Keraton Yogyakarta Tiadakan Rangkaian Prosesi Sekaten 2020

Zulfikar SyZulfikar Sy - Senin, 12 Oktober 2020
Keraton Yogyakarta Tiadakan Rangkaian Prosesi Sekaten 2020

Kegiatan Miyos Gangsa. (Foto: MP/Humas Keraton Yogyakarta)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Keraton Yogyakarta meniadakan rangkaian prosesi acara Sekaten 2020. Peniadaan rangkaian prosesi ini terjadi karena masih tingginya kasus COVID-19 di wilayah Yogyakarta.

Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Condrokirono menjelaskan, prosesi sekaten yang tidak dilaksanakan meliputi kegiatan Miyos Gangsa, Kondur Gangsa, dan Garebeg Mulud.

"Seiring dengan kondisi tanggap darurat COVID-19 DIY sekaligus menaati anjuran dari pemerintah, kami informasikan bahwa rangkaian kegiatan hajad dalem (kegiatan budaya) yang sedianya berlangsung sejak 22 Oktober hingga 29 Oktober tahun Jimakir 1954/2020 akan ditiadakan," jelas GKR Condrokirono melalui akun IG resmi Keraton Yogyakarta seperti ditulis pada Senin (12/10).

Baca Juga:

Saat Pandemi, Wisatawan Keluarga Dominasi Kunjungan Ke Yogyakarta

Hajad Dalem sekaten adalah kegiatan budaya yang rutin dilakukan setiap tahun untuk menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Prosesi ini dimulai dari kegiatan Miyos Gangsa yakni keluarnya sepasang gamelan pusaka Keraton, gamelan Sekati, yakni Kanjeng Kiai Naga Wilaga dan Kanjeng Kiai Guntur Madu. Kedua gamelan ini akan dibawa ke Masjid Gedhe Kauman dan diletakkan di sana.

Selama tujuh hari berturut tanpa berhenti, dua gamelan pusaka itu akan dimainkan oleh para abdi dalem untuk memanggil warga agar berkumpul ke sekitar masjid.

Di sela-sela pemukulan gamelan, Raja Keraton Yogya Ngarsa Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X akan hadir menyapa warganya dalam prosesi tradisi Nyebar Udhik-Udhik.

Isi Udhik adalah beras, bunga, dan uang logam sebagai simbolisasi upaya seorang pemimpin untuk selalu berusaha menyejahterakan rakyatnya.

  Kegiatan Miyos Gangsa. (Foto: MP/Humas Keraton Yogyakarta)
Kegiatan Miyos Gangsa. (Foto: MP/Humas Keraton Yogyakarta)

Raja biasa menyebar udhik di Pagongan Lor dan Kidul Masjid Gedhe Kauman.

Usai tujuh hari, gamelan akan dibawa masuk kembali kedalam Keraton Yogyakarta. Prosesi pengembalian gamelan pusaka itu dari Masjid Kauman ke Keraton sendiri disebut tradisi Kondur Gangsa.

Rangkaian sekaten akan ditutup dengan pembagian garebeg (gunungan) yang berisi hasil bumi. Ada 7 gunungan yang biasa dibagikan pada masyarakat. Ketujuh gunungan akan dikawal oleh para Prajurit dari dalam Keraton ke Masjid Gedhe Kauman, Puro Pakualaman dan kantor Kepatihan ( Gubernuran).

Gunungan ini di bagikan dalam prosesi Garebeg Mulud yang biasa jatuh pada hari kelahiran (maulid) Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiulawal.

Baca Juga:

Demo Tolak UU Ciptaker di Yogya Ricuh dan Satu Bangunan Terbakar

Setelah Gunungan selesai didoakan oleh Kyai Penghulu Keraton, maka warga dan wisatawan berama-ramai berebut isi gunungan. Siapa pun yang mendapatkan isi gunungan yang dipercaya bisa mendapat rezeki dan berkah.

GKR Condrokirono melanjutkan, tradisi Garebeg Mulud tetap akan dilaksanakan dengan format berbeda. Nantinya pembagian gunungan dilakukan terbatas hanya untuk para keluarga keraton, kerabat, dan abdi dalem keraton. Lokasi rebutan gunungan juga dilakukan di dalam Keraton Yogyakarta sesuai dengan protokol new normal.

"Keraton akan tetap melakukan pembagian gunungan secara terbatas tanpa. Hanya untuk internal saja. Tanpa mengurangi esensi dan filosofi Garebeg sebagai bentuk konsistensi pelestarian budaya," tutup putri kedua Sri Sultan HB X ini. (Teresa Ika/Yogyakarta)

Baca Juga:

Warga Yogyakarta dan Solo Segera Nikmati Layanan Commuter Line

#Yogyakarta #Keraton Yogyakarta
Bagikan
Ditulis Oleh

Zulfikar Sy

Tukang sihir

Berita Terkait

Indonesia
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Prabowo memerintahkan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menyurati para bupati dan wali kota terkait dengan arahan tersebut.
Dwi Astarini - Rabu, 19 November 2025
Presiden Prabowo Minta Setiap Kerdatangannya tak lagi Disambut Anak-Anak, Kasihan Lihat Kepanasan dan Ganggu Jam Sekolah
Indonesia
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Teramati 4 kali awan panas guguran ke arah barat daya (Kali Krasak) dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter.
Dwi Astarini - Selasa, 11 November 2025
Gunung Merapi Keluarkan 4 Kali Awan Panas Guguran, Masyarakat Diminta Waspada
Tradisi
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Makam Raja Imogiri atau Pajimatan Imogiri dibangun oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo pada 1554 Saka atau 1632 Masehi.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Tradisi
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Hingga kini, tradisi memakamkan raja keturunan Mataram di kompleks permakaman ini masih dilakukan.
Dwi Astarini - Kamis, 06 November 2025
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Indonesia
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Siap memberangkatkan jemaah calon haji mulai 2026.
Dwi Astarini - Selasa, 28 Oktober 2025
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Indonesia
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Stabilitas di daerah menjadi fondasi penting bagi kelancaran kehidupan masyarakat, penyelenggaraan pemerintahan, dan pembangunan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 11 September 2025
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
Indonesia
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
KAI Daop 6 Yogyakarta telah melayani 219.400 penumpang selama long weekend Maulid Nabi.
Soffi Amira - Selasa, 09 September 2025
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Indonesia
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Kebebasan menyampaikan pendapat melalui unjuk rasa dijamin oleh konstitusi
Angga Yudha Pratama - Selasa, 02 September 2025
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Indonesia
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Potensi banjir pesisir Medan akibat adanya aktivitas pasang air laut, dan fenomena alam lainnya.
Frengky Aruan - Selasa, 19 Agustus 2025
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Indonesia
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Periode yang sama pada tahun lalu, tercatat volume keberangkatan penumpang KA jarak jauh sebanyak 75.572 penumpang.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 19 Agustus 2025
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
Bagikan