Kisah Pahlawan Nasional Dr. H.R. Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno dan Bung Hatta

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Selasa, 08 November 2022
Kisah Pahlawan Nasional Dr. H.R. Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno dan Bung Hatta

Tiap jengkal penting sejarah Republik ini dilalui oleh dr. Soeharto. (Foto: Twitter/PB IDI)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

SUATU hari pada Juli 1942, klinik bersalin di Jalan Kramat 128, Jakarta, kedatangan seorang perempuan hamil bernama Ratna Juami Asmara Hadi. Dia meminta perawatan karena bayinya sebentar lagi lahir. Dr. Soeharto, pemilik klinik, merawat perempuan itu hingga bayinya lahir.

Setelah bayi lahir, seorang lelaki kerabat si perempuan datang saban malam menengok si bayi di klinik. Orang itu adalah Sukarno, ayah angkat Ratna sekaligus kakek si bayi. Dia juga tokoh pergerakan nasional yang kelak menjadi presiden pertama Indonesia.

"Dari serangkaian pertemuan ini mulai terjalin persahabatan yang kemudian lebih lanjut. Saya memandangnya sebagai kakak yang amat saya hormati, kagumi, dan cintai," kenang dr. H.R. Soeharto dalam Saksi Sejarah.

H.R. Soeharto adalah orang yang menyaksikan dan terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah yang membentuk Republik ini. "Semua detik-detik sejarah yang berhubungan dengan pembangunan Indonesia Merdeka kita disaksikan oleh dr. Soeharto," catat B.M. Diah dalam "Pengabdian Dokter Raden Soeharto" termuat di Dasawindu Dr. H.R. Soeharto.

Dr. Soeharto lahir Tegalgondo, Surakarta, 24 Desember 1908. Dia anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, R. Sastrosuyoso, punya hubungan dekat dengan dr. Sulaeman, dokter pribadi Sri Susuhunan Paku Buwono X, Raja Kasunanan Surakarta.

Melalui rekomendasi dr. Sulaeman, Soeharto kecil dapat bersekolah di Europese Lagere School (ELS) Solo, sekolah setingkat SD yang hanya boleh dimasuki siswa Belanda atau keturunan bangsawan. Menginjak kelas 4 ELS, Soeharto kecil pindah ke ELS Madiun hinga menyelesaikan pendidikan menengah pertamanya (MULO).

Di Madiun, dia memasuki organisasi kepemudaan bernama Jong Java dan Jong Islamieten Bond. Keduanya memperjuangkan kemajuan bangsa Indonesia dengan caranya masing-masing.

Baca juga:

HR Soeharto hingga Paku Alam VIII bakal Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

dr. h.r. soeharto dan bung karno
H.R. Soeharto (tengah memakai jas) adalah orang yang menyaksikan dan terlibat dalam berbagai peristiwa sejarah yang membentuk Republik ini. (Foto: Repro Buku Dasawindu Dr. H.R. Soeharto)

Dari Madiun, Soeharto remaja beranjak ke Yogyakarta. Dia bersekolah di Algemeene Middlebare School (AMS) B--setingkat SMA--yang sekarang menjadi SMA 3 Yogyakarta.

Selulus dari AMS B, Soeharto memperoleh beasiswa dari kepala sekolahnya. Dia pindah ke Batavia untuk mempelajari kedokteran di Geneeskundige Hooge School (GHS). Selama studi, dia kos di markas Indonesische Club (IC), organisasi kepemudaan, di Kramat No 106.

Melalui organisasi ini, bersama Adnan Kapau Gani, Abu Hanifah, Moh. Yamin, Amir Sjarifuddin, dan kawan-kawannya, Soeharto turut terlibat dalam Kongres Pemuda II yang melahirkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

Soeharto menyaksidengarkan Wage Rudolf Supratman melahirkan dan mementaskan lagu kebangsaan dengan pakaian dan biola kumuhnya.

Usai menamatkan studinya di GHS, Soeharto buka praktek dokter keluarga dan persalinan tak jauh dari bekas kosnya. Dari sinilah Soeharto mengenal Sukarno, lalu Bung Hatta, dan tokoh-tokoh penting lainnya yang kelak membidani kelahiran Republik Indonesia.

Dr. Soeharto ikut menemani Bung Hatta melamar calon istrinya, Rachmi. Dia juga membantu persalinan anak pertama Bung Hatta dan Nyonya Rachmi, yaitu Meutia Farida.

Pergaulan Soeharto makin luas ketika dia bergabung dan aktif dalam Poetera dan Jawa Hookookai, dua organisasi bentukan Jepang untuk memobilisasi massa.

Dr. Soeharto membersamai Sukarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat datang ke Dalat, Vietnam, menemui Marsekal Hisaichi Terauchi, pemimpin militer Jepang untuk kawasan Asia Tenggara, pada 9 Agustus 1945. Ketiganya anggota Badan Usaha Penyelidik Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan diminta untuk segera mempersiapkan kemerdekaan Indonesia oleh Terauchi.

Baca juga:

Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, Siapakah Tokoh Jabar KH. Ahmad Sanusi?

dr. h.r. soeharto dan rachmi hatta
Dia juga membantu persalinan anak pertama Bung Hatta dan Nyonya Rachmi, yaitu Meutia Farida.(Foto: Repro Buku Dasawindu Dr. H.R. Soeharto)

Ada kejadian lucu dalam situasi pertemuan serius antara ketiganya dengan Terauchi. Radjiman, seorang tua sekaligus Jawa tulen, selalu berpakaian adat Jawa kemanapun pergi. Soeharto mengaku kerepotan tiap kali membantu Radjiman berpakaian.

"Maklum. Pak Radjiman tetap konsekuen berpakaian cara Jawa, lengkap dengan stagen dan sabuknya," kenang Siti Soemandari dalam "Dr. Soeharto yang Saya Kenal" termuat di Dasawindu Dr. H.R. Soeharto.

Tak lama setelah kemerdekaan, dr. Soeharto mencurahkan waktu, tenaga, pikiran, dan hartanya untuk keberlangsungan Republik. "Ia menjadi Wakil Ketua Fonds Kemerdekaan ; mengumpulkan, menyimpan dan membagi uang untuk kepentingan perjuangan. Jasanya banyak untuk kepentingan negara," kata Hatta dalam HUT ke-70 Dr. H.R. Soeharto.

Ini serupa dengan pendapat Sukarno. "Di hari pertama setelah merdeka, dr. Soeharto bertindak sebagai 'the sauries djendral', dia bekerja seorang diri dan sudah tentu tidak ada waktunya untuk menghitung uang," kata Sukarno dalam Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat.

Ketika Jakarta diduduki oleh tentara Belanda pada 1946, dr. Soeharto turut hijrah ke Yogyakarta bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan pemimpin Republik. Di sini pengabdiannya berlanjut.

Pengabdian dr. Soeharto di Yogyakarta tersua dalam dunia pendidikan. Menurut Prof. Mr. Sunario Sastrowardoyo, salah satu pendiri Universitas Gadjah Mada, dr. Soeharto mengemban tugas sebagai bendahara UGM saat awal pendirian universitas tersebut pada 1946. Tugas itu tak mudah. Mengingat keuangan serba terbatas.

"Dr. Soeharto harus berjuang 'mati-matian' untuk membuat rencana belanja (anggaran belanja, red) yang sangat minimal supaya dapat menutup segala kebutuhan yang penting-penting saja, dan memikirkan dengan administrasi bagaimana dan dari mana bisa mendapatkan dana-dananya," ungkap Sunario dalam "Memperingati Dr. R. Soeharto 80 Tahun" termuat di Dasawindu Dr. H.R. Soeharto.

Dr. Soeharto pernah sakit keras ketika Yogyakarta diserbu tentara Belanda pada Desember 1948. Karena itulah, dia sementara waktu harus beristirahat dan dirawat di RSCM Jakarta. Dulu namanya CBZ (Centrale Burgelijke Ziekenhuis).

Setelah sembuh, dr. Soeharto kembali mengabdi untuk bangsanya. Dia menjadi dokter pribadi Presiden Sukarno dari 1950-an hingga 1966. Dia menyertai lawatan Sukarno ke berbagai negeri dan bertemu dengan banyak tokoh besar dunia seperti Kaisar Hirohito, Mao Ze Dong, J.F. Kennedy, Jawaharlal Nehru, Gamal Abdul Nasser, Sri Paus, dan Raja Fuad.

Tiap jengkal penting sejarah Republik ini dilalui oleh dr. Soeharto. Dia bukan hanya saksi, tapi juga pelaku sejarah yang membentuk Republik ini. Dr. Soeharto wafat pada 30 November 2000.

Sebagai penghormatan atas jasa dan pengabdiannya untuk bangsa, dr. Soeharto dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 7 November 2022. (dru)

Baca juga:

Jokowi Resmi Anugerahkan 5 Tokoh Gelar Pahlawan Nasional

#Pahlawan Nasional #Hari Pahlawan
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Wapres RI, Gibran Rakabuming Raka, diusulkan menjadi pahlawan nasional. Jasanya dianggap lebih besar dibanding Soekarno dan Soeharto.
Soffi Amira - Sabtu, 15 November 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Gibran Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Dianggap Lebih Berjasa dari Soekarno dan Soeharto
Indonesia
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Marsinah mendapat gelar pahlawan nasional. Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS, Muhammad Rusli menilai, negara mulai menghargai buruh.
Soffi Amira - Selasa, 11 November 2025
Marsinah Dijadikan Pahlawan Nasional, Bukti Negara Mulai Menghargai Kelompok Buruh
Indonesia
Dari Akademisi hingga Diplomat, Kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja Kini Diabadikan sebagai Pahlawan Nasional
Prof. Mochtar Kusumaatmadja dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atas perjuangannya memperjuangkan konsep Negara Kepulauan Indonesia di dunia internasional.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 11 November 2025
Dari Akademisi hingga Diplomat, Kiprah Prof. Mochtar Kusumaatmadja Kini Diabadikan sebagai Pahlawan Nasional
Indonesia
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional, PKB: Bentuk Pengakuan Negara atas Jasa Besarnya
Gus Dur dan Syaikhona Kholil jadi pahlawan nasional. PKB pun mengapresiasi keputusan pemerintah yang memberikan gelar tersebut.
Soffi Amira - Senin, 10 November 2025
Gus Dur dan Syaikhona Kholil Jadi Pahlawan Nasional, PKB: Bentuk Pengakuan Negara atas Jasa Besarnya
Indonesia
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Tanda bahwa bangsa Indonesia tengah kehilangan ukuran moral dan integritas dalam bernegara. ?
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Ubedilah Badrun Sebut Gelar Pahlawan untuk Soeharto Bukti Bangsa Kehilangan Moral dan Integritas
Indonesia
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
"Mana mungkin Marsinah dan Soeharto menjadi pahlawan pada saat yang bersamaan," kata Ketua Dewan Nasional SETARA Institute, Hendardi
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Soeharto & Marsinah Barengan Jadi Pahlawan Nasional, SETARA Institute Kritik Prabowo Manipulasi Sejarah
Indonesia
Hari Pahlawan, Ketua Fraksi PKB Serukan Persatuan Bangsa
Peristiwa heroik di Surabaya pada 1945 menjadi bukti bahwa seluruh elemen masyarakat Indonesia mampu meraih kemenangan ketika bersatu menghadapi ancaman bersama. ?
Dwi Astarini - Senin, 10 November 2025
Hari Pahlawan, Ketua Fraksi PKB Serukan Persatuan Bangsa
Indonesia
Ahli Waris 10 Pahlawan Nasional Baru Terima Rp 57 Juta dari Negara, Termasuk Keluarga Cendana
Uang Rp 57 juta itu diberikan negara kepada semua keluarga ahli waris Pahlawan Nasional tanpa terkecuali.
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Ahli Waris 10 Pahlawan Nasional Baru Terima Rp 57 Juta dari Negara, Termasuk Keluarga Cendana
Berita Foto
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Presiden Prabowo Subianto (kiri) memberikan selamat kepada putra presiden kedua RI Jenderal Besar TNI H.M. Soeharto (kanan) Bambang Trihatmodjo (kiri) dan Siti Hardijanti Hastuti Rukmana usai upacara pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto dan sembilan tokoh lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).
Didik Setiawan - Senin, 10 November 2025
Momen Presiden Prabowo Subianto Anugerahkan Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara
Indonesia
Mensos Akui Nama BJ Habibie Telah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, tapi belum Disetujui Tahun Ini
Mensos Saifullah Yusuf menjelaskan usulan pengajuan nama BJ Habibie menjadi Pahlawan Nasional berasal dari masyarakat
Wisnu Cipto - Senin, 10 November 2025
Mensos Akui Nama BJ Habibie Telah Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, tapi belum Disetujui Tahun Ini
Bagikan