejawat dokter di Indonesia segera mengadopsi sistem digital agar dapat mengelola layanan dengan lebih baik dan efisien,” tuturnya.
Bagi Albab, peran IDI dalam hal ini adalah menetapkan standar operasional dan pelayanan yang baik termasuk penggunaan sistem digital dalam pengelolaan klinik.
“Kerjasama dengan Klinik Pintar ini diharapkan selain dapat mendukung percepatan upaya digitalisasi, tetapi juga meningkatkan standar pelayanan sehingga klinik dan praktek dokter mandiri di Indonesia dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat,” sebut Albab. (and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Mengenal 4 Fakta Menarik Mild Stimulation IVF

Apa Itu Gegar Otak: Ciri-Ciri, Penyebab, dan Perawatan yang Harus Diketahui

Peneliti University of South Wales Australia Ciptakan Tulang dari Teknologi 3D

Living Lab Ventures Luncurkan Layanan Biomedical Fund di BSD

Kolaborasi Klinik dengan PB IDI untuk Tingkatkan Rekam Medis Elektronik
