Ketangguhan Mahasiswa Menjalani Kuliah Meski Salah Jurusan

Yudi Anugrah NugrohoYudi Anugrah Nugroho - Minggu, 26 September 2021
Ketangguhan Mahasiswa Menjalani Kuliah Meski Salah Jurusan

Salah memilih jurusan masih menjadi persoalan yang belum bisa terselesaikan di Indonesia. (Unsplash_Elisa Ventur)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

LIA, mahasiswi keperawatan, tak pernah mengira cita-citanya menjadi seorang psikolog harus dikubur dalam-dalam karena kekangan orang tuanya. Berbeda dengan beberapa temannya, Lia telah mengetahui keinginannya sejak masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.

Namun, pikiran kolot kedua orang tuanya membatasi cita-citanya. Obsesi kedua orang tuanya menginginkan kedua anak-anaknya harus menjadi dokter. “Papaku itu masih punya pola pikir, kalau pekerjaan di luar dokter ini enggak menghasilkan,” jelas Lia kepada Merahputih.com.

Baca juga:

Ketangguhan CEO Travel Trip Menjalani Usaha Open Trip di Tengah Pandemi

Lia semakin putus asa saat kakak laki-lakinya berhasil menjadi seorang dokter. Bukan bermaksud iri, namun Lia merasa keberhasilan sang kakak justru membuat hidupnya semakin berat. Jubah putih bersih dengan stetoskop melingkar di leher sang kakak, membuat kedua orang tua Lia semakin getol menginginkan dirinya menyusul.

Hampir setiap hari Lia dibanding-bandingkan dengan sang kakak. Tertekan tentu dirasakannya. Hal ini membuatnya mau tidak mau mengikuti keinginan kedua orang tuanya. “Engak mau kurang ajar sama orang tua, jadi aku tetap lanjut walaupun tahu ini bukan aku mau,” ujar Lia. Bahkan saat Lia mengutarakan keinginannya menjadi seorang psikolog, ayahnya tidak mau membiayai Lia kuliah kelak.

kuliah
Lia merasa putus asa karena jurusan yang diambilnya bukan sesuatu diminatinya. (Pexels_Cottonbro)

Menurut Psikolog Pendidikan dari Integrity Development Flexibility (ISF), Irene Guntur, menjelaskan sebanyak 87 persen siswa di Indonesia salah jurusan. Lia merupakan salah satunya. Namun Lia tidak sepenuhnya menyesali keputusannya mendaftarkan diri sebagai salah satu mahasiswa keperawatan.

Sebab dengan pengalaman ini, dirinya berkesempatan untuk bertemu dan berkomunikasi dengan banyak orang baru dengan kepribadian berbeda-beda. Hal ini merupakan alasan mengapa dirinya sangat ingin menjadi seorang psikolog, bertemu dan mengenal lebih banyak orang dan membantu mereka mengatasi permasalahan dialaminya.

Perjalanan Lia terasa terseok-seok terlebih saat menyusun tugas akhir. Ia mengaku sangat berat saat mengerjakan tugas akhir. Ingin sekali rasanya berhenti, namun ia tak ingin mengecewakan hati kedua orang tuanya.

Baca juga:

Ketangguhan Musisi di Tengah Pandemi

Lia sesekali membuka laptop di meja belajarnya untuk mencoba menyelesaikan tugas akhirnya. Namun sering semangat Lia mulai surut dan menghilang karena dirinya sedang berhadapan dengan sesuatu kurang diminatinya.

Lia bukanlah satu-satunya pelajar di Indonesia merasa salah memilih jurusan. Salah pilih jurusan telah menjadi persoalan banyak anak muda di Indonesia sejak lama. Lia cukup beruntung sebab dirinya telah memiliki bayangan masa depannya sejak SMP. Hanya saja karena desakan orang tuanya, Lia merasa terkurung dan sulit untuk menyelesaikan studinya.

kuliah
Keinginan Lia lulus sebagai seorang psikolog harus dipendamnya dalam-dalam. (Pexels_Emily Ranquist)

Kemauan orang tua Lia merupakan salah satu faktor seseorang msalah memilih jurusan. Namun nyatanya terdapat beberapa faktor lain. Faktor lainnya proses pembelajaran di Indonesia belum mampu membentuk siswa untuk memiliki bayangan mengenai minat mereka.

Berbeda dengan sistem pembelajaran di Amerika Serikat, para siswa SMA disediakan berbagai opsi mata pelajaran nan dapat menggali minat dan bakat siswa. Salah satu mata pelajaran disediakan adalah jurnalistik.

Beberapa sekolah di Amerika menyediakan kelas jurnalistik bagi siswanya untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai profesi seorang jurnalis. Sehingga tidak hanya berpaku pada ilmu sosial atau ilmu alam, beberapa sekolah di Amerika mengembangkan opsi pilihan kelas mengacu pada sebuah profesi tertentu.

Baca juga:

Ketangguhan Mahasiswa di Timika cari Ilmu Meskipun Sinyal Mendem

Kini Indonesia, mulai menerapkan kurikulum 2013 dinilai cukup memberikan perubahan signifikan pada sejarah pendidikan Indonesia. Pelajar di Indonesia kini secara khusus pelajar SMA akan dihadapkan dengan dua kelompok mata pelajaran, mata pelajaran wajib dan peminatan.

Kurikulum 2013 menerapkan sistem lintas minat bagi para pelajar di Indonesia, sehingga siswa kelas IPA dapat memilih mata pelajaran dipelajari siswa IPS sebagai mata pelajaran pilihannya. (Cit)

Baca Juga:

Abang Bakso Tangguh, Beralih Profesi Jadi Tukang Bangunan demi Keluarga

#September Jagoan Tangguh Negeri Aing #Pendidikan
Bagikan

Berita Terkait

Indonesia
Dewan PSI Minta Disdik Cabut Izin Sekolah yang Cuek Tangani Kasus Bullying
Para orangtua murid melayangkan laporan kepada kepolisian perihal perundungan yang dialami bisa jadi merupakan indikasi sekolah terkait tak responsif.
Dwi Astarini - Jumat, 05 Desember 2025
Dewan PSI Minta Disdik Cabut Izin Sekolah yang Cuek Tangani Kasus Bullying
Indonesia
Lapor ke Presiden Prabowo, Mendikdasmen: Bonus sudah Ditransfer Langsung
Tunjangan bagi guru ASN yang setara dengan gaji pokok telah dibayarkan penuh dan sudah ditransfer ke rekening penerima.
Dwi Astarini - Sabtu, 29 November 2025
Lapor ke Presiden Prabowo, Mendikdasmen: Bonus sudah Ditransfer Langsung
Indonesia
Presiden Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan untuk Siswa Pelosok
Langkah ini diambil setelah laporan dan temuan mengenai banyaknya siswa yang harus mempertaruhkan keselamatan karena minimnya infrastruktur penghubung.
Dwi Astarini - Sabtu, 29 November 2025
Presiden Prabowo Bentuk Satgas Darurat Jembatan untuk Siswa Pelosok
Indonesia
Presiden Prabowo Dorong Mahasiswa Terlibat di Proyek Strategis, Persiapkan SDM Nasional
Presiden Prabowo meminta percepatan penyiapan sumber daya manusia (SDM) nasional agar mampu menjawab kebutuhan berbagai sektor pembangunan.
Dwi Astarini - Jumat, 28 November 2025
Presiden Prabowo Dorong Mahasiswa Terlibat di Proyek Strategis, Persiapkan SDM Nasional
Indonesia
Legislator Usulkan 3 Pilar Transformatif Generasi Digital untuk Perkuat Digitalisasi Pembelajaran
Berfokus pada keamanan dan kompetensi literasi digital anak serta tenaga pendidik. ?
Dwi Astarini - Kamis, 27 November 2025
Legislator Usulkan 3 Pilar Transformatif Generasi Digital untuk Perkuat Digitalisasi Pembelajaran
Indonesia
Pemprov Jateng Kembalikan Kebijakan 6 Hari Sekolah Jadi Polemik, Wagub Taj Yasin: masih Dikaji
Pemberlakuan lagi enam hari sekolah di Jateng banyak ditolak. Ketidaksetujuan masuk melalui kanal medsos aduan Pemprov Jateng.
Dwi Astarini - Rabu, 26 November 2025
Pemprov Jateng Kembalikan Kebijakan 6 Hari Sekolah Jadi Polemik, Wagub Taj Yasin: masih Dikaji
Indonesia
Legislator PKB Ingatkan Program Guru Wali Jangan Tambah Beban Mengajar
Setiap kebijakan baru harus dirancang secara matang agar memberikan manfaat nyata bagi proses belajar-mengajar.
Wisnu Cipto - Senin, 24 November 2025
Legislator PKB Ingatkan Program Guru Wali Jangan Tambah Beban Mengajar
Indonesia
Sekolah Bisa Ajukan Perbaikan Gedung Via Online, DPR: Harus Disosialisasikan secara Masif
Sekolah bisa mengajukan perbaikan gedung secara online. DPR menyebutkan, hal tersebut harus disosialisasikan secara masif.
Soffi Amira - Senin, 24 November 2025
Sekolah Bisa Ajukan Perbaikan Gedung Via Online, DPR: Harus Disosialisasikan secara Masif
Indonesia
Smartboard Dukung Digitalisasi Pendidikan, Komisi X DPR Ingatkan Guru agar tak Menyalahgunakannya
Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kompetensi dan kebijaksanaan para pendidik dalam memanfaatkan teknologi.
Dwi Astarini - Kamis, 20 November 2025
Smartboard Dukung Digitalisasi Pendidikan, Komisi X DPR Ingatkan Guru agar tak Menyalahgunakannya
Indonesia
Pramono Anung Lantik 673 Kepala Sekolah, Minta Sekolah Bebas Perundungan
Gubernur DKI Pramono Anung tegaskan komitmen pencegahan bullying serta penguatan mutu pendidikan di Jakarta.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 19 November 2025
Pramono Anung Lantik 673 Kepala Sekolah, Minta Sekolah Bebas Perundungan
Bagikan