Kerja Dari Rumah Buka Peluang Gaya Hidup Tidak Banyak Bergerak
Foto: Unsplash/Brooke Cagle.
MerahPutih.com - Kerja dari rumah atau work from home (WFH) saat ini sudah jadi pilihan. Namun, ada dampak yang akan dirasakan salah satunya meningkatkan sedentary lifestyle alias gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Sadentary lifestyle ini memanjakan seseorang untuk lebih banyak diam dan lebih santai tanpa aktifitas fisik ketimbang bekerja dari kantor.
Dilansir dari laman betterhealthcenter.vic.gov.au menyebutkan, seseorang berisiko mengalami kematian dini jika pada siang hari lebih banyak duduk ketimbang bergerak.
Sedentary lifestyle ini dapat melemahkan otot kaki. Kondisi duduk berdiam membuat kaki dan bagian otot pantat alias gluteal melemah dan otot kaki menjadi kecil. Otot-otot besar ini penting untuk berjalan dan kestabilan tubuh. Sebaliknya, jika otot kaki lemah maka yang terjadi berisiko mengalami cedera dan ketegangan saat olahraga.
Baca juga:
Ada World Water Forum, Polri Minta Pemda Bali Berlakukan WFH dan Sekolah dari Rumah
Padahal, manusia diciptakan untuk berdiri tegak. Jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif dengan bergerak. Usus juga berfungsi lebih efisien. Di mana, sedentary lifestyle juga menyebakan penumpukan lemak dan gula dalam tubuh.
Saat kondisi tubuh diam dan duduk dalam waktu yang lama maka membuat sistem pencernaan tidak bekerja secara efisien. Sehingga akan ada banyak lemak dan gula yang tertimbun di tubuh dan bakal jadi biang penyakit.
Sedentary lifestyle juga menyebabkan terjadinya risiko sindrom metabolik. Walaupun sudah rutin olahraga, tapi penyakit ini tetap bisa terjadi. Untuk persoalan bagaimana mencegahnya perlu minimal 60-75 menit perhari untuk melawan kebiasan duduk berlebihan.
Kondisi tubuh yang terbenam dalam waktu lama di kursi kerja, menimbulkan kemungkinan terjadinya pemendekan otot fleksor di pinggul. Di mana inilah yang menyebabkan masalah sendi pinggul.
Baca juga:
30 Persen Pemudik Belum Balik ke Jakarta, Diduga ASN yang Masih WFH
Selain itu, sedentary lifestyle berkorelasi pada tingakt kestresan orang. Di mana ada anggapan bahwa orang yang lebih banyak duduk maka tingkat kecemasan dan depresinya tinggi. (TKA)
Bagikan
Alwan Ridha Ramdani
Berita Terkait
Ahhh-fterwork Hadirkan Perjalanan Multisensori nan Penuh Petualangan, Ditutup Sesi Omakase Memanjakan Lidah
Belanja Cepat, Kebiasaan Baru Kaum Urban
Kombinasi Efisiensi dan Kenyamanan Jadi Solusi Cuci Pakaian di Era Modern
Wondherland 2025: Fashion & Fragrance Festival dengan Pengalaman Belanja Paling Personal
Jakarta Sudah Aman, Gubernur Pramono Cabut Kebijakan WFH ASN Pemprov
Kebijakan WFH usai Demo hingga Long Weekend Maulid Nabi: 138 Ribu Warga Jakarta Pergi ke Luar Kota
Aksi Demo Mereda, Work From Home ASN Jakarta Dicabut, Minta Berangkat Kerja Pakai Angkutan Umum
Gubernur Jakarta Pramono Anung Kaji Penerapan WFH saat HUT ke-79 Bahayangkara
Hai Anak Muda, Hipertensi Mengicarmu! Begini Cara Mengatasinya
4 Alasan Kenapa Harus Konsumsi Keju