Kesehatan Mental

Kerja Bersama Bantu Ibu Survive dari Baby Blues

Dwi AstariniDwi Astarini - Jumat, 04 Desember 2020
Kerja Bersama Bantu Ibu Survive dari Baby Blues

Para ibu muda butuh dukungan dan perhatian. (foto: unsplash/kevin liang)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BABY blues dan post partum depression merupakan masalah nyata yang dihadapi para ibu. Jika tak lekas ditangani, hal itu bisa membawa dampak yang lebih buruk bagi ibu dan bayi. Meski demikian, penanganannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Di Indonesia, tidak semua ibu cukup beruntung untuk mendapat penanganan dari pakar.

Kondisi itu diperparah stigma terhadap ibu muda. Sebagai contoh, di masyarakat Bali, para ibu dituntut selalu kuat dan tidak boleh cengeng terutama setelah menghadapi persalinan.

BACA JUGA:

Berawal dari Penyintas Postpatrum Depresi, Nur Yana Yirah Berhasil Mendirikan Mother Hope Indonesia

Tidak kalah menyedihkan, para perempuan yang tinggal di pedalaman Kalimantan Selatan yang juga merasakan pahitnya tuntutan di tengah letihnya kondisi setelah melahirkan. Koordinator Motherhope di wilayah Kalimantan Selatan, Voni Candra, mengungkapkan lebih dari 10 ibu yang baru melahirkan mengalami tekanan di dalam rumah.

"Adat di daerah yang lebih dalam masih sangat kental. Mereka yang tinggal sama mertua mendapat banyak tuntutan. Hal tersebut membuat kondisi kejiwaan menurun dan berpengaruh pada kehamilan," ungkapnya dalam acara Accelerator Community Lebih Dekat dengan Ibu yang digelar daring, Rabu (2/12).

ibu
Para ibu muda kerap menerima stigma. (foto: unsplash/CDC)

Menurutnya, para ibu muda lebih banyak mengurung diri. Stres dan mengurung diri membuat para ibu muda ini kerap mengalami kontraksi di awal bulan. "Kehamilannya harus dipantau terus," ujar Voni.

Lain lagi dengan tantangan yang dihadapi ibu di wilayah Sukorejo. Mereka akan mendapat label dari masyarakat setempat jika menampakkan gejala post partum syndrome atau baby blues. "Masyarakat masih meyakini bahwa yang mengalami depresi hanya yang lemah iman atau kurang bersyukur. Para ibu muda pun menjadi malu dan tidak berani mengungkapkan bahwa ia mengalami post partum syndrome atau baby blues," tutur koordinator Motherhope Sukorejo Leila Nisya Ayuanda.

Belum lagi stigma dan tuntutan yang dialami perempuan Indonesia di wilayah lainnya. Ada yang mendapat cibiran dari ibu sendiri karena tidak bisa setangguh sang ibu saat melahirkan dulu. Ada pula yang mendapat komentar negatif dari tetangga.

Lalu bagaimanakah cara para bidan dan relawan Motherhope membantu para ibu keluar dari lingkaran setan bernama stigma? "Supaya tidak jatuh dalam depresi, mereka harus tetap dapat penanganan," ujar koordinator Motherhope di wilayah Bali dr Prahesti Utami.

Supaya lebih efektif, perempuan yang akrab disapa dokter Hesti tersebut melibatkan tokoh masyarakat setempat. "Mereka lebih masuk dengan orang asli daripada orang asing. Untuk itu, kami coba mengedukasi dengan mengajak bidan yang asli sana," jelasnya.

home visit
Relawan Motherhope menggunakan home visit sebagai medium edukasi. (foto: istimewa)

Hal serupa juga dilakukan relawan Motherhope regional Jakarta dan sekitarnya. Koordinator Motherhope Jakarta, Ariny, mengatakan ia dan timnya akan merangkul ibu kader di wilayah setempat. Menurutnya, ibu kader merupakan bantuan yang sangat besar. Mereka lebih bisa menjangkau warga.

"Apalagi biasanya bu kader itu seumuran dengan orangtua para ibu muda. Jadi bisa lebih klop. Keluarga bisa diedukasi tentang post partum syndrome," ucapnya.

Jika koordinator wilayah Bali dan Jakarta merasa menggandeng tokoh masyarakat menjadi cara efektif, koordinator Motherhope wilayah lainnya lebih percaya pada kunjungan langsung atau home visit.

"Ketika home visit, sekali kunjungan bisa kena orang serumah. Jadi lebih mudah," tutur relawan Motherhope Efi Safitri. Ia menggunakan strategi analogi agar bisa dicerna orangtua dari ibu muda.

"Ketika kami analogikan dengan diri mereka sendiri misalnya pengalaman awal menyusui, mereka menemukan jawabannya sendiri. Yang awalnya kontra menjadi mendukung," lanjutnya.

Senada dengan Efi, Leila juga menilai dengan kunjungan ke rumah, para bidan bisa melihat pandangan kakek nenek. "Kalau demikian, kami lebih bisa intervensi ke ranah lingkungan keluarga," ucapnya.

Sementara itu, relawan Motherhope lainnya, Agustina Wanisari Rahutami, mengatakan pasien memiliki kesadaran yang tinggi akan fenomena baby blues atau post partum syndrome. "Mereka familier dengan baby blues dan post partum syndrome," imbuhnya.

Selain itu, kesadaran para ibu untuk mencari tahu di internet membuat proses edukasi berjalan lebih mudah. "Mereka semangat sekali untuk belajar dan mencari tahu," tukasnya.(Avia)

#Kesehatan #Kesehatan Mental #Desember Survive
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul

Berita Terkait

Olahraga
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Raphael Varane mengaku dirinya mengalami depresi saat masih membela Real Madrid. Ia menceritakan itu saat wawancara bersama Le Monde.
Soffi Amira - Rabu, 03 Desember 2025
Raphael Varane Ngaku Alami Depresi saat Masih di Real Madrid, Paling Parah setelah Piala Dunia 2018!
Indonesia
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Pemkot segera mulai menyiapkan kebutuhan tenaga medis, mulai dari dokter hingga perawat.
Dwi Astarini - Senin, 24 November 2025
SDM Dokter belum Terpenuhi, Kemenkes Tunda Serahkan RS Kardiologi Emirate ke Pemkot Solo
Indonesia
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
emerintah memberikan kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan penghapusan tunggakan iuran sehingga mereka bisa kembali aktif menikmati layanan kesehatan.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Program Pemutihan BPJS Kesehatan Berlangsung di 2025, ini Cara Ikut dan Tahapannya
Berita Foto
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Direktur Utama PT Prodia Widyahusada memotong tumpeng bersama Komisaris Utama PT Prodia Widyahusada, Andi Widjaja saat peresmian PCMC di Jakarta.
Didik Setiawan - Sabtu, 15 November 2025
Prodia Hadirkan PCMC sebagai Layanan Multiomics Berbasis Mass Spectrometry
Indonesia
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Kemenkes menargetkan hingga akhir tahun ini bisa mengobati 900 ribu orang yang terkena Tb.
Dwi Astarini - Kamis, 13 November 2025
Senang Ada Temuan Kasus Tb, Wamenkes: Bisa Langsung Diobati
Berita Foto
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
President Director Asuransi Astra, Maximiliaan Agatisianus memberikan pemaparan dalam peluncuran Express Discharge di Jakarta, Rabu (12/11/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 12 November 2025
Momen Garda Medika Hadirkan Fitur Express Discharge Permudah Layanan Rawat Jalan
Indonesia
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Pemerintah akan memutihkan tunggakan 23 juta peserta BPJS Kesehatan mulai akhir 2025.
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
Cak Imin Imbau Penunggak Iuran BPJS Kesehatan Daftar Ulang Biar Bisa Diputihkan
Indonesia
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Program penghapusan tunggakan iuran BPJS Kesehatan ini akan dimulai pada akhir 2025
Wisnu Cipto - Rabu, 05 November 2025
23 Juta Tunggakan Peserta BPJS Kesehatan Dihapuskan, Ini Syarat Penerimanya
Lifestyle
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Selain mengonsumsi nutrisi seimbang, dokter juga mengingatkan pentingnya memastikan tubuh selalu terhidrasi secara cukup selama cuaca ekstrem
Angga Yudha Pratama - Selasa, 04 November 2025
Trik Dokter Jaga Imun: Vitamin, Hidrasi & Tidur Lawan Penyakit Cuaca Ekstrem
Indonesia
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Komunitas-komunitas yang diajak kerja sama juga nantinya dapat melakukan layanan CKG di tempat-tempat strategis, contohnya mall.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 03 November 2025
Kejar Target, Cek Kesehatan Gratis Bakal Datangi Kantor dan Komunitas
Bagikan