Kisah Menarik Bung Karno di Dalam Penjara Banceuy


Kamar nomor 5 Penjara Banceuy di Kota Bandung ini berukuran 1.5 x 2.5 meter. (Foto: MerahPutih/Rizal Sopian)
MerahPutih Nasional - Bulan Juni ditetapkan sebagai "Bulan Bung Karno" yang diperingati di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Bandung. Pada tahun ini, Bandung menjadi tuan rumah peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni 2016. Pada peringatan itu, Presiden Jokowi hadir di Bandung dan melakukan kunjungan ke Monumen Penjara Banceuy. Monumen Penjara Banceuy kemudian menjadi tujuan favorit yang dikunjungi warga Bandung maupun luar Bandung.
Monumen Penjara Banceuy menjadi menarik untuk dikunjungi setelah direnovasi oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil pada tahun 2015 bersamaan dengan adanya peringatan Konferensi Asia Afrika. Namun, tentu tidak banyak yang tahu bagaimana kisah Bung Karno di dalam Penjara Banceuy atau disebut "Bantjeuweg" pada masa itu.
Menurut catatan sejarah, Bung Karno dikirim ke Penjara Banceuy pada akhir bulan Desember 1929. Bung Karno mendekam di penjara setelah ditangkap bersama kawan-kawan seperjuangannya di Jogjakarta dengan alasan kegiatan politik untuk menggulingkan pemerintah Hindia Belanda. Bung Karno mendekam di Penjara Banceuy selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan.
Ridwan Kamil menirukan pose patung Bung Karno yang memegang buku di Monumen Penjara Banceuy Kota Bandung. (Foto: instagram.com/ridwankamil)
"Segera setelah aku masuk, rambutku dipotong pendek sampai hampir botak dan aku disuruh memakai pakaian tahanan berwarna biru pakai nomor di belakangnya," kata Bung Karno dalam buku "Penyambung Lidah Rakyat Indonesia" karangan Cindy Adams.
Di Penjara Banceuy, Bung Karno menempati ruangan nomor 5. Kemudian secara berurutan kawan-kawannya Gatot Mangkupraja di ruangan nomor 7, Maskun di ruangan nomor 9 dan Supriadinata di ruangan nomor 11. Bung Karno dan kawan-kawan dipisahkan dari masyarakat luar dengan tidak boleh menerima tamu.
Teman Bung Karno dalam penjara hanyalah cicak yang senantiasa menemani Bung Karno, terutama di saat Bung Karno makan. "Makanan kami diantarkan ke sel. Jadi apabila cicak-cicakku berkumpul, aku pun memberinya makan. Kuulurkan sebutir nasi dan menantikan seekor cicak kecil merangkak dari atas loteng. Tentu ia akan merangkak turun di dinding, mengintip kepadaku dengan mata seperti butiran mutiara, kemudian melompat dan memungut nasi itu, lalu lari lagi,” kisah Bung Karno dalam autobiografinya itu.
Kamar nomor 5 Penjara Banceuy di Kota Bandung. (Foto: MerahPutih/Rizal Sopian)
Setelah 40 hari lamanya berada dalam kurungan, Bung Karno diizinkan bertemu dengan istrinya Inggit Garnasih. Inggit merupakan orang yang kemudian menyusupkan buku-buku yang dipesan Bung Karno. Selain buku, Bung Karno juga mendapatkan surat kabar dari penjaga sel yang berasal dari kalangan pribumi.
Di ruangan sempit inilah Bung Karno mengimajinasikan lahirnya Indonesia yang kemudian menjadi inspirasi pledoinya yang berjudul "Indonesia Menggugat" di pengadilan Landraad Bandung pada tahun 1930. (Zal)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Suara Megawati Bergetar saat Ceritakan Ziarah ke Makam Imam Al-Bukhari: Ingat Bung Karno Buka Pintu Warisan Islam Asia Tengah

Cerita Megawati Anggap Uzbekistan Jadi Bagian Sejarah Spiritual Bangsa Indonesia

Beda dengan Bung Karno, Jokowi Tampilkan Teater Para Penjajah yang Bungkam Rakyat

PDIP Undang 'KPK' untuk Meriahkan Puncak Bulan Bung Karno 2024
Relevansi "Indonesia Menggugat" Bung Karno di Zaman Sekarang
PDIP Setujui Pernyataan Prabowo soal Bung Karno Milik Seluruh Rakyat Indonesia

Tiga Ajaran Bung Karno Bagi Generasi Muda

Megawati Bersama Ganjar-Mahfud akan Ziarah ke Makam Bung Karno

Romo Sindhunata Ungkap Makna Pasang Patung Bung Karno di Kaki Gunung Merapi
