Kepercayaan Dunia terhadap Indonesia Meningkat Dampak Presidensi G20


Baliho G20 di samping gedung DPR RI. (Foto: MP/Dicke Prasetia)
MerahPutih.com - Keberhasilan Presidensi G20 Indonesia memberikan dampak positif bagi tanah air. Dari segi ekonomi, terlihat dari laju ekonomi nasional pada dua kuartal terakhir yang terus bertumbuh 5,72 persen yoy melampaui ekonomi negara maju seperti Tiongkok 3,9 persen yoy dan Amerika Serikat 1,8 persen yoy.
Dari sisi hubungan internasional, Indonesia semakin menguatkan tingkat kepercayaan dunia atas kemampuan Indonesia menjadi aktor penting dalam kancah dunia. Meningkatnya posisi Indonesia ini dapat mendorong kemajuan-kemajuan dalam berbagai sektor perekonomian Indonesia.
"Mereka, negara-negara besar, sudah melihat bahwa ekonomi terbesar di dunia ini yang masih positif atau istilah dari Kristalina (Direktur Pelaksana IMF) itu adalah the bright spot in dark adalah Indonesia dan ASEAN. Dengan demikian, alternatif investasinya, melihat Indonesia stabil secara politik dan ini stabil untuk regulasi, rule of law dari investment. Jadi ini kesempatan bagi Indonesia berada di dalam panggung dunia," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Baca Juga:
KTT G20 Jadi Berkah Tersendiri Bagi Pelaku UMKM
Selain itu, dalam pelaksanaan KTT G20 Indonesia terdapat momen launching komitmen kerja sama Indonesia dengan Amerika Serikat dalam skema Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
Dalam skema PGII, mobilisasi pendanaan dari Amerika Serikat selama lima tahun ke depan untuk pembangunan infrastruktur di negara berkembang mencapai besaran USD 600 miliar.
Indonesia juga telah memperoleh komitmen dari Just Energy Transition Progam (JETP), di mana negara-negara G7 menyediakan dana USD20 miliar atau sekitar Rp 311 triliun selama 3 sampai 5 tahun ke depan untuk membiayai proyek-proyek yang mendukung penurunan emisi.
Baca Juga:
Megawati - SBY Semeja di Jamuan KTT G20 Sinyal Demokrat dan PDIP Kembali Harmonis
Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa gejolak geopolitik Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung sangat memengaruhi kenaikan harga energi dan pangan karena terjadi disrupsi suplai serta kerugian finansial.
Beberapa negara mengalami kerugian finansial bukan hanya akibat perang Rusia dan Ukraina, tetapi juga karena pandemi COVID-19. Dalam menghadapi dampak perang tersebut, Indonesia memiliki daya tahan yang cukup baik.
"Jadi kalau khusus untuk Indonesia, kita sudah ada daya tahan. Satu, pangan. Kita produksinya relatif baik yaitu 31 juta ton beras setiap tahun. Kemudian kedua, terkait dengan fertilizer, kita untuk urea juga bisa ekspor 2 juta ton, jadi relatif untuk pupuk pun aman," ujarnya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi Jawab Dugaan Pakai Pawang Hujan untuk Gala Dinner G20
Bagikan
Asropih
Berita Terkait
Saat Pertemuan Menteri G20 Sri Mulyani Pamer Cara Indonesia Atasi Masalah Dana Buat Pembangunan

Bahas Perang Tarif di Afrika Selatan, Sri Mulyani Ingin G20 Kerja Sama Saling Menguntungkan

Ibu Negara Brasil Umpat Elon Musk di Acara G-20

Prabowo Dorong Pemimpin Negara G20 Desak Gencatan Senjata di Gaza & Ukraina

Bicara di KTT G20, Prabowo Pasang Target RI Swasembada Pangan-Energi dalam 4 Tahun

Prabowo: 25% Anak-Anak di Indonesia Kelaparan Setiap Hari

10 Hari Kunjungan Kerja di Luar Negeri, Prabowo Sudah Ingin Pulang

Jelang KTT G20, ini Momen Presiden Prabowo Disambut Diaspora di Brasil

Tiba di Brasil, Prabowo Segera Hadiri KTT G20

Pelaku Bom Bunuh Diri Jelang KTT G20 Brasil Sempat Beri Peringatan di Medsos
