Ketika Azrul Ananda Dianggap Layak Jadi Pengganti Risma Sebagai Wali Kota Surabaya


MerahPutih.com – Perhelatan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020 sudah di depan mata. Surabaya jadi salah satu kota yang bakal memilih pemimpin baru. Wali Kota Tri Rismahari tak lagi bisa ikut kontestasi. Karena sudah dua periode memimpin Kota Pahlawan itu.
Ketika wali kota yang akrab disapa Risma itu tak lagi bisa menjadi orang nomor saru di Surabaya, tentu perhelatan pemilihan wali kota Ibu Kota Jawa Timur itu diprediksi bakal lebih ramai. Berbeda dengan pilwali 2015 silam. Ketika nyaris tak ada calon yang “mampu” bertarung melawan Risma.
Sekarang sejumlah nama kandidat pengganti Risma muncul. Beberapa akademisi dan lembaga survei lokal sudah memunculkan nama-nama yang dianggap layak mengganti Risma.
Seperti penelitian yang dibuat Pusat Studi Komunikasi dan beberapa akademisi yang dipimpin Dr Suko Widodo. Hasil penelitian kualitatif itu memunculkan 13 nama yang layak maju dalam Pilwali Surabaya 2020 mendatang.
Ke-13 nama itu berasal dari berbagai latar belakang. Dari latar belakang politisi misalnya, ada Reni Astuti (PKS), Armuji, Indah Kurnia, Puti G. Soekarno, dan Wishnu Sakti Buana (keempatnya dari PDIP).
Ada pula nama Vinsensius Awey, politisi Nasdem yang kerap dijuluki Ahok-nya Surabaya. Muncul pula nama Halim Iskandar (PKB) dan Saleh Mukadar.
Dari kalangan birokrat ada nama Hendro Gunawan (sekretaris daerah Kota Surabaya) dan Eri Cahyadi (Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota Surabaya). Lalu ada dari kalangan pengusaha. Ada juga nama Arif Afandi yang merupakan Wakil Wali Kota Surabaya 2005-2010 sekaligus mantan dirut BUMN Jatim, PT Panca Wira Usaha.
Ada juga nama Erlangga Satriagung. Nama ini pernah maju dalam Pilwali 2005. Kala itu Erlangga berpasangan dengan A.H Thony melawan petahana Bambang D.H dan Arif Afandi. Erlangga juga pernah menjadi Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur. Dia kini juga menjadi Dirut PT Panca Wira Usaha (PWU) Jatim.
Nah yang paling menarik adalah munculnya nama Azrul Ananda. Dia merupakan pengusaha Direktur Utama PT DBL Indonesia sekaligus Presiden Persebaya.

Nama terakhir ini memang selalu dikaitkan dengan bursa pilwali. Namanya memang populer. Apalagi dia sempat menduduki jabatan strategis di koran Jawa Pos. Yakni sebagai CEO.
Meski tak lagi di Jawa Pos, ternyata namanya Azrul masih populer. Apalagi ketika dia menjadi Presiden Persebaya. Maklum, klub ini memang punya massa yang luar biasa. Luar biasa banyaknya. Tersebar di mana-mana. Juga luar biasa militannya.
Persebaya memang kerap menjadi komoditas politik. Dalam sebuah diskusi pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali mengatakan, beberapa klub besar di Indonesia kerap menjadi kendaraan politik. Termasuk Persebaya.
Nah karena itu tak heran ketika Azrul memutuskan mengelola Persebaya, sejumlah pihak pun mengaitkan keputusan itu dengan ambisi politiknya. Minimal menjadi Wali Kota Surabaya.
Tapi, Rabu (24/7) Azrul dengan tegas menyatakan tak ingin menjadi wali kota. Penegasan itu disampaikan lewat blog pribadinya, Happy Wednesday.
Dalam tulisan berjudul, ‘Wali Kota Bukan Untuk Saya’ itu, Azrul menegaskan komitmennya saat mengambil alih manajemen Persebaya. “Saat itu saya langsung ditanya media soal ambisi politik. Apakah ini jalan untuk maju jadi gubernur dan wali kota? Jawaban saya sangat cepat dan tegas: Tidak!” tulis Azrul.
Dia mengaku tak punya apapun di dunia politik. “Saya tidak ingin jadi wali kota atau yang lain,” kata putra Dahkan Iskan itu. Menurut bapak tiga anak ini, hidupnya sudah berkecukupan. Karenanya dia ingin fokus pada passion pribadinya. Yakni segala hal yang terkait anak muda dan olahraga.
“Saya ingin fokus berkarya di dunia itu. Dan saya merasa punya talenta untuk berkarya di dua dunia itu dalam skala besar,” katanya. Kata Azrul, kalau dia bersedia dicalonkan dalam jabatan politik, termasuk wali kota, maka itu mengingkari diri sendiri.
“(Mencalonkan sebagai wali kota) itu berarti mengkhianati semua tanggung jawab saya. Termasuk Persebaya,” tegasnya.
Menarik untuk kita nanti, bagaimana kelanjutan Azrul dan komitmennya. Termasuk bagaimana pengelolaan Persebaya yang untuk kali pertama tak berada di bayang-bayang politisi.(*)
Bagikan
Thomas Kukuh
Berita Terkait
Jurus Cagub Risma Entaskan Kemiskinan di Jatim

Bayari Anak Keluarga Miskin Tebus Ijazah, Risma Makin Yakin Pendidikan di Jatim Harus Gratis

Sekjen PDIP: Risma Simbol Resik-Resik demi Kemakmuran Rakyat Jawa Timur
Jokowi Tandatangani Surat Pengunduran Tri Rismaharini, Ini Sosok Penggantinya

Istana Pastikan Mensos Risma Belum Serahkan Surat Pengunduran Diri ke Jokowi

Istana Tegaskan Jokowi Hormati Putusan Risma, Termasuk Mundur dari Kabinet

Janji Mau Mundur, Mensos Risma Pakai Batik Merah Temui Jokowi di Istana

Profil Gus Han Pendamping Risma di Pilkada Jatim

Antar Risma-Gus Han Daftar ke KPU, PDIP Jadikan Pilkada Ajang 'Resik-Resik' Jatim

PDIP Resmi Usung Risma-Gus Han di Pilkada Jatim
