Kenali Pengaruh Pola Makan untuk Jaga Kesehatan Kulit


Kenali Pengaruh Pola Makan Pada Kesehatan Kulit (Foto: Ppixabay/claudio_Scott)
SELAMA satu tahun manusia telah dihadapkan pada pandemi, banyak sekali perubahan dan adaptasi kebiasaan baru yang dilakukan. Mulai dari etos kerja, bersosialisasi, menjalankan kehidupan sehari-hari hingga menggeluti hobi.
Mau tidak mau pandemi telah mengubah persepsi dan pola pikir seseorang, bahwa kesehatan merupakan prioritas utama yang harus dilakukan agar imunitas tetap terjaga. Selain itu, intensitas penggunaan masker yang tinggi menyebabkan sejumlah masalah kulit di area sekitarnya.
Baca Juga:

Melihat pentingnya kebutuhan untuk menjaga imunitas dan kesehatan, Nusantics bekerjasama dengan Burgreens untuk meneliti pola makan bervariasi dan hubungannya dengan kesehatan kulit.
Setelah merancang desain utama PCR untuk mendeteksi COVID-19 bersama BPPT dan Biofarma tahun lalu. Startup bioteknologi ini menemukan fakta menarik dari hasil penelitian yang dilakukan bersama dengan perusahan plant-based food chain itu.
Penelitian dilakukan kepada kurang lebih 166 orang dengan rentang usia 25 - 35 tahun. Sample penelitian dibagi menjadi 2 jenis, yaitu kriteria kelompok orang yang memiliki pola makan bervariasi dengan mengonsumsi lebih dari 8 jenis sayuran, buah dan protein (nabati & hewani) per hari. Kelompok kedua adalah orang yang mengonsumsi kurang dari 8 jenis makanan yang disebutkan per hari.
"Kesempatan untuk meneliti kelompok manusia dengan pola makan yang berbeda ini sungguh luar biasa. Dengan penelitian ini kita bisa mendapat insight baru mengenai pentingnya menjaga pola makan yang bervariasi demi kesehatan tubuh kita," jelas Revata Utama, co-founder dan CTO Nusantics, pada siaran pers yang diterima merahputih.com.
Baca Juga:
Mengenal Operasi Hybrid, Tindakan Pengobatan untuk Kesehatan Jantung

Hasil penelitian menunjukan bahwa, kelompok orang yang menerapkan pola makan bervariasi, baik dari sumber nabati dan hewani dengan durasi minimal 6 bulan, memiliki kondisi kulit yang lebih tangguh terhadap serangan penyakit.
Sedangkan sisanya, yaitu yang mengonsumsi variasi makanan nabati kurang dari 8 jenis per hari, cenderung rentan terhadap gangguan imunitas dan penyakit kulit seperti jerawat, mudah iritasi dan kemerahan.
Dari hasil penelitian tersebut kita pun bisa melihat fakta, bahwa makanan yang kita konsumsi sangat mempengaruhi kondisi microbiome usus, kesehatan secara umum dan imunitas kulit.
Nusantics percaya bahwa, kondisi microbiome dapat tetap terjaga apabila kita dapat mengubah pola makan menjadi lebih bervariasi dengan memperbanyak konsumsi dari sumber nabati seperti gado-gado, pecel, rujak, urap dan sejenisnya.
Baca Juga:

Sumber makanan nabati dengan berbagai olahan yang lezat dan kekinian juga sudah dapat ditemukan di pasaran, salah satunya Burgreens yang menjadi pioner dalam industri plant-based food chain.
Sedikit informasi, microbiome merupakan kumpulan mikro-organisme yang terdiri dari bakteri, jamur, virus dan arkea yang hidup di tanah, air, udara, serta pada lebih dari 50% tubuh manusia.
Microbiome yang hidup pada organ dan kulit manusia, sedikit banyak menunjukan kesehatan dan imunitas kulit. Karena itu, penting untuk mengetahui sejauh mana gaya hidup dan pola makan mempengaruhi keseimbangan dan keberagaman mereka.
Untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi microbiome kulit seperti dalam penelitian tersebut, Nusantics menyediakan layanan Biome Scan, yaitu analisa profil microbiome kulit pertama di Indonesia. Layanan analisa profil microbiome tersebut bisa didapatkan di Nusantics Hub, Senopati Jakarta. (Ryn)
Baca Juga:
Grid 3D Mapping System, Tindakan Canggih untuk Atasi Gangguan Jantung Aritmia
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa
