Kenali Gejala COVID-19 pada Bayi dan Anak-Anak


Penanganan pada anak COVID-19 (Sumber: Pexels)
COVID-19 tidak pandang bulu. Tua muda dilibasnya. Jika sebelumnya para ahli meyakini bayi dan anak-anak tidak mudah terpapar virus corona, kini bayi dan anak-anak banyak yang terpapar COVID-19. Apakah gejala COVID-19 anak-anak dan dewasa berbeda? Lalu bagaimana sih penanganannya?
Menurut dr Amadeo Drian Basfiansa, dikutip Alodokter, secara umum gejala yang timbul pada bayi dan anak-anak sama dengan orang dewasa. Gejalanya berupa demam, batuk, pilek sesak napas, diare, atau bahkan tidak menampakkan gejala sama sekali atau orang tanpa gejala (OTG). "Hanya saja pada bayi ada gejala tambahan berupa rewel, tidak aktif atau tampak lemas karena mereka belum bisa menggambarkan perasaan tidak nyaman yang dirasakan," tuturnya.
BACA JUGA:
Untuk lebih memperjelas perlu dilakukan pemeriksaan antigen atau swab PCR untuk mengonfirmasi diagnosis. Kendati demikian, pemeriksaan pada bayi atau anak-anak hanya dilakukan jika orangtua atau wali yang merawatnya langsung sudah terkonfirmasi COVID-19.

Meskipun gejala pada bayi dan anak-anak nyaris serupa dengan gejala yang timbul pada orang tua, penanganannya ada sedikit perbedaan. Perbedaan paling jelas terletak pada pemeriksaan dan pemberian obat. "Penanganan pada anak secara umum melibatkan banyak faktor. Bahkan dua anak dengan usia yang sama saja membutuhkan dosis yang berbeda jika berat badannya berbeda," urainya. Selain dosis, reaksi tubuh si kecil terhadap jenis obat-obatan tertentu juga harus diperhatikan. Misalnya, saat diberikan jenis obat tertentu si kecil jadi diare, muntah-muntah, atau muncul ruam merah di kulit. Dirinya menyarankan para orang tua untuk lebih dahulu menghubungi dokter anak untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Namun jika situasi belum memungkinkan dan orang tua khawatir membawa anaknya ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, ada penanganan awal yang bisa dilakukan di rumah. Bila keluhan awalnya adalah demam, orang tua bisa mengompres dahi si kecil dengan kompres hangat. "Boleh juga memberikan obat terakit gejala namun tetap memperhatikan dosis anjuran yang ada di kemasan," jelasnya. Selain itu, penting nutrisi si kecil tetap terjaga. Jika si kecil masih ASI eksklusif berikan ASI sesering mungkin atau berikan MPASI sesuai takaran. Selain itu pastikan kondisi dan kesehatan si kecil dengan tidak menunda pemeriksaan ke dokter anak.(avia)
Bagikan
Berita Terkait
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak

Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian

DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Datangi Polda Metro, KPAI Kawal Ratusan Anak yang Ditangkap Saat Demo 25 Agustus
